Langit Merah Di Tanah Pasir
Oleh : Ziaw Noha
Langit di tanah pasir kembali merah
Sekali lagi mereka mencoba dan mencoba
Menghancurkan tembok kokoh dalam dada
Mampukah mereka memadamkan asa?
Kukatakan mereka gagal meruntuhkan
Gedung-gedung boleh mereka robohkan
Sekolah-sekolah,
Masjid-masjid,
Rumah sakit,
Ratakanlah, tapi tiada kata menyerah
Benarkah ini semua tentang tanah?
Semua tahu sejarah kepemilikan tanah
Pasal apakah yang mereka baca?
Ataukah sengaja mengubah fakta?
Barisan pesawat dan tank menyerang
Hujan bom menderu tanpa pertimbangan
Anak-anak dan lansia ikut meregang
Perempuan tak berdosa pun menjadi korban
Tidakkah ini semua tentang langit?
Membumikan langit mereka adalah misi
Meruntuhkan cahaya di langit tanah pasir
Mungkinkah terselubung di balik pembantaian tak berperi?
Langit merah di tanah pasir
Tiada satupun mengira akan berakhir
Pembesar-pembesar hanya bisa berbicara
Sedang mereka sadar suaranya tak didengar
Begitu sadar kepada siapa keberpihakan
Bilakah pertolongan itu datang?
Sungguh, pertolongan itu telah datang
Tapi begitu banyak manusia yang ingkar
Lupa kembali pada sumber pedoman
Sedang musuh-musuh benar-benar menerapkan
Demi kendaraan tempur tercanggih
Yang berlari kencang (melesat, menukik, dengan mesin-mesin berkecepatan tinggi)
Yang memercikkan bunga api (senjata tempur berteknologi mutakhir)
Yang menyerang (dengan tiba-tiba, tanpa disadari) pada waktu pagi
Sehingga menerbangkan debu,
Gumpalan asap,
Ledakan dahsyat,
Kobaran api,
Lalu menyerbu ke tengah-tengah musuh (yang sedang lemah)
Bilakah manusia sadar pertolongan itu tiba?
Dan menjalankan petunjuk mulia
Tak sekedar dibaca, dihafal saja
Lalu berjuang menyiapkan generasi mendatang
Menyadarkan tunas-tunas pentingnya belajar
Berlomba-lomba membaca, merumuskan penelitian
Menghasilkan ilmu pengetahuan, penemuan-penemuan
Menciptakan teknologi tercanggih masa depan
Niscaya menjadi tanah terkuat penjaga kedamaian
Ditakuti karena kebijaksanaan