Kalau ke Malang belum afdol jika belum berkunjung ke salah satu destinasi wisata unik-ekonomis, di Kampoeng Heritage Kajoetangan, letaknya berada di pusat kota malang, tepatnya di Jl. Jendral Basuki Rahmat GG. 4.Â
Destinasi ini menyuguhkan konsep estetik perpaduan antara modernisasi kota dengan warisan bangunan jadul tempo dulu yang sampai sekarang masih terawat dengan baik.
Di pinggiran jalan memasuki kawasan Kajoetangan Malang, kita akan disambut dengan lampu-lampu estetik yang berdiri kokoh sebagai penerang di sepanjang jalan, juga banyak berjajar cafe-cafe maupun tempat makan konsep akulturasi budaya modern-otentik yang cocok digunakan sebagai spot foto sekaligus tempat nongkrong bersama teman.
Semakin malam, hawa dingin malang akan semakin terasa dingin, begitupula semakin banyak pengunjung yang datang baik wisatawan dalam negeri, maupun mancanegara. Apalagi jika memasuki hari weekend, bisa dipastikan jalanan Kawasan Kajoetangan macet karena pengunjung yang membludak.
Kampoeng Heritage Kajoetangan
Saya berkesempatan untuk berkunjung ditemani dengan 3 orang teman, kami memutuskan untuk berkunjung pada hari weekday untuk menghindari kerumunan pengunjung. Kami berangkat sekitar jam setengah tujuh malam selepas sholat maghrib, dengan kurang lebih perjalanan ditempuh selama 15 menit.
Setelah parkir beres, kami mulai mencoba mencari destinasi pertama, yakni Kampoeng Heritage Kajoetangan yang sempat berseliweran di FYP tiktok. Saat masuk kawasan ini, kita akan disambut dengan perempuan paruh baya, penunggu tiket masuk, per orang akan dikenakan biaya sebesar 5000 rupiah dengan free card berisi salah satu spot foto di Kampoeng Heritage Kajoetangan, dan unlimited foto di berbagai spot yang ada dikawasan tersebut.
Kami berempat, masing-masing mendapatkan satu foto card yang berbeda, akhirnya kami memiliki misi untuk menemukan keempat foto tersebut di dunia nyata dan mengabadikan momen sesuai dengan identitas foto yang ada. Buat seru-seruan aja sih sebenarnya.
Sebelum masuk, saya sempatkan untuk memfoto denah lokasi yang tertera, agar tidak tersesat saat eksplorasi. Perkampungan ini, tidak jauh berbeda dengan perkampungan lainnya, bedanya tentu dari segi kebersihan terjaga, banyak rumah tempo dulu yang masih terawat dengan baik dan masih menggunakan aksesoris rumah maupun furniture, seperti kursi karet khas zaman dahulu.
Tentu hal ini menjadi unik, dan sebagai salah satu magnet wisatawan untuk berkunjung, tidak hanya banyak spot foto di sini, namun Anda juga bisa menemukan cafe estetik untuk sekadar ngopi cantik, dan dapat mengisi perut dengan jajanan yang dijual oleh penduduk setempat.
Setelah puas menemukan keempat bangunan foto card yang kita miliki, berfoto, dan berjalan-jalan mengitari perkampungan, akhirnya kami memutuskan untuk pindah ke destinasi selanjutnya yang tentu tidak kalah seru.