Mohon tunggu...
Zidan AkmalIlyasa
Zidan AkmalIlyasa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Unindra

Seorang Mahasiswa di Universitas Indra Prasta PGRI yang ada di Condet

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Maphilindo: Konfederasi Antara 3 Negara

24 Mei 2024   19:50 Diperbarui: 13 Juni 2024   15:23 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(National Library Of Philippines)

Maphilindo atau Mafilindo adalah sebuah konfederasi non-Politik yang dibentuk di Asia Tenggara pada tahun 1963. konfederasi ini merupakan organisasi yang beranggotakan Malaysia, Filipina, dan Indonesia. federasi ini lahir pada saat ke-3 negara sedang mengalami konflik atau konfrontasi terkait wilayah perbatasan Malaysia yaitu Sabah. Dan saat federasi Malaysia secara resmi berdiri, hubungan ke-3 negara memanas. Filipina memutuskan semua hubungan diplomatis, sedangkan Indonesia dibawah presiden Soekarno dengan cepat melakukan konfrontasi lewat gerakan Ganyang Malaysia. 

Semua harapan akan bertahannya Maphilindo sirna, karena ke-3 negara memiliki urusan serta agenda masing-masing yang saling bertolak belakang. Lalu dari penjelasan singkat diatas bagaimana Maphilindo bisa Lahir? Lalu siapa pencetus konfederasi ini? dan apa tujuan sebenarnya konfederasi ini didirikan?

Sejarah Maphilindo.

Sebelum Maphilindo ada Organisasi lain di Asia Tenggara yang serupa dengan Maphilindo yaitu ASA (the Association of Southeast Asia) dimana pembentukan ASA ini sudah direncanakan semenjak tahun 1950, namun baru terealisasi di tahun 1961 lewat deklarasi Bangkok. ASA sendiri tetap ada namun mengalami kemacetan ketika Filipina dan Malaysia jatuh dalam konflik akan Sabah yang akan menjadi bagian dari Federasi Malaysia yang baru. Permasalahan ini  membuat hubungan ke-2 negara dalam keadaan tegang ditambah dengan ikut campurnya Indonesia karena presiden Soekarno tidak puas akan komisi cobbold.

Melihat kondisi ini presiden Filipina Diosdado Macapagal mengusulkan dibentuknya sebuah organisasi yang membahas masalah ini dengan semua negara yang terlibat yaitu Malaysia, Philipina, dan Indonesia. Karenanya diadakan sebuah konfrensi yang dihadiri oleh Presiden Soekarno dari Indonesia, Pm Malaysia Tengku Abdul Rahman, dan Presiden Filipina sendiri Diosdado Macapagal. Konferensi ini menghasilkan sebuah perjanjian yaitu Deklarasi Manila yang menjadi cikal bakal Maphilindo.

Pada sesaat Konfederasi ini hampir berjalan namun hal ini runtuh ketika ditanggal 16 september 1963 Malaysia dengan resmi mendirikan federasi Malaysia yang mencakup semenanjung Malaya, Singapura, Sabah dan Serawak. Baik Indonesia dan Filipina dengan cepat mengecam tindakan Malaysia, Filipina memutuskan semua hubungan diplomatis dengan Malaysia, sedangkan Indonesia dibawah Presiden Soekarno menggalangkan konfrontasi dengan Malaysia dengan geraka Ganyang Malaysia. Walau begitu organisasi ini tetap ada walau tidak ada kegiatan pasti. Dan pada saat ASEAN berdiri Malphilindo dianggap tidak memiliki tujuan yang pasti.

Pencetus Maphilindo.

Jika bertanya siapa yang mencetuskan Maphilindo maka harus dipahami 2 hal yaitu nama Maphilindo dan Konsep Maphilindo. Nama Malphilindo pertama kali dicetuskan oleh Presiden Soekarno pada tahun 1960-an, sedangkan konsep Malphilindo itu didasarkan oleh visi, dan mimpi dari José Rizal akan persatuan bangsa Melayu yang terpisah karena kolonialisasi. Mimpi dari José Rizal ini hampir tercapai lewat Malphilindo yang diusulkan oleh Presiden Filipina Diosdado Macapagal.

Tujuan Maphilindo.

Tujuan dari konfederasi Malphilindo adalah untuk menggalang semua rumpun dan bangsa melayu lewat kerja sama dibidang Politik, Ekonomi, Sosial, dan Budaya. Namun pembentukan konfederasi Maphilindo memiliki tujuan tersembunyi yaitu untuk memperlambat atau bahkan mencegah pembentukan Konfederasi Malaysia.

Sekian penjelasan akan Maphilindo. jika ada salah kata penulis meminta maaf sekian terima kasih.

sumber Rujukan dalam pembuatan Artikel ini adalah:

-Perkembangan Regionalisme di Asia Tenggara: Tinjauan Historis dan Teoritias hal 7-12.

-International Journal. Vol.19, No.2, (Spring 1964), pp. 157-171. / https://www.jstor.org/stable/40198963

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun