Hae-jo lahir dari keluarga kaya-raya, ayahnya menderita kanker testis, tetapi sangat ingin memiliki seorang putra, akhirnya mereka memutuskan untuk melakukan pembekuan sperma sebelum memulai kemoterapi, 2 tahun kemudian, kankernya sembuh, begitupula ada bayi laki-laki lahir sebagai hadiah untuk pasangan tersebut, sifat dan tingkah laku Hae-jo mirip dengan ayahnya, dunia saat itu sungguh sempurna untu Hae-Jo, ia memiliki ayah dan ibu yang sangat menyanyanginya.
Hingga suatu hari, tepatnya 8 tahun kemudian, ada telepon dari pihak rumah sakit, yang menyebutkan bahwa sperma sang suami di wadah nomor 139, tertukar dengan wadah nomor 137, suami dan istri itupun tidak terima dan sudah tidak mengakui Hae-jo kecil sebagai anaknya lagi, mereka menelantarkannya.
Perjalanan Hae-jo dan Jae-mi di Mulai Kembali Â
Keduanya memulai perjalanan pertama ke Kota Namwon, untuk mencari ayah kandung Hae-jo sebelum maut menjemputnya, Jae-mi terpaksa ikut karena seberapa keras usahanya untuk kabur, pasti akan tertangkap juga oleh Hae-jo.
Jae-mi sangat membenci Hae-jo melebihi apapun, Hae-jo membuat hidupnya makin menderita, ia harus menopause dini dan juga gagal menikah dengan pria pilihannya karena Hae-jo. Meskipun disisi lain, Jae-mi cukup iba dengan nasib Hae-jo.
Dalam perjalanan itu, Hae-jo dan Jae-mi kembali dekat, meskipun masih seperti tom and jerry, yang ada saja hal yang diributkan, tetapi keduanya sama-sama masih ada rasa peduli satu sama lain. Disisi lain, Jae-mi masih berusaha untuk menghubungi Eo Heong, calon suaminya melalui ponsel pemilik toko, ia sangat berharap Eo Heong dapat menemukannya dan dapat membawanya kembali pulang.
Akankah Jae-mi bisa kembali pulang dan menikah dengan Eo Heong ataukah ia akan tetap berada disisi Hae-jo dan membantunya untuk menemukan ayah kandungnya?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI