Mohon tunggu...
Zia Mukhlis
Zia Mukhlis Mohon Tunggu... Jurnalis - Pemerhati Pendidikan dan Sosial Budaya

Jurnalis Lepas

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

PII Ber-Ideologi Startup

4 Mei 2019   04:47 Diperbarui: 4 Mei 2019   04:55 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sekali lagi sebagai anak muda, bukan kerja kita bernostalgia menikmati kisah-kisah kejayaan pendahulu kita, prestasi heroik, dan dramatisnya pejuangan mereka. Itu adalah khazanah kekayaan kita yang akan selalu terpatri dalam dada, menjadi klise kenangan yang saat diri surut bayangan itu muncul dan mengalirkan semangat baru, bahwa kita kader muda harus menciptakan prestasi sendiri yang berbeda dengan pendahulu. 

Kader muda saat ini adalah penulis dari kisah yang akan dicatat dengan tinta emas oleh zaman, dijadikan patokan dalam pencapaian generasi penerus, dan manfaatnnya terasa di masa depan kelak, hingga anak-anak cucu kita bersyukur dan bangga dengan hadirnya kita di pentas kehidupan saat ini. Lukisan apa yang akan kita gambar pada kanvas kehidupan kita hari ini, ini semua ditentukan dengan seberapa resahnya kita melihat lingkungan kita dan seberapa kenal kita dengan diri kita?

Mengenal siapa diri adalah penting untuk perjuangan. Perjuangan bukan tentang semangat dan kerja tanpa tentu arah. Ada pencapaian yang mesti digapai dan fase yang mesti dilalui. Mengenal diri adalah tahap awal diposisi mana kita akan bergerak. Mengenal diri tujuannya untuk mengukur sejauh mana kapasitar diri untuk bertarung di stadion internasional. 

Sudah lama gaung PII tak menggema di kancah internasional, semoga pada Simposium Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Dunia tahun ini di Malaysia PII bisa berbagi keresahan dan inovasi di forum internasional tersebut.

4 mei adalah hari dimana kita merenung sejenak, sebuah waktu 'me time' bagi PII. Berefleksi dan memikirkan apa yang hendak dikerjakannya kedepannya. Setiap provinsi menyelenggarakan Harba PII, dan berapa diantara mereka yang menawarkan inovasi baru untuk PII. Sebab langkah perubahan yang baik adalah muncul dari bawah, kesadaran untuk berubah dan menghasilkan sesuatu yang laku. 

Setiap daerah dan wilayah memiliki otonomi masing-masing, sebuah kebebasan untuk berkreasi dan bereksperimen. Mencoba apapun dan belajar dari kesalahan. Kongkow dengan teman seperjuangan dan berdiskusi tentang aksinya. Apakah itu tentang literasi ataupun tentang bisnis, dan pastinya bukan tentang jodoh.

Ya! PB PII telah menyuarakan untuk memfokuskan diri pada literasi. Kebijakan ini senada dengan mulai tingginya minat pelajar untuk melakukan kegiatan yang bersifat litarasi, baik seminar atau membuat komunitas literasi. Di sebuah kota bernama Padangpanjang menjadi kota literasi nomor satu di Sumatera Barat. 

Apa sebabnya? Kota Padangpanjang terkenal sebagai kota santri dan kota pelajar, disana terdapat banyak pesantren dan sekolah unggul. Dengan banyaknya sekolah di kota ini tentu berbanding lurus dengan banyaknya pelajar di kota ini. Namun sayangnya minat baca dan literasi pelajar di kota ini amat rendah. 

Salah satunya tampak dari perpustakaan yang sepi pengunjung, yang padahal memiliki gedung yang baru dan tempat membaca yang nyaman. Dari kondisi ini salah satu warga yang baru lulus kuliah memiliki ide untuk membuat taman baca. Tanpa pikir panjang anak muda ini langsung memajang buku-buku koleksinya di teras rumahnya yang kebanyakan itu adalah novel. 

Dengan beriring waktu ada-ada saja orang yang senang dengan inovasi baru anak muda ini, mulai banyak orang yang menyumbangkan buku pada taman bacanya, dan tentunya pengunjungnya juga semakin banyak, mulai dari anak kecil, muda mudi, pelajar dan bahkan sastrawan nasional seperti Muhammad Subhan sering berkegiatan di teras rumah anak muda ini.

Teras rumah yang kecil, dengan dekorasi sederhana, kursi kayu dan rak buku kayu yang didesain kekinian telah berhasil menggerakkan berbagai sekolah untuk mengadakan kegiatan literasi di tempat sedehana ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun