Mohon tunggu...
Zida Sinata Milati
Zida Sinata Milati Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer, Content Creator, Writer

Seorang freelancer yang menyenangi dunia content creator dan kepenulisan

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Merecall Kembali Kelezatan Sate Ponorogo

2 Januari 2024   07:18 Diperbarui: 2 Januari 2024   07:31 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sate ayam 25 tusuk (Dokpri)

"habis berapa bu tadi?" tanyaku

"62.500, berarti satu tusuk berapa ribu itu?" sahut ibu

"2500, wah cukup mahal ya, kalau di desa itu udah dapet 60 tusuk karena harganya cuma seribuan" jawabku

Sebenarnya sudah beberapa kali kami menyantap sate ponorogo, namun seingat saya belum pernah merasakan sate yang dijual di pojok kota tadi.

Setelah tiba di rumah nenek dan melepas rindu sejenak, kami pun bergegas mempersiapkan makan malam bersama. Rintik hujan dan lampu padam membersamai makan malam kami, menambah syahdu malam bersama itu. 

Nasi dalam wakul, piring, gelas, air minum dalam teko, kerupuk, rambutan, dan manggis sudah berjejer di atas meja makan, hingga tiba saatnya membuka bungkus sang bintang utama "sate ponorogo".

Sate ayam 25 tusuk (Dokpri)
Sate ayam 25 tusuk (Dokpri)

Setelah dibuka ternyata satenya besar-besar, tidak sesuai dugaanku, benar jika mahal karena memang satu tusuknya cukup besar dan panjang, daging satenya dibuat pipih lebar tidak seperti yang biasa kita temui dalam bentuk dadu, yang lebih unik lagi adalah sambel kacangnya ternyata masih berupa padatan yang masih perlu diracik dengan air hangat dengan konsistensi sesuai selera.

Gigitan pertama dari sate ayam yang saya rasakan adalah aroma sangit/ aroma bakaran yang sangat terasa jika dibandingkan dengan sate ayam pada umumnya, namun bumbu kecap yang menjadi bumbu marinasi dan olesan sate saat dibakar cukup merasuk sampai daging terdalam, dan rasanya sungguh otentik, nikmat.

Setelah itu saya mencoba racikan sambal buatan ibu, sambel kacangnya memiliki rasa dominan manis, terasa sedikit pedas, dan sambelnya memiliki tekstur lembut kental karena gilingan kacang dan campuran bumbu juga sangat halus.  

Menurut saya untuk harga 2500 per tusuk cukup worth it, sate yang didapat besar dan terasa puas, apalagi memiliki cita rasa yang unik, berbeda dengan yang biasa saya makan. 

Bagaimana, Apakah Anda juga tertarik ingin mencobanya?

Rating pribadi : 9/10 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun