Mohon tunggu...
ZIAN FAUZAN RAMADHAN
ZIAN FAUZAN RAMADHAN Mohon Tunggu... Editor - Content Creator

Menulis bukan hanya menyampaikan isi hati dan Pikiran, namun menulis merupakan suatu cara berkomunikasi dan menyampaikan pandangan kepada orang lain

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Mengenal Emotional Validation, Hal yang Mempengaruhi Mental Anak Remaja dari Sikap Orangtua

9 Desember 2022   10:03 Diperbarui: 9 Desember 2022   10:56 494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Emotional invalidation atau Invalidasi emosional adalah kondisi ketika orang lain menyampaikan bahwa emosi yang kita rasakan tidak valid, tidak masuk akal, atau tidak rasional, pada saat Anak menginjak masa Remaja mereka akan cenderung ingin mendapatkan informasi yang rasional menurut mereka.

Seperti kita semua tahu saat Anak memasuki masa Remaja, pergolakan batin sangat signifikan mempengaruhi kehidupan sehari-harinya, bahkan relasi dengan kita, orang tuanya. dengan memahami metode Emotional Validation kita bisa mengontrol dan memahami anak.

Mood swings yang kadang tidak dapat diprediksi atau internal konflik lainnya, butuh ketenangan. Anak remaja juga butuh merasa aman dalam mengekspresikan emosinya supaya dia bisa percaya pada orang tua atau orang dewasa lainnya.

Saat emosinya negatif, orang tua harus "terampil" menanggapinya. Karena emosi yang dirasakan itu normal dan respon kita akan membantu mereka untuk bisa meregulasi dirinya supaya dapat mengontrol emosinya dan tidak meledak-ledak. Salah satunya dengan Emotional Validation.

Rasanya senang sekali kita sebagai anak jika saat emosi tidak terkendali lalu ada orang tua yang dapat memahaminya.

Dengan memberikan  Emotional Validation seperti memberikan tindakan mendengarkan, mengakui, dan menerima perasaan seseorang, meskipun perasaan itu negatif. 

Dalam konteks anak remaja, caranya melibatkan mendengarkan, menerima tanpa mengabaikan, meremehkan, menolak, atau menilai mereka.

Memvalidasi anak remaja melibatkan pemahaman dan meyakinkan mereka bahwa perasaan, pikiran, dan pengalaman internal mereka valid.

Anak anak yang divalidasi, belajar memahami pengalaman emosional mereka dan mengatur perasaannya terutama saat situasi tidak terkendali.

Dari berbagai penelitian, anak yang menerima validasi emosional dari orang tuanya punya harga diri yang baik dan positif, bisa mengembangkan identitas diri yang sehat, empatik dan cenderung memiliki kesehatan mental yang lebih baik.

Dan jangan lupakan juga, setelah memvalidasi emosi anak remaja, bantu dia menemukan solusi yang tepat sesuai dengan masalah-masalah yang dia alami.

Dengan mendampingi anak saat memasuki usia Remaja kita sebagai orang tua telah membantu akan pembentukan karakter dan pribadi anak kedepannya.

Sehingga dapat mempengaruhi cara pergaulan anak di lingkungan bermainnya, karena pada dasarnya Anak Remaja menginginkan perhatian yang lebih dari orang tuanya saat dia memasuki fase pencarian jati dirinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun