Zicky Ridho Aprilian. Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Andalas (Unand) menggelar kegiatan Pembelajaran tentang Sosialisasi Pupuk Organik dan Demonstrasi Pupuk Organik di Nagari Sungai Naniang, Kec. Bukit Barisan, Kab. Lima Puluh Kota, Senin (31/7).
Kegiatan pengabdian kepada kelompok tani serta masyarakat yang dilakukan selama tiga hari di lima (semua) jorong oleh mahasiswa KKN dari berbagai Fakultas di Unand ini dan  didampingi oleh perangkat/aparatur nagari, selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) KKN UNAND.
Selaku pelaksana kegiatan, Adisti Kurnia Ilahi, Minggu (30/7/2023) sore, mengatakan terkait kegiatan Petani perlu mendapatkan ilmu agar menghasilkan produk yang berkualitas dan berkelanjutan. Petani perlu memenuhi kebutuhan pangan sehingga keperluan hara tanah bagi tanaman adalah hal wajib. Dengan demikian, pembelajaran tentang pupuk organik kepada kelompok tani se-nagari Sungai Naniang yang didemonstrasikan bersama-sama dengan rekan lainnya dari berbagai jurusan dalam rumpun Pertanian dan Peternakan. Hal ini bertajuk pengelolaan pertanian secara mandiri  terencana dengan pengelolaan dari limbah pertanian hingga peternakan.
"Penyuluhan ini selalu dihadiri oleh setiap Kepala Jorong, Kelompok Tani, dan berbagai tokoh masyarakat. Ada sepanjang kegiatan ini dihadiri sejumlah 72 orang. Artinya edukasi ini sangat berbobot dan perlu didampingi optimis masyarakat. Dan edukasi ini juga bertujuan untuk membangun mindset kita agar mandiri mengelola pupuk dan ketergantungan pupuk buatan (kimia)," jelasnya Hadyan Imal Fathoni, Ketua KKN UNAND pada Senin (31/7/2023).
Dalam kata sambutannya menguraikan, "Kegiatan ini dimulai tiga hari per jorong nagari Sungai Naniang, partisipasi mahasiswa dalam upaya pemberdayaan dan penerapan ilmu yang didapat mahaiswa UNAND" dan selanjutnya sambutan sekaligus pembukaan kegiatan oleh Kepala Jorong, kemudian dilanjutkan pembelajaran.
"Kegiatan dilaksanakan dengan 2 tahap, yaitu pertama memaparkan materi tentang pengenalan singkat pupuk, manfaat pupuk, bahan yang digunakan, dan metode aplikasi pupuk organik pada tingkat HST tertentu, kedua yaitu demonstrasi pembuatan bahan organik yang terdiri dari 4 jenis yaitu Pupuk Organik Cair, Pupuk Kompos, biosaka yang merupakan perangsang senyawa maupun sel-sel mati pada tumbuhan, serta mikroorganisme lokal (MOL) yang merupakan pengganti dari EM4 atau bahan dasar pengurai kompos maupun pupuk," katanya menguraikan.
Â
Lebih rinci, Adisti menyampaikan bahwa Pupuk Organik ini merupakan pupuk yang sangat bernilai untuk pertanian oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian karena tingginya kandungan zat. Dari empat jenis bahan organik, biosaka adalah ilmu perbaruan yang mudah tetapi kurang dikenal masyarakat dengan manfaatnya yakni senyawa fitokimia. Senyawa fitokimia ini dapat melindungi tanaman dari HPT, membangun hormon yang tidur dalam pertumbuhan tanaman, dan merangsang zat pada tanah sehingga menjadi serapan hara untuk tanaman, dan banyak lagi berkaitan dengan pertumbuhan tanaman.