Grit terdiri dari dua dimensi: Passion dan Perseverance. Â Passion adalah kemampuan untuk mempertahankan minat pada suatu tujuan. Sedangkan, perseverance adalah kemampuan individu untuk tetap berjuang mencapai tujuan jangka panjang, apapun tantangan dan hambatan yang dihadapi.Â
Berdasarkan dua dimensi tersebut, Growth Center mengidentifikasikan empat tipologi Grit. Ini memberikan informasi terkait sejauh mana seseorang memiliki kombinasi kedua dimensi Grit.Â
Tipe Achiever: Mereka paham betul apa yang ingin dicapai dan mampu menetapkan tujuan jangka panjangnya. Pada umumnya, mereka tekun, tidak mudah menyerah saat menghadapi kendala sehingga mampu bekerja keras untuk mencapai tujuannya.
Tipe Planner: Mereka paham betul apa yang ingin dicapai dan mampu menetapkan tujuan jangka panjangnya. Tetapi, pada umumnya mereka kurang tekun dalam mencapai sasarannya.
Tipe Eksekutor: Mereka sebenarnya tekun dalam mencapai target, tetapi belum memiliki pehamaman mengenai minat atau arah yang ingin  dicapai. Sehingga mereka cenderung mudah mengganti arah tujuannya. Mereka butuh bimbingan orang lain untuk menetapkan sasaran.Â
Tipe Pivoter: Mereka belum mengenali minat pribadinya secara spesifik, sehingga belum dapat menentukan arah tujuan yang ingin dicapainya. Mereka mudah menyerah ketika mengalami kesulitan. Mereka mudah kehilangan semangat dan membutuhkan dukungan orang lain untuk kembali fokus pada tujuannya.Â
Ciri-ciri orang yang memiliki grit tinggi (Paragon of Grit):
- Memiliki interest/ketertarikan dan rasa penasaran terhadap apa yang mereka sukai sejak lama. Contohnya, suka menggambar dari kecil hingga saat ini. Interest adalah bibit dari passion sehingga penting untuk dikembangkan.
- Melakukan deliberate practice. Mereka mendalami apa yang mereka sukai, bersedia belajar menguasai kemampuan dan keahlian yang diminati melalui latihan-latihan yang terencana dan menantang.
- Memiliki purpose/tujuan yang lebih besar. Mereka tidak hanya menjalani minatnya hanya untuk diri sendiri saja, tapi ingin berkontribusi pada kesejahteraan orang lain. Contohnya ketika kita ingin menyuarakan kesennjangan yang terjadi di masyarakat.
- Mampu mempertahankan harapan ketika yang lain kehilangan harapan dan ingin menyerah. Mereka optimis bahwa setiap orang dapat berkembang dan beradaptasi ketika dihadapkan dengan tantangan.