Mohon tunggu...
Zida Sinata Milati
Zida Sinata Milati Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer, Content Creator, Writer

Seorang freelancer yang menyenangi dunia content creator dan kepenulisan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Life After Graduation, Ternyata Tidak Semenyeramkan Itu Kok!

6 Oktober 2024   10:59 Diperbarui: 6 Oktober 2024   11:21 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi seorang freshgraduate | gsb.touro.edu

Wisuda menjadi sebuah penantian panjang yang tentu kedatangannya sangat ditunggu-tunggu, setelah perjalanan beberapa tahun dalam menempuh pendidikan, juga tugas akhir yang tidak kalah menantang. Wisuda bagaikan angin lega setelah berpacu dalam lintasan lari tiada ujung bersama teman rasa sahabat maupun teman rasa kompetitor.

Selama bertahun-tahun bergulat dengan tumpukan tugas dan deadlinenya yang ternyata kita bisa dan mampu melaluinya, tentu saya ucapkan selamat bagi kamu yang baru wisuda dan saat ini tengah menyandang sebutan fresh graduate. Wisuda bukanlah tujuan akhir dari sebuah pendidikan, harapannya tentu setelah wisuda, seseorang akan bertambah valuenya dan bisa mengabdikan diri serta ilmu yang didapat kepada masyarakat luas.

Adaptasi Seorang Freshgraduate 

Seorang freshgraduate tentu akan sangat bersemangat melewati hari-hari pasca wisuda, kebanyakan mereka mengisi kegiatan-kegiatan liburan dan hiburan sebagai self reward karena telah bertahan sejauh ini. Namun self reward tentu tidak adak berlangsung selamanya, Anda juga perlu untuk menghadapi dunia yang sesungguhnya.

Hari-hari yang biasanya sibuk, tentu kini berkurang, setiap hari aktif senin hingga jumat, yang biasanya ada beberapa kelas yang harus dihadiri secara tatap muka, juga kegiatan akademisi berupa penugasan luar kelas, kini sudah tidak ada lagi, dan digantikan dengan pekerjaan lain, misalnya pekerjaan rumah, membantu ibu beberes.

Bagi sebagian orang, berkurangnya kesibukan akan membuat kenyamanan dan kentraman pikiran juga perasaan, bagai tidak memiliki beban hidup lagi. Namun lambat laun, akan muncul kejenuhan yang dapat membuat seseorang merasa bosan dan sepi. Maka dari itu, mungkin jika sudah muncul perasaan seperti itu, adalah sudah waktunya untuk Anda dapat menemukan passion baru dan mengisi hari-hari Anda dengan kegiatan produktif.

Para freshgraduate biasanya juga akan kembali ke tempat domisili asal, selain karena tidak memiliki kepentingan lagi untuk menetap di area dekat kampus, juga menghemat pengeluaran untuk bayar sewa kosan dan memilih tinggal bersama dengan orang tua lagi dalam rangka melakukan persiapan lanjutan setelah kelulusan.   

Hadapi Omongan Tetangga dengan Rencana Hidupmu yang Matang

Saat kembali ke domisili asal, mungkin tetangga atau teman masa kecil, akan kembali mewarnai kehidupan, memang tidak jarang, banyak dari mereka yang mengajukan pertanyaan terkait life after graduation, utamanya apa rencana kamu ke depan, dan tidak jarang mereka akan bertanya lebih dari sekali, entah karena memang penasaran atau hanya basa-basi belaka karena kehabisan topik. Pertanyaan mereka pun sebenarnya tidak juga salah, Anda pun juga tidak perlu overthingking sampai tidak nafsu makan.

Disaat inilah Anda harus bisa menjawab mereka dengan penuh keyakinan dan percaya diri, rencana apa saja yang akan Anda ambil, tidak usah berpikir bagaimana dapat memberikan jawaban memuaskan kepada mereka, karena mereka hanya akan berhenti di sebuah pertanyaan saja, tidak sampai mengintervensi hingga dapat mengubah hidup Anda. Kuncinnya tetapi tetap fokus pada tujuan utama Anda.  

