Mohon tunggu...
Ziaw Noha
Ziaw Noha Mohon Tunggu... Akuntan - Menulis adalah nafasku

Aku menulis karena aku mencintainya. Di setiap ide-ide yang terlintas dalam benakku, di setiap aksara yang tergores dari penaku dan di setiap kebenaran yang terpancar untuk masyarakatku. Sungguh, aku mencintainya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Saksi Episode

26 Oktober 2021   11:06 Diperbarui: 26 Oktober 2021   11:27 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh : Ziaw Noha 

 

 

Selaksa peristiwa mencuat menembus rasa

Menyapihku dari keheningan jingga

Sepucuk rindu kembali merentas dirga

Mengetuk kenangan yang telah lama ku hela

Rumput kering berpijak seutas luka

Saksi episode semburat menumpah lava

Kala jiwa-jiwa kalut berlari meronta

Terbelalak nanar menatap kuasa Ilah

Aku berbisik pada daun yang tertiup angin

Mengapa tanahku berhati dingin?

Adakah nista menoda tingkah laku kami

Hingga menyulut murka mengusir, "Pergi!"

Dimanakah penanda kesombongan manusia?

Garis pengukur culas mencemar jiwa

Untuk kami renungkan bersama  

Sebelum melintas batas neraca

Angin mengabarkan napak tilas

Tentang bebatuan kering nan keras

Juga debu-debu abu di tebing-tebing cadas

Mengalunkan pilu senandung kebas

Mereka bercerita dalam kidung sahaja

Lewat kepak sayap-sayap safitri

Bahwa kepedihan itu kini telah bermuara

Memancarkan kristal mata air di hilir puri

Tanahku kini tak lagi berselimut sunyi

Kilau jingga tersenyum menyapa merapi

Kaki-kaki kecil tampak riang berlari dan menari

Menyusuri belantara tinggi berselimut permadani

Aku bermunajat rendah

Melantunkan syair-syair memuja pencipta

Juga doa-doa syukur tiada henti kurapah

Hingga jingga melambaikan salam berpisah

Jakarta, 26 Oktober 2021

*) 11 tahun lalu, bencana gunung meletus menumpahkan kenangan pilu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun