Ada pembuluh darah di otak yang kusut dan berbentuk bulat upnormal, yang jika tidak segera diobati, aliran darah ke otak akan berkurang yang menyebabkan kekurangan oksigen hingga kematian, penyebabnya adalah keturunan, seperti orang tua atau saudara kandung yang memiliki kondisi yang sama, lagi-lagi Hae Jo merasa tidak adil, selama ini ia tidak tahu apakah masih memiliki seorang ayah atau tidak, tetapi harus mendapatkan penyakit keturunan karenanya.
Life After Break-Up Jo Jae-Mi
Berbeda dengan Hae Jo, Jae-mi memilih untuk meneruskan hidup berharganya dan akan melangsungkan  pernikahan dengan pewaris ke-18, Eo Heung, Ibu sang calon suami bernama Nyonya Bum Ho-ja yang membuat hidangan tradisional korea mendunia, yang disegani dan memiliki banyak koneksi.
Pagi itu, Jae-mi memilih cincin pernikahannya dan juga pergi ke dokter kandungan untuk konsultasi dan cek kesehatan kandungan. Namun bak disambar petir di siang bolong, Jae-mi malah mendapat diagnosis  penuakit langka, yaitu menopause dini, akibat stress dan masalah hormon.
Jae-mi sungguh terpukul, apalagi ia dan calon suaminya mengaku bahwa ada bayi berusia 8 minggu di kandungannya, agar cinta mereka mendapatkan restu. Setelah mengetahui fakta tersebut, Jae-mi pergi ke ruang pemulasaran jenazah untuk dapat menangis dengan sekencang-kencangnya tanpa ada rasa malu.
Jae-mi kembali ke rumah calon suaminya, untuk mempersiapkan acara pernikahannya, tetapi ia dihantui rasa takut dan khawatir, karena ia berbohong soal kehamilannya. Ia sempat ragu apakah ia harus meneruskan pernikahan ini atau memilih kabur dan kembali ke Seoul.
Sebuah Momen yang mempertemukan Hae-jo dan Jae-mi
Baik Hae-jo dan Jae-mi, mereka ternyata berada di satu rumah sakit yang sama, Hae-jo sengaja mengikuti Jae-mi dan mendengar fakta bahwa Jae-mi sudah tidak bisa mendapatkan keturunan lagi akibat penyakitnya, di saat itu Hae-jo menyadari bahwa sang mantan masih hidup dan memiliki nasib naas seperti dirinya.
Kilas balik akan kisah mereka berdua dimunculkan, Jae-mi dari dulu memang sudah bercita-cita menjadi seorang ibu yang baik untuk anak-anaknya, karena ia merasa tidak bisa mendapatkan kasih sayang itu, sehingga ia ingin melakukan yang terbaik untuk anak-anaknya kelak.
Tetapi saat putus, keduanya sama-sama saling berharap satu sama lain mendapatkan kesengsaraan, Hae-jo meyakini bahwa Jae-mi tidak akan pernah bisa menjadi seorang ibu dan orang tua bagi anak-anaknya dan Jae-mi berharap bahwa Hae-jo akan kesepian seumur hidupnya dan mati sendirian di tengah jalan.
Di sebuah momen, Hae-jo memutuskan untuk mencari ayah kandungnya setelah mendapatkan clue dari rumah sakit tempat Hae-jo dilahirkan sekitar 30 tahun lalu, ia ingin pergi ditemani oleh Jae-mi, dalam proses berkelana itu, Hae-jo menculik Jae-mi di hari pernikahannya dan membawanya kabur dari calon suami dan keluarganya.
Pernikahan Jae-mi dan Ho akhirnya batal, Nyonya Bum Ho-ja sangat marah, ia sangat sedih bahwa putranya harus mendapatkan nasib buruk karena wanita yatim piatu yang akan dinikahinya. Sekeras apapun Jae-mi kabur, ia akan terus tertangkap oleh Hae-jo, hingga ia terpaksa untuk mengikuti kemaunannya dengan setengah hati.