Disaat kembali ke masyarakat, ada baiknya kita juga bisa berinteraksi tanpa membeda-bedakan pergaulan karena perbedaan status pendidikan, mungkin ada kalanya kita merasa kurang nyaman dan terkesan kaku saat berkomunikasi dengan tetangga, di awal mungkin wajar, tetapi lambat laun, kita juga akan kembali terbiasa, perbanyaklah kegiatan sosial kemasyarakatan, dan mengenal lebih dalam mengenai tempat domisili Anda, karena mungkin inilah kesempatan bagi Anda, setelah banyak momen terlewat saat berada di perantauan.

Hidup Terus Berjalan, Apa Rencana Terdekatmu? 

Lanjut berkarir, kembali melanjutkan pendidikan, atau bahkan menikah adalah keputusan yang tidak mudah, apalagi dalam pencapaiannya juga membutuhkan usaha yang tentu tidak main-main. Anda perlu bertanya pada diri Anda sendiri, kehidupan yang seperti apa yang Anda inginkan, Anda ingin menjadi seseorang yang berprofesi seperti apa, dan apakah kehidupan yang Anda inginkan saat ini cocok dengan kepribadian dan keahlian Anda?

Pertanyaan-pertanyaan seperti ini hanya Anda sendiri yang bisa menjawabnya, mungkin beberapa kali dapat meminta pendapat dan pandangan dari seorang role model yang Anda kagumi, seperti kakak tingkat, influencer, dan sebagainya, tetapi untuk keputusan akhir, tetap berada pada diri Anda sendiri.

Tidak perlu jauh-jauh sebenarnya, masih ada orang tua yang selalu ada dan paling mengerti kita setelah diri sendiri. Orang tua tentu memiliki pengalaman dan wawasan lebih luas terkait masa depan Anda, memang ada kalanya orang tua yang cenderung mengarahkan ke satu atau dua posisi tertentu, dan sekuat tenaga berjuang agar anaknya bisa mencapai posisi tersebut, tetapi ada juga orang tua yang cenderung hanya mendukung apapun keputusan anaknya, selama itu realistis dan bisa dipertanggungjawabkan.

Fokus Saja Pada Proses Suksesmu

Rencana ke depan yang ingin ada raih, mau melanjutkan pendidikan pascasarjana, ataukah ingin langsung berkarir untuk mencapai finansial freedom, atau ingin menyempurnakan separuh agama dengan menikah. Tentu semua Keputusan berada di tangan Anda, dan tidak perlu membandingkannnya dengan teman-teman Anda, karena semuanya memiliki timeline hidup masing-masing.

Dulu saat kuliah mungkin kita terbiasa janjian dalam mengerjakan tugas tertentu bersama teman yang lain, karena memang masih memiliki visi sama, yakni dapat lulus mata kuliah tersebut, tetapi saat lulus, ditambah adanya jarak yang memisahkan dan menyulitkan untuk bertemu, membuat kita lagi-lagi harus mandiri dan tidak boleh selalu bergantung kepada teman yang lain.

Masing-masing sudah memiliki visi yang berbeda dan tentu akan sulit jika membuat timeline yang sama. Memang komunikasi harus tetap terjalin, sebagai sarana silaturahmi saling bertukar kabar, dan saling tolong-menolong saat membutuhkan.

Mungkin disaat temanmu sudah lebih dulu mendapatkan kerja dari pada kamu, disaat itulah Anda akan semakin terpacu dan bergumam dalam hati "kapan ya waktu ku tiba?", jadikanlah hal tersebut sebagai motivasi agar lebih bersemangat dalam segala proses kesuksesanmu, tetapi jangan sampai membuatmu down dan merasa gagal karena kalah cepat.

Hidup bukanlah sebuah perlombaan, tidak bisa ditentukan mana yang lebih unggul dan lebih pintar seperti saat sedang melihat IPK di transkrip nilai, yang paling unggul akan mendapatkan gelar wisudawan terbaik, bukan se simpel seperti itu, tetapi campur tangan Tuhan dan faktor X diluar kendali kita juga turut berperan, jadi jangan hanya fokus mengevaluasi kesalahan diri sendiri, dan berlarut-larut dalam kesedihan, karena banyak evaluasi diluar itu yang patut diperhitungan.   

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun