Mohon tunggu...
Dan
Dan Mohon Tunggu... Lainnya - -

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Sosial Media terhadap yang Dapat Menurunkan Nilai Pancasila serta Peran Algoritma Kebangsaan

14 November 2024   21:33 Diperbarui: 15 November 2024   13:36 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Apa itu Sosial media?

Sosial media dapat dijadikan sarana komunikasi yang memungkinkan bagi penggunanya berkomunikasi tanpa ada batasan. Dengan kemajuan teknologi, sosial media berkembang menjadi serbaguna, baik sebagai media hiburan maupun untuk belanja., yang disebabkan oleh penggunaan sosial media. Hal ini dikhawatirkan dapat menurunkan nilai-nilai Pancasila.

Dampak pada Nasionalisme

Penurunan nasionalisme terjadi karena pengaruh sosial media yang sering memuat kebudayaan luar. Seiring waktu, hal ini dapat menurunkan rasa nasionalisme kita karena terlalu sering terpapar pada budaya asing. Mengutip dari perkataan Parlindungan Harahap, seorang pemerhati sosial dari Kota Sibolga, saat dialog Opini Publik Pro 1 pada Rabu (14/8/2024), menyoroti fenomena ini sebagai tantangan serius yang harus segera diatasi. Ia menyatakan, "Kita sedang menyaksikan generasi muda yang lebih tertarik pada budaya populer global dan kurang menghargai nilai-nilai luhur yang telah diwariskan oleh para pendiri bangsa. "Padahal, rasa nasionalisme itu merupakan fondasi dari identitas kita sebagai bangsa dan warga negara Indonesia. Tanpa itu, generasi penerus akan kehilangan arah dan mudah terpengaruh oleh budaya asing."

Berdasarkan hasil survei di Populix, 65% masyarakat Indonesia merasakan adanya penurunan semangat nasionalisme, terutama di kalangan generasi muda. Hal ini juga diakui oleh mayoritas generasi Z. Oleh karena itu, peran keluarga dan lembaga pendidikan sangat penting dalam membangkitkan kembali semangat nasionalisme di kalangan pemuda. "Orang tua dan guru harus lebih aktif memperkenalkan sejarah perjuangan bangsa dan menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, pemanfaatan teknologi digital juga harus diarahkan untuk memperkuat identitas nasional, bukan justru melemahkannya," kata Parlindungan.

Dampak pada Keadilan 

Di zaman sekarang informasi dapat didapatkan dengan mudah melewati sosial media sehingga memudahkan pengguna untuk menyampaikan pendapat atau komentar atau suatu isu yang menjadi sorotan public. Sehingga muncul nya istilah yaitu "No viral no justice". Seolah -olah kalau Masyarakat ingin mencari keadilan, masalahnya harus diviralkan dulu, agar mendapat tanggapan dari aparat hukum. Tentu hal itu tidak hanya ditujukan kepada aparat hukum saja, Tetapi juga para pejabat publik, contoh nya berita jalan rusak yang viral di Rumbia, Lampung Tengah, Yang akhirnya pemerintah pusat mengambil alih pembangunannya. Namun karena kemudahan dalam berpendapat sehingga banyak orang yang berkomentar tanpa perlu memikirkan terhadap konsekuensinya dari komentar yang dilakukan nya.

Dalam data yang termuat di website Universitas Insan Cita Indonesia Jakarta menunjukkan, jumlah pengguna sosial media media di Indonesia per Januari 2023 mencapai 167 juta orang. Jumlah itu setara 78 persen dari jumlah total pengguna internet di Indonesia yang mencapai 212,9juta.

Berdasarkan data yang di atas karena kemudahan dalam mengakses informasi maka terjadinya beberapa masalah seperti: 

  • Penyebaran Informasi yang Tidak Akurat 

Sosial media sering kali menjadi sarana untuk menyebarkan inforamasi hoaks atau tidak akurat, yang dapat mengarah pada kesalahpahaman dan penilaian yang keliru terhadap isu, yang dapat merusak proses pencarian keadilan.

  • Viralitas sebagai Ukuran Keadilan 

Fenomena "No viral, no justice" membuat kondisi di mana keadilan hanya dapat terselesaikan jika masalah tersebut viral, sehingga isu-isu yang tidak mendapat perhatian Masyarakat sering  kali terabaikan, meskipun mungkin isu-isu lain lebih penting.

  • Penyebaran Informasi yang Tidak Akurat                                                                                                                                                                              

Sosial media seringkali menjadi sarana untuk menyebarkan informasi hoax atau tidak akurat, yang dapat mengarah pada kesalahpahaman dan penilaian yang keliru terhadap isu, yang dapat merusak proses pencarian keadilan.

  • Polarisasi Masyarakat                                                                                                                                                                                                                         

Sosial media dapat membuat perpecahan di masyarakat, saat orang-orang mempunyai pendapat yang berbeda dapat menjadi sumber konflik. Akibatnya tercipta ketegangan dan menghalangi dialog konstruktif yang diperlukan untuk mencapai keadilan.

  • Stigma dan Penilaian Publik                                                                                                                                                                                                     Ketika suatu masalah keadilan menjadi viral, sering kali muncul stigama atau penilaian negative terhadap individua tau kelompok yang terlibat, tanpa memikirkan kehidupan mereka yang dapat merugikan reputasi dan kehidupan mereka.

Bagaimana Peran Algoritma kebangsaan untuk memperkuat nasionalisme dan keadilan?

Algoritma kebangsaan dapat berfungsi sebagai solusi yang efektif untuk memperkuat nasionalisme dan keadilan di era digital saat ini. Dengan memanfaatkan algoritma yang dirancang untuk mempromosikan nilai-nilai kebangsaan. Misalnya, kita dapat membuat postingan, video, atau iklan yang tidak hanya menarik perhatian, tetapi juga menanamkan rasa cinta tanah air dan kebanggaan terhadap budaya serta sejarah bangsa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun