Mohon tunggu...
Zia Mukhlis
Zia Mukhlis Mohon Tunggu... Jurnalis - Pemerhati Pendidikan dan Sosial Budaya

Jurnalis Lepas

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Sekolah Mahal Pasti Bagus, Benarkah Demikian?

14 Agustus 2022   16:11 Diperbarui: 15 Agustus 2022   11:03 1354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Coba rasakan jika Anda merupakan seorang guru baru mengajar di sebuah sekolah ketika Anda meminta siswa untuk mencatat, mereka menolaknya dengan tegas sambil berkata bahwa pelajaran ini terlalu gampang, sudah dipelajari, serta mereka menunjukkan catatan mereka bahwa sudah mempelajarinya di tahun sebelumnya.

Jika Anda seorang guru menemukan situasi ini bisa dipastikan Anda akan marah dengan kata-kata dan sikap mereka yang kurang sopan ini. Tapi itulah realitas moral dari kebanyakan sekolah saat ini, ternyata kecanggihan fasilitas tak bisa menjadikan mereka menjadi manusia yang sekedar bisa berkata sopan pada orang lain.

Bagi saya permasalahan moral adalah permasalahan besar dalam pendidikan. Jika lembaga pendidikan tak bisa membuat seseorang berbicara sopan, maka lembaga tersebut telah gagal, terlebih jika para pimpinannya sibuk mempromosikan sekolah ini ke sana kemari dengan berjuta prestasi yang sama sekali tidak berarti jika siswa tersebut tak bisa menghargai seorang yang bernama guru.

Tentu ini sebuah krisis moral yang patut diperhatikan oleh kita bersama, hilangnya penghargaan terhadap guru merupakan awal dari keruntuhan pendidikan. 

Tak menghargai guru merupakan sebab dari hilangnya keberkahan atas ilmu tersebut. Hilang keberkahan ilmu berdampak tak adanya manfaat ilmu.

Di sekolah yang berbeda, di mana fasilitasnya sangat minim, biaya sekolahnya lebih murah bahkan ada yang tidak membayar uang sekolah karena ketidakmampuan orang tuanya, saya menemukan hal yang berbeda. 

Di sini saya menemukan nilai yang tinggi itu, akhlak. Siswa yang sopan terhadap gurunya dan beretika saat berkomunikasi, itu saja yang diharapkan dari seorang guru dari siswanya. Sebab kesuksesan pendidikan adalah perubahan sikap pada peserta didik. Jika sikapnya tak berubah atau menjadi lebih buruk maka sebuah lembaga pendidikan perlu melakukan evaluasi.

Salah satu cara agar akhlak siswa itu berubah adalah dengan teguran. Memang teguran ini terdengar biasa saja tapi bisa diperhatikan pada sebuah keluarga yang orang tuanya tidak pernah menegur perbuatan anaknya ketika melakukan kesalahan akan berefek pada perilaku anak yang tidak peduli dan egois. 

Bayangkan jika ada sekelompok anak yang tidak peduli, egois dan berkata kasar pada siapa pun baik orang tua ataupun anak kecil, pasti ini sangat meresahkan masyarakat, dan sekelompok anak itu ada pada sebuah lembaga pendidikan yang sangat elit.

Semoga kita bisa memaknai kembali apa itu sekolah, guru, siswa dan pendidikan. Agar kita tidak keliru dan terkaget ketika kita ternyata selama ini sudah salah langkah.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun