Mohon tunggu...
Zidan Alrahdi
Zidan Alrahdi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sastra Indonesia dan pekerja.

saya merupakan seorang petualang, saya aktif di salah satu Mahasiswa Pecinta Alam di suatu perguruan tinggi di Tangerang Selatan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Nilai-nilai Sosiologi pada Novel Kami (Bukan) Jongos Berdasi karya J.S. Khairen

13 Desember 2023   00:02 Diperbarui: 13 Desember 2023   00:06 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Shalmy Nurma M

Karya sastra adalah sebuah seni berbahasa dengan tulisan atau lisan sebagai media seperti Novel, puisi, cerpen, pantun hingga hikayat. Karya sastra bisa dikarang karena penutur atau pengarangnya menggunakan emosi, imajinasi dan kreatifitas serta Pengalaman pengarang karya sastra di masyarakat, entah itu pengalaman pribadi, kerabat atau keluarganya. Dalam artian karya sastra secara langsung maupun tidak langsung dipengaruhi oleh pengalaman pengarang dari lingkungan sekitarnya. 

Sastrawan atau pengarang juga adalah anggota dari masyarakat, ia tidak akan lepas dari kemasyarakatan dan kebudayaan yang berpengaruh pada proses menciptakan sebuah karya sastra. Seperti pendapat Pandopo bahwa "Karya sastra lahir di tengah-tengah masyarakat sebagai hasil imajinasi pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang ada disekitarnya." Jadi sebuah karya sastra tidak tercipta tanpa sosial dan kebudayaan, sebab karya sastra digunakan pengarang untuk menuangkan segala persoalan kehidupan manusia di dalam sosial atau masyarakat. 

Salah satu bentu karya sastra adalah novel, Novel merupakan bentuk karya sastra paling populer di dunia. Bentuk karya sastra ini paling sering beredar, lantaran daya komunikasinya yang luas pada masyarakat. Dalam Ensiklopedia Sastra Indonesia (2003:546).

Kali ini saya akan membahas nilai-nilai Sosiologi pada Novel Kami (Bukan) Jongos Berdasi karya J.S. Khairen yang sebelumnya telah menciptakan novel Kami (Bukan) Sarjana Kertas yang sangat populer. Novel Kami (Bukan) Jongos Berdasi ini menggunakan bahasa yang sangat ringan untuk dibaca para remaja karena novel ini menggunakan bahasa yang sering digunakan kaum muda dan tidak kaku, novel ini juga mempunyai pesan-pesan yang sangat cocok untuk para remaja yang sedang mencari mengalami kebimbangan di masa remaja. Novel ini memiliki 414 halaman dan pertama kali dicetak pada tahun 2019 oleh penerbit Bukune.

Novel Kami (Bukan) Jongos Berdasi karya J.S. Khairen ini menceritakan tentang perjalanan hidup para alumni kampus UDEL yaitu Arko, Gala, Ranjau/Randi, Sania, Juwita, Ogi, Lira dan Cath yang mempunyai masalah masing-masing setelah keluar dari lingkungan kampus UDEL. Dari masalah-masalah yang dihadapi mereka menjadi keunggulan dari cerita pada novel ini, ada beberapa aspek yang patut digaris bawahi dan dipelajari oleh kita dalam kehidupan sehari-hari. Dari mulai aspek sosial, mental, persahabatan, keluarga hingga kenyataan di dunia kerja.

Meski novel ini ada beberapa salah ketik atau typo akan tetapi tidak mempengaruhi pesan yang disampaikan J.S. Khairen. 

Untuk lebih jelasnya, akan saya bahas nilai-nilai sosial yang ada pada novel ini untuk menjadikan pembelajaran.

Sebelum kita membahas nilai - nilai Sosiologis pada novel Kami (Bukan) Jongos Berdasi ini alangkah baiknya kita mengenal dulu apa itu Sosiologi Sastra. 

Apa itu Sosiologi Sastra?

Sosiologi sastra adalah pendekatan karya sasatra yang mengkaji hubugan sasatra dengan masyarakat sebagai pembaca dan pencipta karya sastra. Dasar pendekatan sosiologi yang menghubungkan karya sastra dengan masyarakat disebabkan oleh : (1) Karya sastra dihasilkan oleh pengarang, (2) Pengarang itu adalah masyarakat, (3) Pengarang memanfaatkan keanekaragaman dalam masyarakat, (4) Hasil karya sastra dimanfaatkan oleh masyarakat.

Menurut Sapardi Djoko Damono dalam buku Sosiologi Sastra (2020:5) mengatakan bahwa pendekatan terhadap sastra dengan mempertimbangkan segi-segi kemasyarakatan ini oleh beberapa penulis disebut sebagai sosiologi sastra. 

Terlebih lagi Rene Wellek dan Austin Warren (1993:111) membagi telaah sosiologi sastra menjadi tiga klasifikasi, yaitu : 

  • Sosiologi pengarang, profesi, dan intuisi sastra. masalah yang berkaitan di sini adalah dasar ekonomi produksi sastra, latar belakang status sosial,dan ideologi pengarang yang terlibat dari berbagai kegiatan pengarang diluar karya sastra. 
  • Sosiologi karya sastra yang mempermasalahkan karya sastra itu sendiri dan yang berkaitan dengan masalah sosial yang menjadi pokok penelaahanya atau apa yang tersirat didalam karya sastra serta tujuanya.
  • Sosiologi pembaca dan dampak sosial karya sastra. Pengarang dipengaruhi dan mempengaruhi masyarakat, sebab seni tidak hanya meniru kehidupan tapi juga membentuknya.

