Akan tetapi, terkadang sebaik-baiknya manusia pasti pernah menemukan kekeliruan dalam hidupnya, atau dalam Bahasa kerennya human error . tidak terkecuali seorang mahasiswa.
Di sisi lain, seorang Dedi Mulyadi, yang banyak kita tahu bahwa beliau adalah seorang anggota DPR RI yang kerap terjun kelapang, atau bersentuhan langsung dengan masyarakatnya. Hal tersebut bisa kita lihat di channel YouTubenya.Â
Dari pembacaan subjektif penulis terhadap tindakan-tindakan beliau, dapat disimpulkan bahwa apa yang beliau lakukan pada dasarnya merupakan sebuah upaya untuk memberikan contoh kepada masyarakat agar senantiasa berbuat baik kepada sesama, kepada alam atau lingkungan dan terlebih dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Â
Di lain sisi penulis juga melihat bahwa beliau juga secara tidak langsung berusaha menghilangkan stigma masyarakat terhadap anggota dewan yang kerapkali dianggap tidak merakyat atau bahkan sering dirasa jauh dari rakyatnya.
Antara KDM dan mahasiswa dalam video yang sedang viral tersebut dari keduanya memiliki segi kebenaran masing-masing. Di satu sisi mahasiswa yang dalam kehidupan kampusnya selalu digembleng dengan hal-hal yang berbau teoritis dan tidak jarang juga dalam dinamika organisasinya—seorang mahasiswa yang aktif di organisasi, dicekoki juga dengan hal-hal terkait administratif.Â
Sehingga secara sadar atau tidak paradigma berpikir dan bertindaknya dibentuk berdasarkan kebiasaannya. Bisa saja maksud mahasiswa tersebut justru merupakan bentuk dari sebuah nalar kritis dari hasil perjalanan intelektualnya dalam melihat kegagalan pemerintah daerah mengelola persoalan masyarakat di dalamnya.
Apa yang dilakukan KDM juga sebenarnya sesuatu hal yang sah-sah saja. Dalam artian setiap orang berhak untuk melakukan sesuatu hal yang bersifat membangun dan memberikan contoh. Terlebih beliau adalah seorang anggota dewan yang tentu dilihat oleh banyak masyarakat.Â
Dengan demikian, agaknya itu menjadi sesuatu hal yang baik. Apalagi melihat posisi beliau sebagai seorang public figure tentu secara otomatis segala hal yang dilakukannya akan dilihat bahkan sampai ditiru oleh khalayak.Â
Dari apa yang sudah penulis uraikan di atas, dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa dalam melihat peristiwa yang ramai akhir-akhir ini, antara Kang Dedi Mulyadi dan seorang Mahasiswa baiknya dilihat dari sudut pandang yang lebih moderat. Segala hal pasti ada baik dan buruknya, ada salah dan benarnya, itu kembali lagi bagaimana cara kita melihat suatu peristiwa dan fenomena yang terjadi.Â
Tetapi, meski demikian jangan lupa pula untuk selalu menarik hal-hal yang bermanfaat atau dalam bahasa lainnya adalah hikmah. Karena setiap fenomena pasti ada hikamhnya dan ada hal-hal yang bisa kita ambil serta dijadikan pembelajaran untuk kehidupan kelak dihari yang akan datang.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H