Mohon tunggu...
Zia Urrahman
Zia Urrahman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa STIBA ARRAYAH

Mahasiswa STIBA ARRAYAH

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pengalaman Ujian Secara Online

22 Juli 2021   23:53 Diperbarui: 23 Juli 2021   10:38 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hai kawan, saya ingin menceritakan pengalaman ujian akhir semester saya bersama kawan-kawan selama pandemi yg dilaksanakan secara online. Kami adalah mahasiswa yg belajar di sekolah tinggi ilmu bahasa arab fakultas tarbiyyah jurusan PBA (pendidikan bahasa arab).

Bahasa arab adalah bahasa pengantar dan komunikasi antar mahasiswa di asrama dan sekitaran kampus. Bahasa arab sudah layaknya bahasa Indonesia bagi kami, bahkan terkadang bahasa arab lebih kami kuasi daripada bahasa Indonesia.

Ketika covid 19 melanda tanah air tercinta, pihak sekolah langsung mengambil keputusan untuk memulangkan mahasiswa tanpa terkecuali untuk keselamatan bersama, dan melakukan aktivitas belajar dan mengajar secara online.

Setelah lama waktu berjalan tibalah hari ujian akhir semester atau yg kami sebut dengan ikhtibar nihai. Ikhitbar adalah salah satu kosa kata bahasa arab yg artinya ujian dan nihai artinya akhir. Ujian akhir semester kami laksanakan secara online melalui program CBT (Computer Based Test).

Selama kami mengerjakan ujian banyak kendala yg terjadi, terkadang server jadi lambat dan harus menunggu lama bahkan ada salah satu pelajaran yg harus ditunda dan diberikan waktu extra, terkadang ada pilihan jawaban yg tidak muncul, walaupun demikian Alhamdulillah kami selesai mengerjakan semua mata pelajaran dengan tuntas.

Bagi kami para mahasiswa ujian secara online pada hakikatnya tidak hanya menguji kecerdasan namun juga  menguji kejujuran, ujian tanpa ada pemantau kecuali sang maha melihat, buku atau kitab siap dibuka kapan saja tanpa ada yg menghalangi, menguji kedewasaan agar bersikap bijak,dan menguji kesabaran ketika banyak kendala terjadi pada saat pengerjaan soal.

Saya berharap semoga cerita singkat ini memotivasi kawan-kawan khususnya bagi para mahasiswa agar terus berjuang menggapai cita-cita tinggi menjadi bintang pada masa depan, dan menjadi bulan penerang gelapnya kebodohan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun