salatiga merupakan sebuah kota kecil yang berumur tua dan merupakan kota bersejarah, hal ini dijelaskan didalam buku"babad tanah jawa" karangan W.J Olthof. didalam buku tersebut dijelaskan bahwasanya salatiga adalah tempat di berlangsungkanya perjanjian salatiga dimana perjanjian tersebut berisi tentang penekanan pisahnya kerajaan mataram menjadi dua bagian yaitu menjadi keraton jogjakarta dan kasunanan surakarta. di sisi lain, salatiga merupakan salah satu kota dimana didalamnya terdapat makam-makam tokoh bersejarah mulai dari makam kerajaan hingga makam kakek KH. Hasyim asy'ari.
karena adanya makam-makam tersebut, salah satu mahasiswa KKN UIN Walisongo berinisiatif untuk mengajak pemuda daerah KKN setempat guna berziarah ke makam tersebut agar para pemuda dizaman modern yang umumnya tidak melek sejarah menjadi tahu bahwa sebenernya di kota salatiga terdapat makam-makam bersejarah. dan juga disisi lain, ajakan ziarah ini merupakan sebuah ajakan untuk melestarikan budaya berziarah yang sudah menjadi budaya atau kebiasaan masyarakat mengunjungi makam kyai,sesepuh, atau tokoh sejarah. adapaun ziarah ini dilaksanakan di tiga tempat yaitu makam kyai ronosentiko, KH. Zubair jaelani, Kyai Abdul. adapun penjelasan mengenai sejerah makam tersebut akan dijelaskan lebih lanjut dibawahÂ
Makam Kyai Ronosentiko
makam kyai rono sentiko terletak di desa prampelan, blotongan kota salatiga. Kyai rono sentiko dahulunya merupakan abdi kinasih paku buwono VI dan senopati NYI ageng serang dalam perang diponegoro, selain itu terdapat penjelasan yang menerangkan bahwasanya Kyai ronosentiko merupakan trah/keturunan dari amangkurat I (raja mataram islam ke 4), lebih tepatnya beliau merupakan putra dari Raden Ngt sayid dan Rono unus yang merupakan keturunan ke-sembilan amangkurat I (dilansir dari suara merdeka )
dari literatur yang penulis baca, awal mula datangnya Kyai ronosentiko ke salatiga adalah dikala beliau menjadi salah satu pasukan pangeran diponegoro dimana dikala itu sedang berperang dengan kompeni di magelang atau yang dikenal dengan perang diponegoro. dalam peperangan tersebut pangeran diponegoro terpojok dan memerintahkan kepada para abdinya untuk melarikan diri ke berbagai penjuru agar tidak tertangkap oleh belanda, kemudian kyai ronosentiko melarikan diri sesuai perintah pangeran diponegoro ke salatiga bersama dengan kyai sirojudin yang kemudian dikenal dengan nama mbah damar jati.
kemudian sesampainya di kota salatiga, kyai rono sentiko menetap didaerah kauman sedangkan mbah damar jati menetap di daerah kaloka yang kemudian mbah kyai sirojudin mendirikan sebuah masjid tertua di kota salatiga bernama masjid damar jati yang terletak di kaloka dibantu dengan kyai ronosentiko. kyai ronosentiko dikala itu juga membangun masjid guna menyebarkan ajaran islam di wilayah kauman, masjid tersebut bernama masjid al-atiq yang berada di sebelah utara MAN Salatiga
KH Zubair jaelani adalah seorang ahli astronomi yang lahir di bojonegoro jawa timur. beliau lahir pada tanggal 19 september 1908. beliau ialah salah satu murid dari hadratussyaikh Hasyim Asy'ari pendiri Nahdlatul ulama. beliau merupakan seorang ulama besar yang mengawali pendidikanya dari pondok pesantren tremas, pondok pesantren simpang kulon, tebu ireng, dan kemudian di universitas islam al-azhar kairo mesir. penulis pernah diceritakan bahwasanya, sewaktu beliau menimba ilmu di timur tengah, KH zubair jaelani mengalami kesulitan mencari guru karena guru didalam universitas tersebut merasa bahwa ilmu KH zubair jaelani lebih unggul daripada guru tersebut di bidang ilmu falak. kemudian beliau melanjutkan perjalanan hingga akhirnya beliau menemukan guru di al-azhar kairo mesir.
adapun awal mula datangnya KH zubair jaelani ke kota salatiga ialah dikarenakan pada waktu beliau nyantri di tebuireng, Hadratussyaikh hasyim asy'ari kedatangan tamu bapak camat dari desa suruh, camat tersebut meminta kepada hadratussyaikh untuk mencarikan anaknya jodoh. kemudian  hadratussyaikh hasyim asy'ari memilih KH zubair jaelani untuk menjadi calon dari putri pak camat tersebut. melalui pernikahan itulah KH zubair jaelani menetap di kota salatiga dan mendirikan sebuah pondok pesantren di tingkir.
beliau juga menjadi salah satu berdirinya IAIN Salatiga yang waktu itu masih bernama IKIP NU serta KH zubair jaelani adalah rektor pertama IAIN Walisongo semarang.selain sebagai pendiri di bidang pendidikan tersebut, KH zubair jaelani juga membuat sebuah kitab astronomi / falak yang bernama kitab Al-Khulasotul Wafiyah yang hingga kini menjadi rujukan kitab astronomi oleh para ulama baik di tanah air hingga ulama di timur tengah. adapun makam KH zubair jaelani beserta istri beliau terletak di belakang masjid Al-Atiq Kauman salatiga.\