Saya mulai memelihara kucing adalah saat pandemi Covid-19 sekitar tahun 2020 awal, karena pada saat itu, terjadi lockdown besar-besaran, semua mobilisasi dibatasi bahkan dihentikan, banyak pekerja yang diharuskan work from home, begitupula dengan saya, memutuskan pulang dari rantauan, cukup berkuliah tanpa tatap muka di depan layar handphone atau laptop selama ber jam-jam.
Mungkin di tahap awal saya cukup merasakan excited akan suasana belajar baru, tidak perlu repot-repot dandan, memanaskan mesin motor, dan kepanasan di jalan, cukup menyalakan zoom di laptop semua tehubung dan bisa berdiskusi sepuasnya.
Namun setelah telewati satu bulan, saya cukup merasa bosan, ingin sesuatu yang menarik dan bisa menemani saya meski masih berada di dalam rumah, akhirnya ibu, mendapatkan informasi melalui temannya ada yang sedang open adoption kucing, tanpa berpikir lama mendengar tawaran ibu, saya pun langsung pergi ke rumah teman ibu dengan membawa sak kosong dengan tetap bermasker dan APD lengkap saat itu. Â
Setelah datang, kucing itu sedikit kumal, saya beri nama dia Yeyen, kucing betina oren yang berumur 7 bulan. Yeyen sedikit malu dan bersembunyi, meski akhirnya ia keluar dan berkeliling serta mengendus tiap sudut rumah.
Hari-hari bersama Yeyen terlewati dengan baik, saya cukup cepat dekat dengannya begitupula sebaliknya. Kami sering tidur bersama, misal ketika saya ketiduran, Yeyen suka menemaniku tidur disampingku, ia selalu menunggu atau bahkan mengganggu ketikan jemariku saat mengerjakan tumpukan tugas dari dosen hingga malam.
Meski rasanya, ia lebih sering tertidur, tapi saya cukup mengapresiasi bahwa kehadirannya saja, tanpa adanya komunikasi, dapat membuat hati saya hangat dan tidak merasakan kesepian lagi. Hingga akhirnya yeyen pergi meninggalkanku akibat tak sengaja memakan tikus obatan milik tetangga dan meninggalkan enam orang bayinya yang belum bisa berjalan sempurna.
Saat itulah saya merasakan sakit hati yang cukup dalam, harus kehilangan sosok yeyen yang telah menemaniku selama satu tahun. Namun, saya harus bangkit dan kuat untuk dapat merawat 6 bayi kucing yang telah piatu.
Kucing dikenal sebagai hewan pintar, meski memang tidak sepintar anjing, tapi kucing bisa dilatih untuk pup dan pipis di litter box yang sudah disediakan dan mengubur kotorannya sendiri agar tidak berbau, selain itu, kucing juga bisa dilatih untuk makan pada saat jam makan saja, tidak minta jatah makan saat pemilik sedang makan, mandi seminggu secara teratur dan sebagainya, asal kita sebagai pemiliki memiliki kesabaran dalam melatihnya.
Kucing juga terkenal hewan yang suka kebersihan, setelah berlarian di luar rumah dan menginjakkan kaki di lumpur misalnya, ia akan langsung pulang dan menjilat-jilat kakinya sampai bersih, jika dirasa ia tidak mampu membersihkan kucing akan mendekat kepada sang pemiliki untuk dibantu membersihkan kakinya.