Semarang rasanya tidak lengkap jika tidak berkunjung ke Little Netherlandnya Kota Semarang atau yang biasa disebut Kota Lama Semarang. Memiliki julukan Little Netherland karena di kawasan Kota Lama Semarang ini banyak berdiri bangunan dengan gaya Eropa kuno. Tempat ini memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan sebagai destinasi wisata favorit Kota Semarang. Letaknya yang strategis dan berada di tengah kota memudahkan orang menjangkau kawasan ini. Jika Anda berwisata ke Kota Semarang, jangan lewatkan untuk mengunjungi Kota Lama Semarang. Kota Lama Semarang merupakan sebuah kawasan cagar budaya di mana terdapat gedung-gedung tua dan bersejarah peninggalan Hindia Belanda yang berusia ratusan tahun. Pada masa itu, kawasan ini merupakan pusat pemerintahan. Arsitektur gedung-gedungnya bergaya khas Eropa kuno. Kawasan Kota Lama Semarang ini berbentuk sebuah blok kawasan yang terletak di tepi Sungai Mberok. Secara administratif Kota Lama Semarang ini terletak di wilayah Tanjung Emas, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang, Jawa Tengah.
Berlibur ke KotaAda beberapa pilihan spot yang menarik dan biasa dikunjungi oleh wisatawan, antara lain Gereja Blenduk, Taman Srigunting, Gedung Asuransi Jiwasraya, Gedung Bank Mandiri Mpu Tantular, Rumah Akar samping, Gedung Jiwasraya, Gedung Oudetrap, Semarang Art Gallery, De Spiegel, Marba, Pasar Antik dan masih banyak lagi bangunan serta spot unik lainnya. Keindahan bangunan-bangunan tadi akan mengeluarkan suasana yang beda pada waktu malam hari. Di malam hari kawasan Kota Lama Semarang dihiasi oleh lampu-lampu cantik yang membuat setiap sudut Kota Lama Semarang serasa hangat,syahdu, dan estetik.
Sejarah Kota Lama Semarang
Diawali dari penandatangan perjanjian antara Kerajaan Mataram dan VOC pada 15 Januari 1678. Waktu itu Amangkurat II menyerahkan Semarang kepada pihak VOC sebagai pembayaran karena VOC telah berhasil membantu Mataram menumpas pemberontakan Trunojoyo. Setelah Semarang berada di bawah kekuasaan penuh VOC, kota itu pun mulai dibangun. Sebuah benteng bernama Vijfhoek yang digunakan sebagai tempat tinggal warga Belanda dan pusat militer mulai dibangun. Berjalannya waktu benteng tersebut tidak mencukupi, sehingga warga mulai membangun rumah di luar sebelah timur benteng. Tak hanya rumah-rumah warga, gedung pemerintahan dan perkantoran juga didirikan. Pada tahun 1740-1743 terjadilah peristiwa Geger Pacinan, perlawanan terbesar pada kurun waktu kekuasaan VOC di Pulau Jawa. Setelah perlawanan tersebut berakhir dibangunlah fortifikasi mengelilingi kawasan Kota Lama Semarang. Setelahnya karena dianggap tidak sesuai dengan perkembangan kota yang makin pesat, fortifikasi ini dibongkar pada tahun 1824. Untuk mengenang keberadaan banteng yang mengelilingi kota lama, maka jalan-jalan yang ada diberi nama seperti Noorderwalstaat (Jalan Tembok Utara-Sekarang Jalan Merak), Oosterwalstraat (Jalan Tembok Timur - Sekarang Jalan Cendrawasih), Zuiderwalstraat (Jalan Tembok Selatan-Sekarang Jalan Kepodang) dan juga Westerwaalstraat (Jalan Tembok Barat-Sekarang Jalan Mpu Tantular). Kawasan Kota Lama Semarang mendapat julukan sebagai Little Netherland.
Lokasinya yang dikelilingi kanal-kanal dengan bangunan bergaya Eropa menjadikan kawasan ini mirip sebuah kota seperti yang berada di Belanda. Pusat dari Kawasan Kota Lama berada di Taman Srigunting, sebuah taman yang terletak di jantung Kawasan Kota Lama Semarang. Dimasa lalu taman ini adalah sebuah lapangan bernama parade plein, besar kemungkinan karena sering kali digunakan untuk parade militer karena tak jauh dari sana terdapat sebuah barak militer. Sebelum menjadi lapangan, taman ini memiliki fungsi sebagai kerkhof atau pemakaman warga Eropa, sebelum pada awal abad 19 kerkhof dipindah ke daerah Pengapon. Disekeliling taman Srigunting terdapat bangunan-bangunan dengan nilai arsitektur dan sejarah yang tinggi seperti Gereja Blenduk, Gedung Marba, dan Gedung Jiwasraya. Kota Lama ini sudah ramai dari abad ke-17. Saat itu, kawasan ini merupakan salah satu pusat perdagangan di Indonesia. Di abad ke-18 hingga abad ke-19, banyak pedagang Cina dan Arab yang memenuhi kawasan ini. Kota Lama Semarang menjadi sebuah saksi sejarah akan peradaban yang terjadi beberapa waktu silam. Bahkan kawasan Kota Lama Semarang menjadi salah satu pusat perdagangan di Indonesia.
Kawasan Kota Lama Semarang sering dimanfaatkan para pecinta fotografi untuk mengambil beberapa gambar dengan gaya vintage. Kota Lama Semarang merupakan citra visual yang menyajikan kemegahan arsitektur Eropa di masa lalu. Banyak berdiri Bagunan-bangunan kuno estetik dan megah peninggalan Kolonial Belanda. Satu bangunan yang paling populer dan wajib dikunjungi saat mengunjungi Kota Lama Semarang yaitu Gereja Blenduk yang sudah berusia lebih dari 2,5 abad. Gereja yang memiliki nama asli Nederlandsch Indische Kerk ini masih digunakan sebagai tempat ibadah hingga kini menjadi Landmark Kota Semarang. Awal mula muncul istilah Gereja Blenduk karena masyarakat pribumi yang kesulitan mengucapkan nama dalam bahasa Belanda pun akhirnya menyebutnya blenduk karena memiliki atap berbentuk kubah berwarna merah bata yang terbuat dari perunggu serta dua menara kembar di depannya. Perubahan nama juga terjadi pada Jembatan Mberok yang dulu menjadi pintu gerbang menuju Kota Lama. Kata Burg yang berarti jembatan dilafalkan menjadi Mberok dan nama itu terus dipakai hingga kini.
Kota Lama Semarang ini bukan hanya sebagai tempat bersejarah, namun juga menjadi daya tarik tersendiri bagi orang yang berkunjung ke Kota Semarang. Melihat potensi tersebut, dikutip dari (katadata.co.id) akhirnya pemerintah daerah setempat melakukan revitalisasi Kota Lama Semarang. Pada 8 November 2012, tepat pada Hari Tata Ruang Dunia, ditanda tanganilah Piagam Komitemen Kota Pustaka yang menjadi cikal bakal revitalisasi. Hingga kemudian dibentuk Badan Pengelola Kawasan Kota Lama dengan tujuan agar revitalisasi bisa segera terwujud. Pada 2013, Taman Garuda dan Taman Sri Gunting mulai dibenari. Kemudian 2014, Pemda Semarang berhasil membeli rumah tua bekas Oudetrap. Revitalisasi berjalan cukup masif, hingga pada September 2019, Kota Lama Semarang mulai menarik dikunjungi wisatawan. Saat ini gedung-gedung sudah diperbaiki, disediakan juga jalur khusus untuk tuna netra. Ada juga traffic cones dan lampu penerangan yang membuat area ini menjadi semakin hidup dan indah. Saat ini anda bisa melihat wajah baru dari Kota Lama Semarang dan tempat tersebut semakin menarik untuk dikunjungi. Untuk fasilitas publik di kawasan Kota Lama Semarang sendiri terbilang lengkap dan baik. Mulai dari mushola, jalan, toilet, sampai tempat sampah tersedia dalam jumlah yang memadai dan kondisi yang baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H