Tafsir Syarah atau Hadits telah banyak ditulis oleh para ulama dan dewasa ini muncul dalam bentuk kitab kitab atau kitab kitab dalam berbagai Bahasa. Pelopor pertama keilmuan hadits Riwayah adalah Muhammad bin Syihab Az-Zuhry yang wafat pada tahun 124 Hijriah.
Ilmu hadits Dirayah adalah ilmu yang membahas tentang seperangkat aturan atau teori tentang sanah hadits (mata rantai dalam narasi) berdasarkan penelitian sosio-historis oleh seorang ahli hadits. Seorang ahli hadits menjelaskan sebagaiguru dan murid bertemu atau tidak dan apakah masing masing guru dan murid memiliki kredibilitas dan daya ingat  yang kuat (adil dlabith) atau tidak. juga apakah pengajian sanad itu ada malamnya (bernilai negatif) atau tidak,
ketika guru dan murid benar benar bertemu haditsitu disebut . Jika tidak bertemu, sanah haditsnya disebut mursal, munqathi , mudlal atau perkiraan lainnya.
Ketika semua sanad muttashil adil dan sehat, para ahli hadits menyebut hadits shahih atau hadits hasan. Jika perawi tidak benar dan tidak dlabite, hadits disebut dlaif atau maudlu dll.
Ada perbedaan antara ilmu hadits riwayah dan ilmu hadits dirayah. Ilmu Hadits Riwayah mengelola teks hadis dengan merumuskan makna teks yang sesuai dengan perkembangan masyarakat. Teks Hadits sendiri dibentuk dan dilengkapi wafanya  dan ditulis oleh dan sebagainya.
Sedangkan untuk hadits dirayah itu sendiri mengelola teks hadis dari segi pembuatan formal hadis yang bekerja untuk memproduksi masal.
Ilmu Hadis Dirayah sejak pertengahan abad ketiga hijriyah sudah mulai dirintis oleh sebagian Muhadditsin dalam garis-garis besarnya saja, dan masih tersebar dalam beberapa kitab. Baru pada awal abad keempat, ilmu ini dibukukan dan dijadikan bidang keilmuan yang berdiri sendiri, sejajar dengan ilmu-ilmu yang lain.
Daftar Pustaka
M. Syuhudi Ismail .1991 Cara Praktis menjadi hadis. Jakarta: Bulan Bintang
Dr. Nawir Yuslem.2001 Ulumul Hadist. Jakarta: PT.Mutiara sumber Widya.
,Ajjaj Al-Khattab. 2007. Ushul Hadits.,Gayamedia pratama