Mohon tunggu...
Zidah Rizqillah
Zidah Rizqillah Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa

Whatever you are be good one

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menikah dengan Bule, "Assimilation"

28 September 2019   22:28 Diperbarui: 28 September 2019   22:51 655
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Meskipun hal ini (perkawinan beda etnis dan ras) harus diakui sangat sulit diterima oleh masyarakat tradisional konvensional, karena dianggap tidak sesuai dengan tatanan budaya dan adat-istiadat.

Terlepas dari itu, perkawinan beda etnis atau ras dapat membentuk sebuah kebudayaan baru. Selain untuk memperbaiki keturunan, alasan yang biasanya digunakan para artis tanah air atau pun masyarakat Indonesia pada umumnya. Ketika mereka ditanyai mengapa menikah dengan orang luar negeri.

Maka kali ini kami akan membahas sedikit mengenai proses interaksi sosial yang disebut dengan asimilasi. Yang sering kali dianggap sama dengan akulturasi, padahal pada nyatanya kedua hal itu berbeda.

Bahasa sederhananya seperti ini A+B=C (Asimilasi) pembauran/peleburan dua kebudayaan dan menghasilakan budaya baru, sedangkan A+B=AB (Akulturasi) penggabungan dua kebudayaan.

Asimilasi (Assimilation) adalah sebuah proses membaurnya dua kebudayaan yang berbeda, dan menimbulkan munculnya sebuah kebudayaan yang baru. Ditandai dengan usaha-usaha mengurangi perbedaan individu atau pun kelompok.

Contohnya adalah perkawinan campuran, hal ini sudah banyak terjadi sejak bangsa kolonial mulai memasuki Nusantara. Kaum elite Eropa yang menikahi wanita-wanita bumiputra, dengan berbagai alasan.

Proses asimilasi akan ada, apabila tiga persyaratan berikut terpenuhi :

  • Adanya kelompok-kelompok manusia yang berbeda kebudayaannya
  • Terjadinya pergaulan antarindividu atau kelompok secara langsung dan intensif dalam waktu yang lama
  • Kebudayaan dari masing-masing kelompok itu berubah dan menyesuaikan diri

Adapun faktor-faktor umum yang mendorong terjadinya asimilasi antara lain:

- Toleransi antar sesama kelompok dengan  kebudayaan yang berbeda

- Kesempatan yang sama dalam bidang ekonomi

- Perkawinan antara kelompok yang berbeda budaya

- Mempunyai musuh yang sama dan meyakini kekuatan masing-masing untuk menghadapi musuh tersebut.

Faktor-faktor umum yang dapat menjadi penghalang terjadinya asimilasi antara lain:

- Prasangka negatif terhadap pengaruh kebudayaan baru

- Perasaan bahwa kebudayaan kelompok tertentu lebih tinggi daripada kebudayaan kelompok lain

- Perbedaan ciri-ciri fisik, seperti tinggi badan, warna kulit atau rambut

- Golongan minoritas mengalami gangguan dari kelompok mayoritas

Selain perkawinan campuran berikut adalah beberapa contoh proses asimilasi dalam kehidupan sehari-hari :

  • Perayaan hari-hari tertentu seperti Halloween, valentine dan thanksgiving oleh perantau yang sedang berada di Eropa misalnya
  • Penggunaan dan penyerapan bahasa Inggris dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya kata sorry, bus, video, jus dll.
  • Hari Minggu libur, konon tradisi ini berasal dari Barat
  • Asian-American, yaitu orang-orang Asia yang tinggal di Amerika
  • Peleburan antara kebudayaan Betawi dan Tiongkok yang menghasilkan kebudayaan baru, misalnya tari cokek dan tari lenong
  • Music dangdut merupakan perpaduan antara music Melayu dan music India

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun