Mungkin banyak yang masih berpikir, IPK tinggi, menjadi mahasiswa berprestasi, menjadi mahasiswa aktif di banyak organisasi adalah goal sesungguhnya. Padahal itu hanyalah amunisi kesuksesan, bukan kunci kesuksesan, banyak elemen-elemen lain yang perlu dilengkapi dan diperjuangkan, misalnya networking.
Setelah lulus kuliah, kita masih akan di uji dengan kehidupan pasca kampus, menemui persimpangan ideologi dan perjuangan antara lanjut studi, bekerja, bahkan menikah, begitupula seterusnya yang tentu tidak mudah dan harus berjumpa dengan kata kegagalan.
Jika dipikir, ujian hidup memang tiada habisnya, malah tiap tingkatan fase kehidupan akan terasa lebih berat dari sebelumnya. Namun jika kita sudah bisa melewati satu ujian tersebut, pasti akan berdecak "Halah ngapain dulu tak bantu sampek nangis-nangis, padahal cuma begitu doang".
Saya jadi teringat tulisan Fellexandro Ruby dalam bukunya yang berjudul You do You, yang mengatakan bahwa setiap orang memiliki jatah gagal, dan tidak ada yang luput dari kegagalan bahkan setingkat Thomas Alva Edison sekalipun.
Jeda sejenak sangat dibolehkan, untuk introspeksi, strategi mana yang meleset, eksekusi mana yang kurang tepat, dan kesalahan apa yang bisa digunakan untuk pelajaran ke depan, serta mulailah mencari support system yang terbaik untuk bisa saling menguatkan saat-saat berada di titik terendah seperti kisah Ha-Neul dan Yeo Jeong-woo dalam drama.
Rating Pribadi : 9/10