Mohon tunggu...
Zia ul Haramein
Zia ul Haramein Mohon Tunggu... Guru - Jangan mati sebelum menulis

Kutulis apa yang kubaca dan pahami, tak peduli engkau setuju atau murka

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Saat Manusia Iri Kepada Penghuni Kubur

14 Maret 2021   06:52 Diperbarui: 14 Maret 2021   07:02 1165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kekacauan dan hiruk pikuk dunia pada saat menjelang kiamat nanti akan ditambah dengan munculnya berbagai fitnah atau cobaan. Fitnah Dajjal adalah yang paling monumental dalam fase ini. Lalu keluarnya Ya'juj dan Ma'juj dari persembunyian mereka. Begitu juga turunnya Nabi Isa as. dan Imam Mahdi yang akan mengusung kembali kekhalifahan Islam atas asas Nubuwwah (kenabian). Saking beratnya fitnah yang terjadi pada era tersebut, membuat orang-orang yang masih hidup pun iri terhadap mereka yang telah meninggal. Baginda Rasulullah ﷺ telah memprediksikan peristiwa ini dalam sebuah hadis Muttafaq 'Alaih. Dari Abu Hurairah ra., Rasulullah ﷺ bersabda,

لا تقوم الساعة حتى يمر الرجل بقبر الرجل فيقول: يا ليتني مكانه

Hari kiamat tidak akan terjadi hingga seseorang melewati suatu kuburan lantas berkata; 'andai saja aku yang ada di dalam situ'.

Parahnya kondisi hari akhir membuat seseorang menganggap bahwa dirinya lebih baik berada di dalam kubur, alias mati. Ibnu Batthal dalam menjelaskan hadis ini menggarisbawahi bahwa keinginan mati ini tidak berkaitan dengan 'mengharap kematian' yang dilarang oleh Rasulullah ﷺ. Hadis ini mengisyaratkan bahwa kondisi iri terhadap penghuni kubur disebabkan kerasnya cobaan fitnah. Orang tersebut takut imannya akan hilang karena maraknya kebatilan, maksiat dan kemungkaran yang dipertontonkan terang benderang, dan ini tidak akan terjadi pada setiap individu melainkan hanya bagi para pelaku kebajikan.

Kita patut merasa was-was sekaligus memperbanyak introspeksi diri, bahwa fase itu telah menunjukkan satu persatu tanda-tandanya. Petunjuk Nabi ﷺ bahwa di akhir zaman kelak waktu akan terasa sangat cepat, sudah mulai kita alami. Rasanya baru beberapa hari kemarin kita berpisah dari Ramadan, tanpa terasa sebulan lagi kita memasuki Ramadan kembali. Setahun berlalu sangat cepat. Tidak ada yang mampu kita jadikan pegangan kecuali memperbaiki kualitas iman kita, sebab hanya ini yang dapat kita andalkan dalam menghadapi fitnah-fitnah di atas. Memegang erat ayatNya dan sunnah NabiNya ﷺ menjadi 'warisan' terbaik yang bisa menolong kita dari kesesatan fitnah akhir zaman. Dan semuanya tentu diiringi dengan doa agar kita terhindar dari berbagai kebatilan yang terjadi di fase terakhir alam semesta. Semoga kita menjadi golongan yang selamat dalam menghadapi fitnah dan cobaan menjelang hari kiamat.

Pada akhirnya kita hanyalah individu-individu yang hanya mampu mengandalkan iman dan amal saleh. Sebab yang terpenting bukanlah bagaimana dan kapan terjadinya hari akhir, tapi apa yang telah kita persiapkan untuk menghadapinya. Dalam riwayat Anas bin Malik ra., Rasulullah ﷺ suatu hari ditanya oleh seorang Badui, tentang kapan datangnya hari kiamat. Beliau ﷺ balas bertanya, "Apa yang telah kamu persiapkan untuk menghadapinya?" Lalu dijawab, "Aku hanya mencintai Allah dan RasulNya". Lantas Rasulullah ﷺ bersabda, "Kamu akan (dikumpulkan) bersama orang yang kamu cintai". [HR. Muslim]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun