"Apa itu bu?" tanyaku lagi
"Ah, tidak jadi tahu mbak," jawabnya sambil meringis, akupun tersenyum simpul mendengar jawaban ibu Ibe (nama samaran), dan mencoba meyakinkan padanya.
"Ibu Ibe tidak masalah jika tidak mengetahuinya, karena ini merupakan survei dan saya tidak akan memarahi ibu nantinya," jawabku
Percakapan 4
"Ibu tahu apa itu stunting?" tanyaku
"Tidak tahu mbak, gak paham saya gituan, saya tahunya sawah sama kebun, kalau itu saya lancar jawab mbaknya apapun itu," jawab ibu Miso (nama samaran) sambil terkekeh
Empat percakapan tersebut adalah gambaran saat saya beserta tim ketika sedang melakukan wawancara kepada responden, guna mengukur pengetahuan mengenai definisi, penyebab, dampak, dan cara pencegahan stunting. Pertanyaan sama namun memiliki beragam jawaban bukan?
Ada responden yang sudah paham dan mengerti apa itu stunting, penyebab, dan pencegahannya, dan ada yang masih berada di tingkat sekedar mengetahui definisi saja, bahkan ada yang tidak mengetahui sama sekali apa itu stunting.
Dan bisa dibilang percakapan keempat, yakni tidak mengetahui apa itu stunting adalah mayoritas jawaban yang saya temukan di lapangan, namun hal ini tidak berkorelasi positif bahwa pengetahuan rendah berdampak pada terjadinya kasus stunting pada balita.
Mengutip jurnal Ni'mah dan Muniroh (2015), tingkat pengetahuan ibu yang tinggi tidak menjamin memiliki balita dengan status gizi yang normal, begitu pula sebaliknya.Â
Namun ibu yang memiliki pengetahuan yang baik utamanya terhadap stunting dan tumbuh kembang balita diharapkan mampu mengaplikasikan pengetahuan yang dimiliki dalam kehidupan sehari-hari.Â