Mohon tunggu...
Zia Mukhlis
Zia Mukhlis Mohon Tunggu... Jurnalis - Pemerhati Pendidikan dan Sosial Budaya

Jurnalis Lepas

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bagaimana Orang 'Indo' Puasa di Mesir

15 Mei 2019   00:22 Diperbarui: 31 Maret 2020   21:08 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
buka puasa di Maidah Arrahman/Dokpri

Ramadhan tahun ini sepertinya memiliki banyak keunikan tersendiri. Walau baru berjalan 9 hari tapi sudah banyak yang terjadi. Menyaksikan berbagai keunikan dan pengalaman spiritual yang membuat iman menjadi tergugah. Mesir memiliki keistimewaan tersendiri khususnya pada bulan Ramadhan, akan ditemukan perbedaan watak orang Mesir antara saat Ramadhan dan diluar Ramadhan.

Bulan Ramadhan gak boleh berbuat curang

Pernah dahulu saat Ramadhan pertama saya di Mesir, ketika itu saya dan teman saya hendak pulang dari pasar menggunakan angkot. Saat itu udara cukup panas. Seperti biasa angkot-angkot pada ngetem dan menunggu penumpang penuh. 

Lalu ada salah seorang sopirnya menyoraki kami dan menyuruh naik angkotnya, kami tak ambil pusing dan langsung naik angkotnya. Ternyata angkot yang kami tumpangi ini motong antrian dan langsung disoraki oleh sopir-sopir angkot lainnya. 

Inilah yang menarik untuk disimak apa yang dikatakan oleh para sopir saat menyoraki angkot kami yang memotong antrian, "woi bro, Ramadhan! Woi bro Ramadhan!" dalam bahasa Mesir tentunya. Saya terteguh mendengar ucapan para sopir yang marah pada temannya yang motong antrian ini. 

Bagaimana mungkin mereka para sopir angkot punya sikap hormat pada Ramadhan seperti itu. Lama saya termenung, dan sejak itu tahulah saya bahwa sikap orang Mesir akan berbeda antara saat Ramadhan dan diluar Ramadhan. Walaupun tak seluruhnya tapi kita banyak menemukannya di jalanan. Mereka hormat dan memiliki arti khusus tentang bulan Ramadhan melalui sikap mereka.

Sapaan khusus bulan Ramadhan

Ada juga sapaan khas orang Mesir. "kullu sanah enta toyyib" (semoga tiap tahun kamu baik-baik aja ya) dan "Ramadhan kariim" (Ramadhan Bulan Mulia). Dua kata ini sering kita dengar di jalanan, kadang saat mereka menyapa teman mereka, "hoi bro, kullu sanah enta toyyib!", atau abis belanja di pasar "makasih pak, Ramadhan kariim!". 

Wah sejuk hati  melihat pemandangan seperti ini. Pernah juga pengalaman pribadi saat belanja di pasar, ketika saya mau beli sebuah barang yang agak mahal harganya lalu saya bilang, "karena ini lagi Ramadhan ada diskon donk...", "mesyii ya shodik" (oke lah bro), jawabnya.

Menghias Jalanan 

Beginilah karakter orang Mesir saat hendak memasuki Ramadhan. Watak asli mereka yang keras tiba-tiba melunak saat memasuki Ramadhan. Mereka sangat memuliakan Ramadhan dan membedakannya dengan bulan-bulan yang lain. 

Mereka sangat bergembira saat menyambut Ramadhan, seperti menghias jalanan dengan kertas plastik yang dipotong-potong. Ini dikerjakan oleh para anak mudanya. Mereka datang ke rumah-rumah minta sumbangan untuk menghiasi jalan. Layaknya 17 Agustus di Indoensia, langit-langit jalan penuh dengan hiasan kertas plastik.

Betemu dengan orang ikhlas

Ini yang paling mengejutkan saya. Jalanan Mesir biasanya penuh dengan pasir dan debu, ini wajar karena daerahnya sebagian besar adalah padang pasir ditambah lagi pepohonan hijau hanya sedikit jumlahnya. Jadi ada salah salah satu jalan yang biasa saya lewati. 

Jalan itu beralaskan batu-batu segi enam seperti kebanyakan jalan setapak di Indoensia. Seperti yang saya katakan diatas tadi jalan ini sangat berpasir dan berdebu. 

Pada hari pertama puasa saya menyaksikan ada seorang wanita tua yang menyapu jalan itu dengan sapu yang tidak ada lagi tangkainya. Ia menyapu jalan itu sambil bungkuk. Saya pergi saat siang hari melewati jalan itu dan saat menjelang magrib si wanita tua masih menyapu jalan tersebut. Allahu Akbar! Ini apa gak capek wanita tua ini?! t

Ternyata wanita tua tersebut masih terus menyapu jalan tersebut hingga berhari-hari setelah hari pertama saya bertemu dengannya. Bahkan kata teman saya mengatakan wanita tua itu sejak 3 hari sebelum saya ketemu ia telah membersihkan jalan yang biasa saya lalui tadi. Dan pekerjaannya ini tidak ada yang bayar.

Luar biasanya apa? Sebab jalan adalah fasilitas yang sering digunakan oleh pejalan kaki, bahkan sebagian pengendara sepeda motorpun juga melewati disana. Jika jalanannya berpasir dan berdebu sudah pasti  tidak nyaman dan bisa-bisa kepeleset. 

Selama bertahun-tahun jalan itu tampak berpasir dan kotor bersampah. Kini seorang wanita tua membersihkan jalan tersebut. Dimulainya dengan memunguti sampah-sampah, dipungutnya serpihan-serpihan, lalu disapunya dari ujung ke ujung, dan dilakukannya kegiatan ini berhari-hari selama bulan puasa. Allahu Akbar!

Disaat tak ada orang yang peduli ia peduli. Penampilannya amatlah menyedihkan, baju compang-camping, kotor dan kurang terurus. Tapi hatinya terketuk untuk membersihkan jalan yang banyak dilewati orang. Seteleh jalan itu bersih, terasa nyaman kaki melangkah di jalan tersebut, tak takut lagi pakaian kita berdebu dan kotor. Baarakallah ya madam.

Bagi-bagi makanan dan buka puasa gratis

Selanjutnya yang selalu terjadi di bulan Ramadhan di Mesir adalah orang-orang Mesir selalu bagi-bagi makanan. Ada istilah Maidah Arrahman, artinya hidangan Arrahman (Allah). Mereka menggelar barisan meja di masjid-masjid dan ditempat-tempat umum. 

Hidangannya bukan sekedar takjil tapi beserta nasi, sayur, buah dan lauk dengen potongan besar. Biasanya para mahasiswa akan keluar rumah ketika akan berbuka menuju Maidah Arrahman. Dan juga banyak yang membagikan nasi kotak. Di dekat tempat tinggal saya kawasan Masjid Al Azhar ada dua tempat dibagikan nasi kotak. 

Kami selalu mengambil nasi kotak ini untuk dijadikan makan saat sahur, dan saat berbukanya kami pergi ke Maidah Arrahman. Masih banyak lagi kemudahan dan bagi-bagi rezki saat bulan Ramadhan ini. Di akhir Ramadhan biasanya ada yang bagi-bagi sembako dan THR. Ini akan menjadi incaran bagi mahasiswa yang hidup pas-pasan seperti kami ini.

Tilawah dimana-mana

Nah yang luar biasa dari ini semua adalah saat kita keluar rumah akan kita temukan orang-orang Mesir membaca Al Qur'an. Baik di dalam tokoknya, di atas bus bahkan di tepi jalan. Inilah pemandangan yang paling menakjubkan dalam hidup saya. Melihat ibu-ibu tua duduk di tepi jalan sambil membaca Al Qur'an, melihat kakek-kakek duduk di teras rumah sambil membaca Al Qur'an, dan melihat perempuan muda Mesir membaca Al qura'an saat duduk di bus. Masyaaallah.

Semoga pemandangan seperti ini juga ada di Indoensia, hingga menjadi dakwah dan menciptakan budaya yang baik saat di bulan Ramadhan dan hari-hari biasanya.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun