Oleh : Ziaw NohaÂ
Ditemukannya pena
Demi mengikat objek-objek realitas
Menyatu-padu dalam analisa
Merumuskan pemecahan masalah
Memperbaiki kerusakan manusia
Menjelmalah buku
Jendelaku menatap dunia
Mengajarkan apa yang tak kutahu
Membuka khasanah dan cakrawala
Karena itu aku rajin membaca
Menelusuri makna demi makna
Mempelajari kandungan di balik wacana
Menemukan hikmah di setiap rangkaian kata
Buku
Lembaran-lembaran ilmu
Membawaku menembus waktu
Kehancuran dan kemegahan
Sejarah masa lalu
Buku
Menayangkan masa depan
Hukum-hukum modernitas
Nilai-nilai universalisme
Keadilan tatanan kemanusiaan
Tapi perjalananku masih berliku
Begitu banyak kesombongan merasuk nafsu
Lalu lalai menerapkan ilmu
Dari buku
Hingga kulihat satu-persatu
Bangunan logika manusia runtuh
Kebenaran pun perlahan luluh
Relativisme meraja-lela di bumiku
Semua dianggap benar
Tiada kemutlakan buku ilmiah yang bersinar
Cahayanya semakin hari kian redup
Menerangi gelap hati pun tak sanggup
Sebab masing-masing punya bukunya sendiri
Enggan mencari kebenaran sejati
Revolusi pemikiran benar-benar berhenti
Terinjak-injak materialisme tak bertepi
Bilamanakah kutemukan pejuang tangguh?
Yang membangun pola berpikir sungguh-sungguh
Tanpa batasan nafsu-nafsu menodai kalbu
Hati murni menemukan Sunatullah-Mu
Mereka tak terlena oleh dunia
Lapar sudah menjadi hal biasa
Tapi akal tetap bekerja dengan tekad cita-cita
Menorehkan karya-karya besar atas nama Ilah
Goresan penanya merajut menyusun buku-buku bercahaya
Membawa manusia pada keseimbangan alam semesta
Jakarta, 17 Oktober 2021
*) Puisi ini didedikasikan untuk menyambut Hari Perpustakaan Sekolah Internasional
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H