Mohon tunggu...
Zida Sinata Milati
Zida Sinata Milati Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer, Content Creator, Writer

Seorang freelancer yang menyenangi dunia content creator dan kepenulisan

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Musim Kondangan Tiba, Amankah Finansial Anda?

28 Juni 2024   08:51 Diperbarui: 29 Juni 2024   22:39 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kado Pernikahan | www.vogue.in

Bulan Dzulhijjah dikenal juga sebagai bulan baik untuk dilangsungkan pernikahan, hingga tidak jarang dalam satu hari yang sama, di lokasi yang berbeda, ada beberapa pasang pengantin yang melangsungkan hajatan pernikahan seolah-olah saling bersepakat.

Beberapa waktu lalu, tepat di tanggal 22 Juni, Saya mendapatkan undangan pernikahan dari salah satu sahabat karib sejak SMA, yang rumahnya berjarak 60 km dari rumah saya. Selama dalam perjalanan, saya mencoba menghitung banyaknya hajatan pernikahan dalam satu hari tersebut, dan saya berhasil menemukan 6 tempat hajatan. Memang hari baik.

Lalu di bulan Dzulhijjah ini, sudah berapa banyak undangan pernikahan yang Anda hadiri? Ataukah masih ada undangan coming soon yang melingkar merah di kalender rumah Anda? Mengingat bulan baik ini masih akan berlangsung hingga minggu depan.

Saya cukup senang jika mendapatkan undangan pernikahan baik dari para sahabat, teman, maupun kenalan, yang artinya saya diajak menjadi salah satu saksi pernikahan dari kedua mempelai. Namun terkadang waktu yang secara tidak langsung bersamaan, dalam satu bulan yang sama, bahkan dalam satu minggu yang sama, membuat saya perlu memikirkan anggaran yang memang diperuntukkan sebagai ucapan selamat atas pernikahan yang dilangsungkan. 

Menyisihkan Anggaran Keuangan 

Bulan-bulan yang perlu diberi sedikit kelonggaran finansial adalah pada bulan Syawal juga bulan Dzulhijjah, yang mana kedua bulan tersebut terjadi lonjakan musim kondangan. 

Anda bisa bersiap dengan menabung selama beberapa bulan sebelumnya, atau bisa menyisihkan gaji awal bulan dan langsung dipisah simpan dari dompet yang biasa digunakan agar tidak ikut terpakai.

Persiapan ini berguna untuk menghindari pinjam uang atau memasukkan amplop kosongan jika saat hari resepsi teman tiba, ternyata uang di dompet sudah makin menipis, bukannya ikut bahagia melihat pernikahan teman, malah makin menyedihkan karena memikirkan coping strategy besok makan apa.

Anggaran ini, tidak hanya diperuntukkan untuk biaya kado ataupun isi amplop saja, namun Anda juga perlu memikirkan biaya transportasi seperti uang bensin ataupun biaya jajan saat dalam perjalanan menuju tempat acara.

Setidaknya dengan persiapan menabung ataupun menyisihkan beberapa persen dari gaji, dapat membantu dalam menstabilkan kondisi keuangan pada musim-musim kondangan. 

Besarnya anggaran yang perlu disisihkan disesuaikan saja dengan kemampuan, tidak perlu memaksa harus memberikan barang mewah atau amplop tebal, kedatangan kita ke acara resepsi saja sudah menambah kebahagiaan sang pengantin.

Pilih Amplop Uang atau Kado?

Memberikan amplop uang ataupun kado memang tergantung dengan selera masing-masing pemberi. Bagi saya, uang adalah hadiah bernilai yang pasti dibutuhkan oleh semua orang, termasuk pengantin baru untuk membeli segala jenis kebutuhan pasca pernikahan.

Tidak seperti kado yang diberikan berwujud berupa barang tertentu, uang mungkin tidak dapat memberikan memori tersendiri bagi si penerima, sekali dibelajakan mungkin akan habis. Namun, uang adalah tipe hadiah fleksibel, tinggal tarik tunai di ATM lalu dimasukkan ke dalam amplop dan diberi nama, selesai.

Ilustrasi Kado Pernikahan | www.vogue.in
Ilustrasi Kado Pernikahan | www.vogue.in

Uang adalah hadiah yang bisa diberikan saat pemberi tidak ada waktu untuk berbelanja, misalnya waktu terlalu mepet untuk berpikir hingga membeli barang yang ingin diberikan, apalagi jika beli secara online yang membutuhkan setidaknya dua hingga tiga hari untuk sampai.

Meskipun cukup membutuhkan effort lebih, kado atau hadiah tertentu yang langsung diberikan kepada mempelai pengantin, akan mengandung memori tersendiri, bahkan sekalinya barang tersebut dipakai akan terus terkenang siapa pemberinya. Tantangan dari kado sendiri adalah si pemberi harus cermat terhadap kebutuhan juga trend serba aesthetic yang sekiranya di perlukan dalam sebuah keluarga baru.

Misalnya peralatan dapur dan juga kamar tidur, tentu dua hal tersebut tidak terpisahkan dari kehidupan baru mempelai pengantin, ada set peralatan masak, set sajian makan, bedcover, seprai, juga furniture, yang memiliki harga yang berbeda-beda menyesuaikan tipe dan ukuran barangnya.

Selain itu, si pemberi juga harus memberikan budget anggaran agar tidak kalap saat berbelanja baik di e-commerce maupun offline store. Tentu besarnya budget juga menyesuaikan dengan anggaran yang Anda miliki, juga kedekatan hubungan yang terjalin antara Anda dengan sang pengantin.

Misalnya beberapa hari lalu, saya memberikan kado kepada sahabat saya, satu set gelas lengkap dengan teko kacanya, tidak ada yang Istimewa memang, namun yang jelas, saya yakin keluarga kecil tersebut membutuhkan peralatan minum yang dapat digunakan untuk keseharian maupun saat ada tamu yang berkunjung. Dan benar saja, set gelas-teko tersebut sampai dibawa pindah rumah ke Jakarta oleh sahabat, senangnya.

Lalu, setelah kado didapatkan, tugas pemberi adalah membungkus rapi kado-kado tersebut, memberikan identitas juga membuat surat cinta yang ditujukkan kepada kedua mempelai, yang perlu diperhatikan sebelumnya, adalah jangan lupa untuk melepas label harga yang mungkin tertera pada barang, atau misal jika kado tersebut beli di e-commerce, sebaiknya dapat melepas resi yang tertera di luar packing-an.

Outfit Tidak Perlu Baru 

Tidak perlu menerapkan outfit baru dalam setiap event pernikahan yang Anda miliki, metode mix and match adalah jalan ninjanya, selain lebih ekonomis juga tidak perlu khawatir lagi tentang baju yang sama saat update status di sosial media.

Biasanya saya akan menyiapkan baju hingga kerudung yang akan digunakan sehari sebelum acara, karena saya menerapkan sistem mix and match baju, bahkan harus try on di depan kaca terlebih dahulu, selain itu, perlu juga menyetrika dan memberi wewangian pada baju, agar dapat tampil rapi dan fresh.

Prepare ini akan membantu Anda untuk menghemat tenaga yang akan digunakan saat hari-H acara, karena hal ini cukup melelahkan, belum lagi perjalanan yang perlu ditempuh menuju acara pernikahan. Kunci penting lain adalah jangan sampai outfit yang digunakan lebih heboh dari sang pengantin sampai mencuri highlight keduanya, asalkan tetap sopan dan pantas digunakan saat bercengkrama dengan banyak orang.  

Pemilihan outfit tentu perlu disesuaikan dengan kenyamanan, bisa menggunakan dress, set atasan bawahan, maupun dengan celana kulot agar terkesan semi formal. Atasan atau dress polos bisa dipadukan dengan beberapa outer berbahan kain maupun brukat, bisa juga melakukan padu padan di bagian hijabnya, ditambah dengan bros cantik untuk mempermanis penampilan.

Hal penting lain bagi perempuan adalah tetap menggunakan heels cantik yang senada dengan baju yang digunakan. Di rumah, saya hanya memiliki 2 heels, warna coklat dan hitam, sengaja saya memilih warna tersebut, karena keduanya bersifat netral yang cocok digunakan untuk segala jenis warna pakaian. 

Berbeda kasus, ketika Anda diminta untuk menjadi bridesmaid sahabat maupun kerabat Anda, yang tentu mengharuskan untuk menjahitkan kain yang diberikan, tentu perlu juga memberikan tambahan alokasi anggaran terhadap biaya jahitnya dan beberapa kombinasi pemanis yang diperlukan, misalnya manik-manik, renda, dan sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun