Goon tidak terima atas perkataan ibunya, ia merasa tidak dianggap sebagai seorang anak di rumah tersebut, Goon memang belum bisa sesukses adiknya Shin, namun Goon hanya meminta tidak diperlakukan berbeda dengan adiknya sendiri. Goon pun menangis sambil pergi dari rumah dan memutuskan untuk terjun ke sungai Han.
Penelitian Tentang Penghapus Memori Buruk
Bersama para peneliti lain, Kyeong Joo Yeon sedang mengembangkan penelitian mengenai penghapusan memori buruk pada seekor tikus, penelitian ini dirasa membuahkan hasil, karena dapat merubah perilaku trauma akibat pengalaman dan memori buruk menjadi seperti tidak ada kejadian apapun sebelumnya, dan subjek tikus 107 dapat beraktivitas normal seperti sediakala.
Disisi lain Joo Yeon berencana untuk mengubah subjek dari tikus menjadi manusia untuk penelitian selanjutnya, akibat kematian tikus 107 karena ditabrak oleh Goon. Tetapi hingga detik itu, belum menemukan subjek yang tepat dan Joo Yeon bersedia menjadi subjek penelitian jika memang diperlukan.
Hingga malam percobaan bunuh diri Goon tiba, ia mengalami cedera kepala setelah terjun ke sungai Han, beruntung 119 segera datang dan memberikan pertolongan, Goon dibawa ke rumah sakit tempat Joo Yeon bekerja.Â
Atas persetujuan dari Shin yang sebelumnya telah mengetahui proyek penghapusan memori buruk di rumah sakit tersebut. Shin meminta kepada Joo Yeon dan dokter lain, agar kakaknya dapat dihapuskan memori buruknya dan menjadi subjek penelitian. Shin begitu sayang kepada kakaknya, dan ingin hidupnya berubah.
Akankah penghapusan memori buruk Goon benar terjadi dan dapat mengubah hidup dan meningkatkan kepercayaan dirinya, dan akhirnya membuat Goon kembali menjadi atlet tenis seperti sedia kala?
Atlet tidak hanya perlu menjaga fisiknya, Namun mental tetap utama
Dalam drama ini menyinggung sedikit banyak mengenai kesehatan fisik juga mental para atlet, entah yang masih aktif bertanding maupun yang sudah pensiun. Apalagi di zaman serba canggih ini, media akan mencoba mencari pemberitaan tentang para atlet yang menjadi kebanggaan, entah berita baik akan prestasinya atau beberapa skandal yang dapat membuat sang atlet merasa buruk.
Contoh saja, baru-baru ini ada seorang atlet sepak bola bernama Arkhan Kaka, ia dinilai kurang maksimal saat tampil dalam pertandingan Piala AFF U-19 beberapa waktu lalu, warganet menilai Arkhan Kaka kurang bersemangat dan enggan berlari, padahal ia banyak mendapatkan peluang untuk bisa mencetak gol lebih banyak. Hal ini menyebabkan beberapa kecaman baik di Instagram pribadi Arkhan Kaka maupun beberapa cuplikan video di Tiktok.
Hingga pelatih Timnas U-19, Indra Sjafri, pasang badan dan meminta warganet tidak lagi membully Arkhan Kaka, karena khawatir mentalnya akan terganggu dan semakin menurunkan performa saat pertandingan selanjutnya.
Kita sebagai warganet tentu boleh memberikan komentar dan tanggapan kepada para atlet, namun juga harus tahu batasan, berilah kritik membangun bukan menjatuhkan dan membuat sang atlet merasa buruk, mereka sudah berjuang keras latihan fisik setiap hari untuk membanggakan nama Indonesia, kita sebagai warga nergara yang baik, hanya perlu mendoakan, memberi dukungan, dan memberikan kritik membangun jika diperlukan.