Mohon tunggu...
Zidan Muhfadhil
Zidan Muhfadhil Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

saya seorang mahasiswa yang rajin

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Relevansi sistem kepercayaan dalam Al Quran dengan tantangan zaman modern

7 Januari 2025   10:16 Diperbarui: 7 Januari 2025   10:35 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh : Zidan muhammad fadhil

Dalam perjalanan sejarah umat manusia, sistem kepercayaan telah memainkan peran yang sangat vital dalam membentuk pandangan hidup, moralitas, serta tatanan sosial masyarakat. Begitu juga dengan sistem kepercayaan yang terkandung dalam Al-Qur'an, yang berfungsi sebagai pedoman hidup bagi umat Islam. Namun, dengan kemajuan zaman dan kompleksitas permasalahan yang muncul, sering kali muncul pertanyaan: Sejauh mana sistem kepercayaan yang terkandung dalam Al-Qur'an masih relevan dalam menghadapi tantangan zaman modern ini?

Al-Qur'an, sebagai wahyu terakhir yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, mengandung ajaran-ajaran universal yang tidak hanya relevan pada zamannya, tetapi juga bagi umat manusia di setiap era, termasuk era modern ini. Di balik banyaknya hukum dan aturan yang ada, terdapat prinsip-prinsip dasar yang bersifat fleksibel dan adaptif, yang dapat menjadi solusi bagi berbagai persoalan kontemporer, asalkan dipahami dengan konteks yang tepat.

1. Sistem Kepercayaan yang Mendasar: Tauhid dan Keadilan

Salah satu aspek mendasar dari sistem kepercayaan dalam Al-Qur'an adalah tauhid, yaitu keyakinan akan adanya Tuhan yang Maha Esa. Dalam dunia yang semakin terpecah oleh sekularisme, pluralisme, dan materialisme, prinsip tauhid ini mengingatkan umat manusia akan pentingnya kesatuan dan tujuan hidup yang lebih tinggi daripada sekadar kehidupan duniawi. Di tengah kegelisahan zaman yang sering kali menghadirkan ketidakpastian dan kehilangan arah, keyakinan kepada Tuhan yang Maha Esa memberi ketenangan dan landasan spiritual yang kokoh.

Selain itu, konsep keadilan (al-'Adl) yang terdapat dalam Al-Qur'an juga sangat relevan dengan tantangan zaman modern, di mana ketidakadilan sosial, ekonomi, dan politik sering kali menjadi isu utama. Al-Qur'an dengan tegas menyebutkan bahwa keadilan adalah salah satu prinsip dasar yang harus ditegakkan dalam seluruh aspek kehidupan manusia. Dalam surat Al-Ma'idah (5:8), Allah berfirman, "Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu menjadi orang yang benar-benar menegakkan keadilan." Dalam dunia modern yang diwarnai dengan ketimpangan kekuasaan dan ketidakadilan sosial, prinsip ini tetap menjadi landasan untuk menciptakan masyarakat yang adil dan beradab.

2. Etika Sosial dan Tanggung Jawab Kolektif

Sistem kepercayaan dalam Al-Qur'an tidak hanya menekankan hubungan individu dengan Tuhan, tetapi juga menegaskan pentingnya hubungan sosial antar manusia. Dalam dunia yang semakin terhubung dan global, dengan banyaknya tantangan sosial seperti kesenjangan ekonomi, diskriminasi rasial, dan pemanasan global, nilai-nilai sosial dalam Al-Qur'an tetap relevan untuk diterapkan.

Al-Qur'an mengajarkan bahwa setiap individu memiliki tanggung jawab terhadap kesejahteraan umat manusia. Dalam surat Al-Baqarah (2:177), Allah berfirman, "Bukanlah kebaikan itu hanya menghadap ke timur dan ke barat, tetapi kebaikan itu adalah barang siapa yang beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat, kitab-kitab-Nya, dan para nabi, serta memberi hartanya..." Hal ini menekankan pentingnya sikap peduli terhadap sesama, memberi, berbagi, dan bekerja sama untuk menciptakan kebaikan bagi umat manusia.

3. Toleransi dan Pluralisme dalam Masyarakat Modern

Salah satu tantangan terbesar dalam masyarakat modern adalah keragaman dan pluralitas. Al-Qur'an dengan jelas mengajarkan bahwa perbedaan dalam agama, suku, dan ras adalah bagian dari takdir Ilahi yang harus dihargai. Dalam surat Al-Hujurat (49:13), Allah berfirman, "Wahai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku, agar kamu saling mengenal." Hal ini menunjukkan bahwa perbedaan bukanlah sesuatu yang harus dipertentangkan, melainkan kesempatan untuk saling memahami dan bekerja sama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun