Tapi ajaran Islam punya semangat "mengulur perceraian" seperti yang tersurat pada surat An-Nisa ayat 19 di atas. Tulisan ini berfokus pada suami agar tidak terburu-buru meruntuhkan apa yang sudah dibangun bersama, sehingga kurang mengelaborasi dari sisi istri.
Poinnya, istri yang tidak patuh itu memang salah dan menjengkelkan buat suami. Tapi kalo wanita tersebut salehah, maka masih layak dipertimbangkan, dicarikan solusinya, didoakan, ajak konseling, dll. Penuhi dulu resolusi QS 4:34. Karena istri salehah itu perhiasan berharga.
Surat At-Tahrim memberikan ancaman talaq kepada istri yang tidak patuh, dan Rasulullah juga sudah melakukannya kepada ibunda Hafsah. Tapi kemudian beliau SAW rujuk karena bujukan Jibril. Nah, pendekatan saya adalah membujuk para suami dulu (pertimbangkan kesalehahan istri) sebelum terlanjur cerai karena cerai itu pasti menyakitkan bagi anak.
Allahua'lam bishshowab.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H