Seperti dua sisi mata pisau, tren ini menjadi viral dan mampu menarik minat orang-orang yang belum pernah berziarah dan akhirnya tergerak hatinya untuk datang berziarah mencari penentram hati dan berkah doa.
Sisi buruknya, tren ini hanya dibuat sebagai ajang foto dan pamer status agar terlihat agamis di mata para crush-nya, dan mengeyampingkan tujuan utama berziarah yakni memanjatkan doa-doa.
Memang boleh saja berfoto di area luar makam Wali Songo, asalkan tetap mengedepankan adab sopan santun, dengan berfoto secukupnya dan memberikan kesempatan bagi peziarah lain untuk bergantian berfoto atau sekedar lewat.
Pengemis/peminta-minta
Sebenarnya ada satu hal yang berkonotasi negatif saat berwisata religi di makam Wali Songo, yaitu adanya pengemis/peminta-minta, yang jumlahnya pasti lebih dari tiga orang.Â
Saya juga tidak menyalahkan mereka, karena mungkin ini merupakan jalan mereka untuk mendapatkan rezeki dan merupakan ladang pahala bagi kita karena telah mau mendermakan sebagian harta.
Namun saya cukup menyayangkan karena ada beberapa pengemis yang terkesan memaksa dan marah jika tidak diberikan sedekah. Dalam ajaran agama Islam sendiri ada kutipan hadis, yang terjemahnya berbunyi "Tangan diatas lebih baik daripada tangan dibawah", yang mana memang kita dianjurkan untuk menjadi salah satu penderma yang baik hati dan tentu dengan segala macam cara mencoba menghindarkan diri menjadi seorang peminta-minta.
Memang oleh para pengelola sudah mengkondisikan sedemikian rupa, bahwa mereka hanya boleh mengemis di area luar makam dan tidak menganggu akses keluar-masuk peziarah, namun tentu ada sebagian peziarah yang merasa terganggu dengan kehadiran mereka apalagi jika mereka sedikit agresif.Â
Semoga kedepannya ada kebijakan dari pengelola yang dapat memberikan kenyamanan untuk para peziarah.
Ber-Wisata Religi, Masihkah Tetap Eksis di Zaman Kini?
Jawabnya masih, wisata religi nyatanya tidak lekang oleh waktu, bahkan setelah banyak kemunculan wisata kekinian yang nge-hits dan anak muda banget. Tiap-tiap lokasi wisata tentu ada peminat masing-masing.
Siapa saja dan kapan saja dapat berziarah, tentu dengan niat berdzikir dan mendekatkan diri pada Allah SWT. Tidak hanya dari kalangan orang tua/lansia saja, kalangan anak muda nyatanya juga masih banyak ditemukan. Apalagi banyak kelompok yang menjadikan wisata religi ke makam WWali Songo menjadi agenda tahunan seperti pada kelompok tahlil putri dan sekolah TPQ di daerah saya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H