Mohon tunggu...
Zia ul Haramein
Zia ul Haramein Mohon Tunggu... Guru - Jangan mati sebelum menulis

Kutulis apa yang kubaca dan pahami, tak peduli engkau setuju atau murka

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Mampukah Kita Ma'shum Seperti Para Nabi?

28 April 2021   08:45 Diperbarui: 28 April 2021   08:55 5106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Dari kisah ini kita memahami bahwa Allah 'sengaja' membuat Nabi Musa ﷺ khilaf dengan bersikap sombong agar terjalin sisi penasaran untuk menemui sosok Khadir. Kisah keduanya pun memperluas wawasan kita bahwa yang dibawa Nabi Musa ﷺ sebagai syariat tidak sepenuhnya sesuai dengan perilaku 'aneh' dari Khadir. Pun yang dilakukan Khadir di luar batas syariat merupakan ujian bagi seorang Musa, apakah ia mampu sabar dalam proses 'belajar' ini. Di situlah ada pemahaman bahwa tidak semua yang kita pahami secara dzahir, dapat dihukumi secara dzahir pula.

Kealpaan juga tidak luput dari sosok mulia Baginda Nabi Muhammad ﷺ yang pernah Allah ilhami rasa lupa, demi menurunkan syariat. Salah satunya syariat Shalat Qadha. Dikisahkan oleh sahabat Jabir bin Abdullah ra,

أنَّ عُمَرَ بنَ الخَطّابِ، جاءَ يَومَ الخَنْدَقِ، بَعْدَ ما غَرَبَتِ الشَّمْسُ فَجَعَلَ يَسُبُّ كُفّارَ قُرَيْشٍ، قالَ: يا رَسولَ اللَّهِ ما كِدْتُ أُصَلِّي العَصْرَ، حتّى كادَتِ الشَّمْسُ تَغْرُبُ، قالَ النبيُّ ﷺ: واللَّهِ ما صَلَّيْتُها فَقُمْنا إلى بُطْحانَ، فَتَوَضَّأَ لِلصَّلاةِ وتَوَضَّأْنا لَها، فَصَلّى العَصْرَ بَعْدَ ما غَرَبَتِ الشَّمْسُ، ثُمَّ صَلّى بَعْدَها المَغْرِبَ

"Umar bin Khattab pada perang Khandaq, (sibuk) menyumpah-serapahi kafir Qurays (hingga tanpa disadari) menjelang waktu Maghrib. Lalu ia berkata, "Wahai Nabi, aku belum shalat Ashar, dan matahari hampir tenggelam". Nabi menimpali, "Demi Allah, aku pun belum shalat". Segera kami pergi ke Buth-han (sebuah lembah yang terdapat air) lalu kami berwudhu dan shalat Ashar saat langit telah gelap, dan dilanjutkan dengan shalat Maghrib". [HR. Bukhari]

Dari hadis sahih ini kita dapati syariat bagaimana seharusnya saat kita terlupa suatu shalat. Rasulullah ﷺ dan Sayyidina Umar ternyata melakukannya segera setelah ingat, tanpa menunggu waktu Ashar di hari berikutnya. Premis terakhir ini bisa jadi kita alami ketika Nabi ﷺ seumur hidupnya tidak pernah lupa dan menyontohkan bagaimana seharusnya qadha' atau mengganti shalat.

Kisah lainnya yaitu saat Nabi ﷺ diilhami oleh Allah sebuah 'kesalahan' dalam raka'at shalat. Shalat yang seharusnya dilakukan empat raka'at, tapi Baginda Nabi ﷺ salam pada raka'at kedua. Dari Abu Hurairah ra,

أنَّ رَسولَ اللَّهِ ﷺ انْصَرَفَ مِنَ اثْنَتَيْنِ، فَقالَ له ذُو اليَدَيْنِ: أَقَصُرَتِ الصَّلاةُ، أَمْ نَسِيتَ يا رَسولَ اللَّهِ؟ فَقالَ رَسولُ اللَّهِ ﷺ: أَصَدَقَ ذُو اليَدَيْنِ فَقالَ النّاسُ: نَعَمْ، فَقامَ رَسولُ اللَّهِ ﷺ، فَصَلّى اثْنَتَيْنِ أُخْرَيَيْنِ، ثُمَّ سَلَّمَ، ثُمَّ كَبَّرَ، فَسَجَدَ مِثْلَ سُجُودِهِ أَوْ أَطْوَلَ

"Baginda Nabi pernah menyudahi shalat dua raka'at, lalu (di antara para sahabat) Dzul Yadain berkata, "Kita mengqashar shalat atau engkau lupa (raka'at), wahai Rasulullah?" Nabi mengonfirmasi, "Benarkah yang dikatakan Dzul Yadain?". Jamaah menjawab, "Benar". Lalu Nabi berdiri kembali melanjutkan dua raka'at yang tersisa, salam, lalu bertakbir untuk sujud (sahwi) dengan sujud serupa atau lebih panjang". [HR. Bukhari dan Muslim]

Dengan kondisi Nabi lupa semacam ini, mustahil tidak ada andil Allah di dalamnya. Dengan adanya perkara ini, kita sebagai umatnya mengetahui bahwa jika kita terlupa dalam shalat, dapat dilengkapi dengan tambahan Sujud Sahwi. Bayangkan jika sepanjang hayat Rasulullah ﷺ tidak pernah lupa dalam shalat, maka para sahabat akan kesulitan menghukumi; apakah harus diulang raka'atnya, atau bahkan diulang shalatnya.

Uniknya Syariat Allah

Dari fenomena di atas, kita semakin memahami bahwa Allah memberi keistimewaan pada para nabi dan orang-orang saleh, tanpa membiarkan mereka meninggalkan aspek ke-'manusia'-annya. Sifat manusia yang merupakan tempatnya salah dan lupa, masih menjadi perangai mereka. Namun mereka adalah manusia yang berbeda dari manusia lainnya, dengan penjagaan khusus dari Allah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun