Mohon tunggu...
Zida Sinata Milati
Zida Sinata Milati Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer, Content Creator, Writer

Seorang freelancer yang menyenangi dunia content creator dan kepenulisan

Selanjutnya

Tutup

Home Artikel Utama

Menemukan Kediaman Nyaman untuk Calon Mahasiswa Rantauan

21 Mei 2024   10:56 Diperbarui: 22 Mei 2024   00:14 465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Mahasiswa di Asrama | dok. csueastbay.edu

Dan terakhir pilihlah kosan yang dekat dengan masjid, kedai makan, juga tempat fotokopi. Tidak harus sedekat itu memang, namun setidaknya memiliki akses mudah dan mempermudah hidup. Masjid misalnya, berfungsi sebagai pengingat waktu sholat, saat adzan subuh misalnya jika alarm tidak mempan, bisa mengandalkan suara TOA masjid.

Kontrakan

Kontrakan biasanya berbentuk satu rumah sewa, biasanya dalam satu rumah terdapat 4-6 kamar yang bisa diisi 2 orang, juga dilengkapi dengan dapur, kamar mandi, area parkir, jemuran, selayaknya rumah sendiri.

Pembayaran sewa kontrakan biasanya tahunan, misal satu tahun 30.000.000, berarti nanti dibagi dengan jumlah penghuni yang ada, tentu sangat disarankan untuk mencari banyak teman saat akan menyewa kontrakan agar biaya juga lebih ekonomis.

Informasi adanya kontrakan kosong ini bisa diketahui dari mulut ke mulut, biasanya ada kakak tingkat yang post story WA/IG menawarkan kamar kontrakan yang kosong.

Memang kurang fleksibel dan cenderung berisiko, jika saat kita masuk, ternyata banyak yang keluar kontrakan, karena nanti biaya yang semula ditanggung 8 orang harus ditanggung 6 orang. Namun saat ini, banyak juga kontrakan yang sudah fleksibel di pembayaran, bukan lagi dihitung per tahun sewa rumah, tapi dihitung per bulan per orang yang sudah ada harga patoknya.

Cerita Horor Saat di Kost

Akan saya akhiri dengan cerita horror menggelitik yang saya alami. Tenang, tidak se-horor thread twitter maupun yang ada di podcast-podcast horror.

Saat itu, saya masih duduk di semester 7, waktunya magang di salah satu instansi di Surabaya, durasi magang cukup singkat, hanya sebulan lamanya. Saya cukup menyepelekan dan tidak mau ambil pusing terkait kosan yang akan saya tempati nanti.

Karena sudah disibukkan dengan persiapan seragam, buku-buku, serta perlengkapan yang cukup banyak. Tibalah H-7 masuk magang, saya pun mengontak salah satu teman yang juga berkuliah di tempat terdekat instansi tersebut.

Teman saya memberikan rekomendasi kosan yang saya ingini, full wifi, listrik include, ada parkiran, dapur, dan kamar mandi luar. Saat itu dibandrol dengan harga 650/bulan. Fasilitas yang ditawarkan memang cukup lengkap. Sengaja tidak di kosan yang sama dengan teman saya karena sudah penuh. 

Singkat cerita, sehari sebelum masuk magang, saya diantar kakak ke Surabaya guna membantu membawa barang yang cukup banyak. Kesan pertama untuk kos baru saya adalah realpict, gambar sesuai dengan kenyataan, tempatnya bersih, punya dua lantai, lantai 1 adalah rumah pemilik kos, dan lantai 2 full kosan untuk para mahasiswa. 

Dari segi kecocokan aman, lanjut di lingkungan sekitar, ternyata kosnya menghadap kebun tanaman toga (obat keluarga), mayoritas diisi bunga telang yang setiap pagi dipanen warga sekitar. Ada satu pos kamling yang berada tepat di tengah kebun tersebut, penataannya cukup bersih dan rapi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Home Selengkapnya
Lihat Home Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun