4. Metode Pembelajaran Karyawisata
Menurut Moeslichatoen, karyawisata merupakan salah satu metode melaksanakan kegiatan pengajaran anak-anak dengan cara mengamati dunia sesuai dengan kenyataan yang ada secara langsung yang meliputi manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan,dan benda-benda lainnya. Anak-anak mendapatkan kesempatan untuk mengamati tingkah laku binatang yang ada di situ. Dengan mengamati lebih lanjut binatang yang menarik perhatiannya. Pernyataan tersebut juga ditambahi Mursid, karyawisata kaya akan nilai-nilai pendidikan karena juga dapat meningkatkan pengembangan kemampuan social, sikap, dan nilai-nilai kemasyarakatan pada anak. Sesuai dengan kemungkinan manfaat yang diperoleh oleh anak melalui karyawisata maka tujuannya dapat diarahkan pada pengembangan aspek perkembangan anak yang sesuai.
 5. Metode bercakap-cakap
Moeslichatoen menyatakan bahwa bercakap-cakap berarti saling mengkomunikasikan pikiran dan perasaan secara verbal atau mewujudkan kemampuan bahasa reseptif dan bahasa ekspresif. Bercakapcakap dapat pula diartikan sebagai dialog atau sebagai perwujudan reseptif dan bahasa ekspresif dalam suatu situasi. Sedangkan tujuan metode ini adalah dapat diarahkan pada pengembangan aspek perkembangan anak yang sesuai dengan kegiatan ini antara lain adalah pengembangan aspek-aspek kognitif, bahasa, social, emosional, dan konsep diri.
 6. Metode Demonstrasi
Menurut pernyataan Mursid, Demonstrasi berarti menunjukkan, mengerjakan, dan menjelaskan. Jadi dalam demonstrasi ditunjukkan dan dijelaskan cara-cara mengerjakan sesuatu. Melalui demonstrasi diharapkan anak dapat mengenal langkah-langkah pelaksanaan suatu kegiatan. Tujuan dari metode ini adalah peniruan terhadap model yang dapat dilakukan, agar anak dapat meniru contoh perbuatan yang didemonstrasikan oleh guru.
 7. Metode Proyek
Metode proyek merupakan metode pembelajaran yang dilakukan anak untuk melakukan pendalaman tentang satu topik pembelajaran yang diminati satu atau beberapa anak. Selain itu metode proyek juga merupakan salah satu pemberian pengalaman belajar dengan menghadapkan anak pada persoalan sehari-hari yang harus dikerjakan secara berkelompok. Berkenan dengan hal itu Piaget dalam Mursid mengatakan bahwa kita tidak dapat megerjakan tentang suatu konsep kepada anak secara verbal, namun kita dapat mengerjakannya jika mengguanakan metode yanag didasarkan pada aktivitas anak. Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati juga menyatakan metode proyek dapat memberikan kesempatan kepada anak untuk mengekspresikan pola berpikir, keterampilan dan kemampuannya untuk memaksimalkan sejumlah permasalahan yang mereka hadapi sehingga memiliki peluang untuk teris berkreasi dan mengembanagkan diri seoptimal mungkin.
 8. Metode Pemberian Tugas
Menurut Moeslichatoen, metode pemberian tugas merupakan tugas atau pekerjaan yang sengaja diberikan kepada anak yang harus dilaksanakan dengan baik. Tugas diberikan diberikan kepada anak untuk memebri kesempatan mereka menyelesaikan tugas yang didasarkan pada petunjuk langsung dari guru, yang dipersiapkan sehingga anak dapat menjalani secara nyata dan melakukan dari awal sampai tuntas. Tugas yang diberikan kepada anak secara perseorangan atau kelompok. Kemampuan berpikir itu meliputi kemampuan yang paling sederhana sampai pada kemampuan yang kompleks, yakni dari kemampuan mengingat sampai dengan kemampuan memecahkan masalah.
9. Metode bermain sambil belajar secara terpusat (Beyond Centre and Circle Time).
Dalam metode ini anak dibagi dalam kelompok-kelompok kecil sesuai dengan umurnya. Setiap kelompok dibimbing oleh guru kelas. Perbandingan guru dengan murid proporsional antara 10--14 anak sehingga memungkinkan setiap siswa mendapatkan perhatian dan bimbingan yang memadai. Guru menjadi fasilitator dan mitra belajar yang baik sehingga setiap siswa belajar dari pengalaman dan bebas berkreasi sesuai dengan kemampuanya. Setiap hari anak belajar dalam sentra-sentra bermain, sehingga memungkinkan anak belajar dan berkreasi secara optimal. Sentra-sentra kegiatan tersebut menurut Siti Malaiha Dewi diantaranya: