Mohon tunggu...
Zida Sinata Milati
Zida Sinata Milati Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer, Content Creator, Writer

Seorang freelancer yang menyenangi dunia content creator dan kepenulisan

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Drama "Doctor Slump", Setiap Orang Memiliki Jatah Gagalnya

28 Januari 2024   09:14 Diperbarui: 28 Januari 2024   09:22 398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster Drama Doctor Slump (Dok. list23.com)

Siapa yang sudah menantikan drama on going komedi romantis "Doctor Slump" yang dibintangi oleh Park Shin-hye dan Park Hyung-sik, tayang perdana di Netflix pada 27 Januari 2024 dengan total 16 episode.

Drama ini memiliki kesan ringan dan menghibur, namun jangan salah, ternyata drama ini juga mengandung pesan moral yang mendalam bahwa dalam hidup, tidak selamanya kita berada diatas, ada kalanya kita terjatuh dan merasa berada di titik terendah.

Kita sebagai penonton bisa mengambil pelajaran, bagaimana pemeran utama bisa bangkit dan menghadapi kenyataan memilukan yang jauh dari rencana kesuksesan di awal, dan menemukan jalan bahagia pada akhirnya. 

Sinopsis Doctor Slump

Pertemuan dua murid pintar yang akhirnya menjadi musuh bebuyutan, karena tidak ada yang ingin mengalah, mereka bersaing sengit ketika berada di bangku SMA untuk merebutkan siapa yang berhak menyandang siswa terpintar.

Sebut saja Ha Neul (yang diperankan oleh Park Shin-hye) seorang siswi pindahan dari Busan dan Yeo Jeong-woo (diperankan oleh Park Hyung-sik), keduanya merupakan siswa terbaik nasional.

Ha-neul adalah siswi pintar yang gila belajar, ia mampu belajar selama 17 jam per hari, ia akan melakukan apa saja untuk membantunya tetap prima dan efektif dalam belajar, seperti berlari sambil belajar saat berangkat ke sekolah, makan makanan yang mudah dicerna karena waktu makannya hanya 7 menit, belajar sambil bermain hola-hoop, dan banyak kebiasaan aneh lainnya.

Ha neul juga orang yang sangat terstruktur, baju bahkan kaos kaki yang akan ia pakai sehari-hari pun sudah ditentukan berdasarkan hari, karena ia benci membuang waktu percuma untuk memutuskan apa yang akan ia pakai.

Namun sayang, setelah lulus SMA, Ha neul harus mengalami kegagalan saat ujian tes masuk, ia tidak berkuliah di Kedokteran Universitas Hanguk, impiannya, dan namun harus berkuliah di kampus lain namun tetap di jurusan yang sama, kedokteran.

Setelah lulus, Ha-Neul bekerja di sebuah rumah sakit, namun selalu mendapatkan perlakuan kasar dan semena-mena dari seniornya, ia sering dimintai bantuan tentang penulisan disertasi seniornya maupun menjadi dokter penanggungjawab pasien operasi darurat. Ia cukup kelelahan namun tetap mencoba bertahan.

Sedangkan Yeo Jeong-woo, ia berhasil masuk sekolah kedokteran Universitas Hanguk dan memiliki cita-cita untuk menjadi dokter dengan karir cemerlang. Yeo Jeong-woo menjadi dokter bedah plastik yang berprestasi, selain itu ia juga aktif membagikan informasi kesehatan melalui channel youtubenya, selain itu, ia juga berhasil menjadi pengusaha sukses yang membuka belasan klinik kecantikan.  

Namun suatu ketika, kesialan menimpa karirnya, saat operasi plastik berlangsung, tiba-tiba pasien yang sedang ia tangani mengalami kondisi kritis akibat banyaknya darah yang mengucur keluar yang menyebabkan pasien kehabisan darah dan akhirnya pasien meninggal.

Saat itu, Yeo Jeong-woo difitnah melakukan malapraktik akibat meninggalnya pasien tersebut, karena ditemukan obat antikoagulan dalam sampah medisnya, namun tidak ada bukti yang kuat atas penyangkalannya, termasuk CCTV kamar operasi yang tak berfungsi.

Yeo Jeong-woo terus mengurus dan menghadiri sidang pengadilan untuk membuktikan ia tidak bersalah, ia merasa ada yang menjebaknya dan ingin menghancurkan karirnya, hingga akhirnya Yeo Jeong-woo jatuh miskin.

Tidak jauh beda dengan nasib Yeo Jeong-woo, Ha Neul adalah dokter yang berkerja selama 17 jam sehari, namun tidak pernah dihargai kerja kerasnya dan selalu dianggap salah oleh seniornya. Hingga di suatu titik, ia mengalami depresi yang menyebabkan Ha Neul ingin mencoba melukai dirinya sendiri.

Tidak tahan dengan itu semua, akhirnya ia memutuskan untuk menjaga kewarasannya untuk lebih berani dalam menghadapi senior yang sering menekannya, ia akan mencoba menyeimbangkan antara kerja dan istirahat sesuai dengan saran dokter.

Empat belas tahun berlalu dan keduanya dipertemukan lagi di rumah atap milik Ha-Neul sebagai penyewa dan pemilik, entah takdir apa yang membuat mereka dipertemukan kembali.

Kesan pertama pertemuan mereka hanya saling menyimpan dendam satu sama lain atas kenangan masa lalu, sebagai musuh bebuyutan. Namun seiring berjalannya waktu, mereka mulai merasa senasib dan seperjuangan, mereka akhirnya mulai berteman dan saling menguatkan, tanpa disadari mulai muncul benih-benih cinta di antara keduanya.

Akankah Yeo Jeong-woo berhasil membuktikan ketidakbersalahannya dan dapat kembali ke masa-masa suksesnya dan bagaimanakah dengan karir Ha-Neul dapatkah ia mengejar mimpinya?

Pemain utama yang sedang reuni dan tak lagi muda 

Mungkin kita sering melihat baik Park Shin Hye dan Park Hyung-sik berperan sebagai remaja berseragam sekolah dengan tingkah tengil layaknya masih berumur belasan tahun. Meskipun keduanya sudah berkepala tiga, namun tidak memudarkan akting mereka dalam membawakan peran sebagai anak SMA.

Kedua pemain, baik Park Shin-hye maupun Park Hyung-sik ternyata dulunya pernah beradu akting dalam drama The Heirs (2013) dan saat ini, mereka kembali disatukan sebagai pemain utama dalam drama Doctor Slump (2024).

Pesan yang ingin disampaikan dalam drama 

Seperti roda yang berputar, begitulah kehidupan, ada kalanya kita berada di atas dan ada kalanya kita berada di titik terendah kita. Pintar-pintarnya kita untuk menemukan peluang dan terus berinovasi serta tidak mudah puas akan pencapaian saat ini.

Mungkin banyak yang masih berpikir, IPK tinggi, menjadi mahasiswa berprestasi, menjadi mahasiswa aktif di banyak organisasi adalah goal sesungguhnya. Padahal itu hanyalah amunisi kesuksesan, bukan kunci kesuksesan, banyak elemen-elemen lain yang perlu dilengkapi dan diperjuangkan, misalnya networking.

Setelah lulus kuliah, kita masih akan di uji dengan kehidupan pasca kampus, menemui persimpangan ideologi dan perjuangan antara lanjut studi, bekerja, bahkan menikah, begitupula seterusnya yang tentu tidak mudah dan harus berjumpa dengan kata kegagalan.

Jika dipikir, ujian hidup memang tiada habisnya, malah tiap tingkatan fase kehidupan akan terasa lebih berat dari sebelumnya. Namun jika kita sudah bisa melewati satu ujian tersebut, pasti akan berdecak "Halah ngapain dulu tak bantu sampek nangis-nangis, padahal cuma begitu doang".

Saya jadi teringat tulisan Fellexandro Ruby dalam bukunya yang berjudul You do You, yang mengatakan bahwa setiap orang memiliki jatah gagal, dan tidak ada yang luput dari kegagalan bahkan setingkat Thomas Alva Edison sekalipun.

Jeda sejenak sangat dibolehkan, untuk introspeksi, strategi mana yang meleset, eksekusi mana yang kurang tepat, dan kesalahan apa yang bisa digunakan untuk pelajaran ke depan, serta mulailah mencari support system yang terbaik untuk bisa saling menguatkan saat-saat berada di titik terendah seperti kisah Ha-Neul dan Yeo Jeong-woo dalam drama.

Rating Pribadi : 9/10

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun