Dalam mencapai keberlanjutan lingkungan, perlu memahami bahwa transisi energi bukan hanya tanggung jawab individu tetapi juga bagaimana kekuasaan negara bekerja untuk mendukungnya. Kapitalisme dalam ekstraktivisme sering kali bersifat predatoris dan akut, mengabaikan lingkungan sebagai entitas yang harus dijaga demi kelangsungan hidup manusia di masa depan. Oleh karena itu, kebijakan negara harus menjadi tumpuan utama dalam mempercepat proses transisi menuju energi baru dan terbarukan.
Aksi Pemuda untuk Mewujudkan Keberlanjutan Lingkungan
Sebagai pemuda yang mewakili kelas pekerja, kita harus memahami bahwa logika modal terus menjadi pendorong produksi industri ekstraktif dan kebijakan yang merugikan manusia dan lingkungan. Aksi pemuda, khususnya melalui partisipasi dalam pemilihan umum, adalah langkah konkret untuk memasuki ruang kekuasaan dan pengambilan keputusan negara. Partai Buruh menjadi medium bagi pemuda untuk memperjuangkan perhatian terhadap keberlanjutan lingkungan sebagai program prioritas.
Dalam praktiknya, pemuda harus masuk dan mengintervensi kebijakan-kebijakan yang merugikan lingkungan melalui proses pemilu. Ruang pemilu menjadi alat untuk menentukan nasib setiap lima tahun sekali, dan pemuda harus aktif dalam mengadvokasi kebijakan yang mendukung keberlanjutan. Partai Buruh menjadi perwakilan ideal untuk mewujudkan agenda ini, di mana keberlanjutan lingkungan menjadi salah satu fokus utama yang diperjuangkan dalam praktik politiknya.
Dalam mengakhiri sesat nalar transisi energi yang merugikan, langkah-langkah konkret melalui kebijakan negara dan perjuangan parlementariat menjadi kunci. Pemuda, terutama yang tergabung dalam Partai Buruh, memiliki peran vital dalam menjaga keberlanjutan lingkungan sebagai bagian tak terpisahkan dari perjuangan kelas pekerja untuk kesejahteraan bersama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H