Dilanjut lagi oleh yang dikatakan Zubaedi dalam Purwanti (2016:47) yang menyebutkan bahwa nilai sosial terdiri dari beberapa sub nilai, diantaranya : 

  • Kasih sayang (Loves), yang terdiri atas Pengabdian, Tolong-menolong, Kekeluargaan, Kesetian dan Kepedulian.
  • Tanggung Jawab (Responsibility), yang terdiri atas Nilai rasa memiliki dan Empati.
  • Keserasian hidup (Live Harmony), yang terdiri atas Toleransi, Kerjasama, dan Musyawarah.

Nah. Setelah dijelaskan apa itu Sosiologi sastra sudah dapat dipahami sekarang kita lanjut menjabarkan nilai-nilai sosial  pada Novel Kami (Bukan) Jongos Berdasi karya J.S. Khairen yang ditemukan adalah Nilai Kasih sayang, Tanggung jawab, dan Keserasian Hidup. Mari kita simak Bersama. 

  •  Kasih Sayang (Kepedulian).

 Kasih sayang adalah suatu perasaan cinta dan kepedulian terhadap sesama manusia. Kasih sayang memiliki makna yang sangan luas seperti kasih sayang orang tua kepada anak, kasih sayang kepada bumi, kasih sayang kepada kekasih bahkan kepada orang-orang yang tidak dikenal. Contoh kasih sayang yang ada pada novel dalam bentuk kepedulian ini bisa dilihat dari kutipan berikut ini :

 "Membangun perpustakaan dan menyediakan buku-buku untuk sekolah dasar di desa terakhir sebelum pendakian. Gala bisa menyalurkan kemampuanya dalam bidang arsitektur, dengan membuatkan perpustakaan" J.S. Khairen dalam Kami (Bukan) Jongos Berdasi (2019:21). 

Membangu perpustakaan di Sekolah Dasar pada pedesaan adalah salah satu bentuk kepedulian atas ketertinggalan di suatu tempat. yang dilakukan Gala adalah salah satu bentuk nilai Kasih Sayang yang diungkapkan dalam bentuk kepedulian. 

  • Tanggung Jawab (Empati).

Tanggung jawab adalah salah satu bentuk sikap kesanggupan untuk menetapkan sikap terhadap suatu perbuatan atau tugas yang diemban dan kesanggupan untuk memikul resiko dari suatu perbuatan yang dilakukan. Sedangkan Empati adalah kemampuan menempatkan sendiri diposisi orang lain dan merasakan apa yang dirasakan. Contoh Tanggung jawab dalam bentuk Empati dalam novel ini bisa dilihat dalam kutipan berikut : 

"Arko, kuliah lo beresin! Kalau ada yang mesti gue bantuin, sini. Skripsi? Apa masalahnya?" Randi jadi ingat ketika ia dulu skripsian dan laptopnya rusak, tak ada setitik pun niat Arko membantunya. J.S Khairen dalam Kami (Bukan) Jongos Berdasi (2019:191).

 Randi yang menunjukan rasa Empatinya kepada Arko karena ia merasakan apa yang dirasakan Arko pada saat ia menyusun Skripsi dikampusnya dan ingin membantu Arko dalam menyusun Skripsi. yang dilakukan Randi adalah salah satu Nilai Tanggung Jawab sebagai teman yang diungkapkan dalam bentuk Empati.

  • Keserasian Hidup (Kerjasama)

 Keserasian hidup adalah bentuk menyeseuaikan diri dalam kehidupan sosial sehingga tercipta suatu hubungan yang indah antar masyarakat. sedangkan Kerjasama adalah usaha dan upaya yang dibentuk dua orang atau lebih demi mencapai tujuan yang sama. Nilai keserasian Hidup dalam novel ini dalam bentuk Kerjasama ada pada kutipan berikut : 

"Jadi gimana? kita beneran mau jalan bikin wedding organizer nih?" Arko pada Juwisa. "Kayanya lumayan nih, orang di kota ini nikahnya tiap simpang" J.S. Khairen dalam novel Kami (Bukan) Jongos Berdasi (2019:173). 

Arko dan Juwisa untuk mencukupi biaya kehidupanya dengan Bekerjasama membentuk wedding organizer adalah salah satu bentuk keserasian hidup yang diungkapkan dalam bentuk Kerjasama. 

Itu adalah beberapa Nilai-nilai Sosiologi yang terdapat pada Novel Kami (Bukan) Jongos Berdasi karya J.S. Khairen yang dapat kita ambil. Masih banyak nilai-nilai sosiologi yang dapat diambil dari novel tersebut. Terimakasih telah membaca tulisan ini. Selanjutnya silahkan kalian membaca sendiri Novel Kami (Bukan) Jongos Berdasi karya J.S. Khairen untuk mengetahui alur cerita Sania, arko, juwisa dan kawan-kawan dalam menjalani hidup. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun