Mohon tunggu...
Fauzia Latifah Aini
Fauzia Latifah Aini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

tertarik terhadap ilmu geologi tapi belajar ilmu hubungan internasional,suka berbicara di depan umum

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menjembatani Perbedaan: Opini Tentang Solusi Konflik Agama dan Perdamaian di India

2 Maret 2023   04:15 Diperbarui: 5 Maret 2023   17:56 473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Nama : Fauzia Latifah Aini

NIM: 07041282227154

Dosen Pengampuh : Nur Aslamiah Supli, BIAM., M.Sc

India  sebagai negara populasi terbesar kedua di dunia ,adalah rumah bagi berbagai agama dan kepercayaan. Namun meskipun memiliki keberagaman budaya dan agama yang kaya, India juga telah menjadi saksi dari beberapa konflik agama yang mematikan dalam sejarahnya. Konflik-konflik ini sering kali terjadi akibat perselisisihan antara kelompok-kelompok yang mewakili agama atau kepercayaan yang berbeda.

Pada awal kemerdekaannya, India dianggap sebagai sebuah negara yang pluralistik dan inklusif, dengan prinsip-prinsip demokrasi, kesetaraan, dan kebebasan dianggap sebagai pijakan yang sangat penting. Namun, dalam beberapa dekade terakhir, India telah menjadi saksi dari beberapa bentuk kekerasan antar agama, termasuk serangan teroris, pembersihan etnis, diskriminasi, dan pelecehan. Konflik-konflik ini telah merusak kerukunan sosial dan mendorong jarak antara komunitas-komunitas yang berbeda di India.  

Sejarah konflik agama di India sangat panjang dan kompleks. India, yang memiliki populasi yang sangat beragam secara agama, telah mengalami banyak konflik agama yang berbeda selama berabad-abad.

Salah satu konflik agama paling terkenal di India adalah konflik antara umat Hindu dan Muslim pada tahun 1947. Konflik ini terjadi selama pembagian India, ketika negara itu dibagi menjadi dua: India dan Pakistan. Konflik ini menyebabkan kekerasan massal dan pemisahan jutaan orang dari kelompok agama yang berbeda.

Pada tahun 1984, terjadi kekerasan anti-Sikh di Delhi dan beberapa kota besar di India, setelah Perdana Menteri India saat itu, Indira Gandhi, dibunuh oleh dua pengawal Sikh. Konflik ini menyebabkan lebih dari 3.000 orang Sikh tewas dan banyak tempat suci Sikh dihancurkan.

Serangan teroris Mumbai pada tahun 2008 adalah konflik agama yang terkenal dan mematikan. Serangan ini dilakukan oleh sekelompok teroris Islam dan menargetkan beberapa lokasi penting di kota Mumbai, termasuk stasiun kereta api, hotel, dan pusat budaya Yahudi. Serangan ini menewaskan 166 orang dan melukai lebih dari 300 orang.

Konflik agama di India juga terus terjadi hingga saat ini, seperti konflik di wilayah Kashmir dan konflik antara kelompok Hindu dan Muslim di berbagai bagian India.Konflik ini masih menjadi isu yang sensitif dan kompleks di India. Bahkan masih ada laporan pada tahun 2022 dimana bentrokan antara warga hindu dengan warga muslim di India yang memakan korban jiwa.

India telah mengalami beberapa konflik agama yang serius selama bertahun-tahun, dan faktor-faktor yang memicu konflik agama di India sangat kompleks. Beberapa faktor pemicunya meliputi:

  • Ketidakadilan sosial:

Ketidakadilan sosial adalah faktor utama yang memicu konflik agama di India. Sistem kasta di India telah menciptakan kesenjangan sosial yang besar antara kelompok-kelompok sosial yang berbeda, dengan kelompok-kelompok yang lebih rendah dalam sistem kasta cenderung menjadi korban diskriminasi dan kekerasan.

Konflik agama di India memiliki akar masalah yang kompleks dan melibatkan berbagai faktor. Salah satu faktor penting yang memicu konflik agama di India adalah ketidakadilan sosial.Meskipun konstitusi India melarang diskriminasi atas dasar agama, namun masih terdapat ketimpangan sosial dan ekonomi antara kelompok agama yang berbeda.

Pengamat hubungan Internasional dari Universitas Indonesia,Yon Machmudi  mengatakan bahwasannya konflik tersebut bukanlah dari sikap warga itu sendiri radikal ataupun terorisme melainkan adanya kebijakan dikriminatif pemerintah yang tidak merangkul semua golongan, dengan demikian tindakan kekerasan yang mengerikan sering terjadi".(CNN Indonesia,2022)

Hal yang terutama terlihat dalam kesenjangan pendapatan dan akses terhadap pendidikan dan pekerjaan.Selain itu, kekurangan pendidikan dan pemahaman yang salah tentang agama juga menjadi faktor penyebab konflik agama di India. Banyak orang yang tidak memahami secara tepat ajaran agama mereka, dan terkadang disalah artikan dan digunakan untuk membenarkan tindakan kekerasan terhadap kelompok agama lain. Hal ini diperparah dengan munculnya kelompok-kelompok ekstremis yang mengambil keuntungan dari ketidaktahuan dan pemahaman yang salah tentang agama untuk memperkuat posisi mereka dalam masyarakat.

Kaum-kaum fanatisme di India semakin menjadi-jadi dalam melakukan konflik dengan agama islam.kehadiran mereka. Kaum fanatisme Hindu yang menekankan pada identitas Hindu yang murni dan menganggap agama-agama lain sebagai musuh dapat memperburuk situasi konflik agama di India. 

Mereka sering memprovokasi kekerasan terhadap kelompok minoritas, terutama umat Muslim, dan memperkuat retorika nasionalis Hindu yang eksklusif. kaum fanatiseme muncul karena ingin mengembalikan kejayaan masa silam,dengan hal tersebut mereka mengusir bangsa inggris dan membasmi golongan muslim di India.Bukan hanya dari bidang agama saja tetapi juga mencakup bidang sosial dan ekonomi.

Mathama Ghandi sebagai pemimpin dan seseorang yang paling berpengaruh di India lewat pemikirannya,dia beranggapan bahwa agama tidak memandang perbedaan.

Agama bagi Gandhi merupakan hubungan antara manusia dengan Tuhan. Oleh karena itu Gandhi tidak menginginkan adanya jurang pembatas antara Hindu dan Islam di India. (Pleysier, 1950;42-43)

Dalam upayanya ingin menyatukan golongan- golongan yang berbeda di india selalu mendapat penolakan dari golongan fanatik yang ingin menghancurkan pengaruh Mathama Ghandi di India.sampai akhirnya Ghandi meninggal dengan cara tragis dalam upayanya tersebut.

  • Polarisasi politik berbasis agama :

Konflik agama di India seringkali disebabkan oleh upaya politisi untuk memanfaatkan isu agama untuk memenangkan dukungan politik. Oleh karena itu, perlu ada upaya untuk mengurangi polarisasi politik berbasis agama dan memperkuat partisipasi masyarakat dalam proses politik.

Dilansir dari tirto.id kebijakan-kebijan kontroversial perdana menteri india terhadap warga muslim India .Salah satu kebijakanya yaitu UU CAB yang diloloskan oleh perdana menteri Narendra Modi. UUD CAB ini menyebabkan banyak warga muslim India kelihilangan kewarganegaraan tanpa alasan.Akibatnya terjadi bentrokan yang dipicu serangan terhadap kelompok muslim penolakan UUD CAB di New delhi dan menimbulkan korban jiiwa.

Polarisasi politik berbasis agama adalah salah satu faktor penyebab terjadinya konflik agama di India. Hal ini terjadi ketika partai politik atau kelompok masyarakat memanfaatkan isu-isu agama untuk memperoleh dukungan dan meraih kekuasaan. Dalam hal ini, agama digunakan sebagai alat untuk memperkuat identitas kelompok dan menciptakan perbedaan yang tajam antara kelompok yang satu dengan yang lain.

Polarisasi politik berbasis agama seringkali memicu konflik antara kelompok-kelompok agama yang berbeda di India. Kondisi ini semakin diperparah oleh adanya ketimpangan ekonomi dan sosial yang dialami oleh kelompok minoritas agama, terutama umat Islam dan Sikh. Ketidakadilan sosial dan ekonomi inilah yang menyebabkan rasa tidak puas dan ketidakpercayaan terhadap pemerintah dan kelompok mayoritas agama.

Selain itu, media massa dan jejaring sosial juga berperan dalam memperkuat polarisasi politik berbasis agama. Serangan terhadap kelompok agama tertentu seringkali dilaporkan secara berlebihan dan dibumbui dengan narasi yang memperkuat stereotip negatif terhadap kelompok tersebut. Hal ini menyebabkan ketegangan antara kelompok agama semakin meningkat

  • Kekurangan pendidikan dan pemahaman yang salah tentang agama:

Kekurangan pendidikan dan pemahaman yang salah tentang agama juga menjadi faktor yang memicu konflik agama di India. Kebanyakan orang India memiliki pemahaman yang sangat terbatas tentang agama-agama lain, dan ini sering kali menciptakan ketidakpercayaan dan ketidaksepakatan antara kelompok-kelompok agama yang berbeda.

Hal ini diperparah dengan munculnya kelompok-kelompok ekstremis yang mengambil keuntungan dari ketidaktahuan dan pemahaman yang salah tentang agama untuk memperkuat posisi mereka dalam masyarakat.Konflik agama di India telah menjadi perhatian dunia selama beberapa dekade terakhir. Berbagai bentuk kekerasan, diskriminasi, dan intoleransi terus terjadi di berbagai wilayah India, yang telah mengakibatkan kerugian besar bagi masyarakat India secara keseluruhan. Namun, meskipun masalah ini telah menjadi fokus perhatian dunia, belum ada solusi yang efektif untuk mengakhiri konflik agama di India.

Kelompok yang kurang teredukasi cenderung mempercayai stereotip negatif tentang kelompok agama lain, dan kurang mampu menghargai perbedaan keyakinan.

  • Pengaruh media yang bias:

Media juga dapat memainkan peran penting dalam memicu konflik agama di India. Beberapa media cenderung memperkuat stereotip dan kebencian antara kelompok-kelompok agama, yang dapat memperburuk situasi dan menciptakan kekerasan.

Pengaruh media yang bias juga menjadi faktor yang memicu konflik agama di India. Media seringkali mengambil sudut pandang yang cenderung memihak pada kelompok agama tertentu dan memberitakan isu-isu yang kontroversial, yang dapat memicu konflik dan menimbulkan ketegangan dalam masyarakat.

Media memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk opini dan sikap masyarakat terhadap isu agama. Oleh karena itu, media perlu bertanggung jawab dalam memberitakan isu-isu agama dan menghindari bias atau kesalahan informasi yang dapat memicu konflik. Selain itu, media juga dapat berperan dalam mempromosikan dialog antara kelompok agama yang berbeda, dan mengangkat kisah-kisah inspiratif tentang kerjasama dan harmoni antara kelompok agama yang berbeda.

Dalam mengatasi konflik agama di India, perlu dilakukan pendekatan yang holistik dan terpadu, yang melibatkan berbagai sektor dalam masyarakat. Hal ini termasuk upaya untuk memperbaiki ketidakadilan sosial dan ekonomi, meningkatkan pendidikan dan pemahaman tentang agama, serta mengatasi bias dalam media.

Dalam opini saya, saya ingin membahas beberapa ide tentang bagaimana menemukan jalan menuju perdamaian di India, dengan fokus pada pentingnya pendidikan, partisipasi masyarakat, dan reformasi politik dan hukum yang lebih baik. India telah lama terlibat dalam konflik agama yang sering kali menyebabkan kekerasan dan ketidakamanan bagi warga negaranya. Namun, saya percaya bahwa ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk menemukan jalan menuju perdamaian.

  • Menekankan penyelesaian konflik dengan cara damai

Melalui dialog antar agama merupan salah satu cara untuk mengurangi ketegangan dan meningkatkan pemahaman antar agama adalah melalui dialog antar agama. Dialog semacam ini harus dilakukan secara terus-menerus dan melibatkan seluruh pemangku kepentingan.hubungan baik akan dapat terjalin dengan menyelesaikannya dengan damai melalu dialog.

Dalam bukunya, Galtung juga menekankan pentingnya penyelesaian konflik secara damai dan memberikan alternatif bagi kekerasan. Menurutnya, penyelesaian konflik secara damai melibatkan penciptaan lingkungan yang menghargai kepentingan, kebutuhan, dan nilai-nilai dari semua pihak yang terlibat. Selain itu, Galtung juga menyatakan bahwa penyelesaian konflik yang berkelanjutan harus mencakup tiga elemen utama, yaitu transformasi konflik, perdamaian positif, dan pembangunan yang berkelanjutan.

Dengan mengacu pada koeksistensi positif, elemen ini mengacu pada pembentukan hubungan yang baik antara pihak-pihak yang terlibat dalam konflik. Hal ini dapat dicapai melalui dialog, penyelesaian sengketa yang adil, dan pengakuan hak-hak dasar semua pihak. Dalam konteks konflik agama di India, koeksistensi positif dapat dicapai dengan menghargai hak dan keyakinan agama semua kelompok, dan mempromosikan dialog antar kelompok agama untuk mengatasi perbedaan-perbedaan mereka.

  • Penting untuk meningkatkan akses dan kualitas pendidikan yang inklusif

Pendidikan  adalah kunci untuk mengatasi konflik agama di India. Pendidikan yang inklusif dan menyeluruh dapat membantu membangun pemahaman yang lebih baik tentang agama dan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh masyarakat India. Pendidikan juga dapat membantu mengurangi tingkat ketidakadilan sosial dan ekonomi, yang sering kali menjadi penyebab utama konflik agama.

Pendidikan yang inklusif dan toleran akan sangat penting dalam menciptakan lingkungan yang damai. Pendidikan yang membawa nilai-nilai toleransi dan menghormati perbedaan agama dan budaya dapat mengubah pandangan dan pola pikir masyarakat. Pendidikan yang memberikan pemahaman tentang sejarah, budaya, dan agama yang beragam di India dapat membantu mengurangi prasangka dan diskriminasi terhadap kelompok agama tertentu. 

Selain itu, pendidikan yang memperkenalkan pemahaman tentang nilai-nilai demokrasi dan hak asasi manusia dapat membantu mendorong partisipasi masyarakat dalam proses politik dan meningkatkan kesadaran mereka tentang pentingnya keadilan dan kesetaraan.

  • Masyarakat harus lebih aktif dalam proses kebijakan dan pembuatan keputusan

Partisipasi masyarakat yang lebih baik dalam proses kebijakan dan pembuatan keputusan juga penting untuk mencapai perdamaian di India. Melibatkan masyarakat secara aktif dalam proses pembuatan kebijakan dan pengambilan keputusan dapat membantu meningkatkan legitimasi dan akuntabilitas dari kebijakan dan keputusan tersebut. Hal ini juga dapat membantu mengatasi ketidakpuasan dan kemarahan masyarakat terhadap kebijakan dan keputusan yang dianggap tidak adil. Selain itu, partisipasi masyarakat juga dapat membantu membangun hubungan yang lebih baik antara kelompok agama yang berbeda.

  • Reformasi  politik dan hukum yang lebih baik

Reformasi politik dan hukum yang lebih baik juga penting dalam menyelesaikan konflik agama di India. Reformasi ini harus melibatkan penghapusan diskriminasi sistemik dan perlakuan tidak adil yang terjadi pada kelompok agama tertentu. 

Selain itu, hukum dan kebijakan yang lebih tegas dan adil harus diterapkan untuk melawan pelaku kekerasan antar agama dan membawa mereka ke pengadilan. Reformasi ini juga harus mencakup perlindungan terhadap kebebasan beragama dan hak asasi manusia yang lebih baik bagi semua warga negara. Dan juga mencakup pemberantasan korupsi, penegakan hukum yang tegas terhadap pelaku kekerasan agama, dan peningkatan akses keadilan bagi semua warga negara tanpa diskriminasi.

  • Perlu adanya transformasi konflik, perdamaian positif, dan pembangunan yang berkelanjutan

Dalam rangka mencapai perdamaian jangka panjang di India, perlu adanya transformasi konflik, perdamaian positif, dan pembangunan yang berkelanjutan. Transformasi konflik akan membantu mengubah cara berpikir dan berperilaku masyarakat terhadap konflik dan mendorong mereka untuk mencari solusi yang lebih damai. 

Perdamaian positif melibatkan upaya untuk menciptakan lingkungan yang mendukung perdamaian dan membangun hubungan yang lebih baik antara kelompok agama yang berbeda. Sedangkan pembangunan yang berkelanjutan akan membantu meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan dan mengurangi ketidakadilan sosial, politik, dan ekonomi.

Sesuai dengan  penyelesaian konflik melalui tiga elemen menurut Johan Galtung, yaitu salah satunya pembangunan yang berkelanjutan merupakan elemen utama lain dalam penyelesaian konflik agama di India. Pembangunan yang berkelanjutan melibatkan pemerataan pembangunan ekonomi, sosial, dan politik di seluruh masyarakat, terutama di daerah yang paling terkena dampak konflik agama. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan akses yang lebih baik terhadap sumber daya dan kesempatan ekonomi, meningkatkan pendidikan dan kesehatan, dan mempromosikan pemerintahan yang bersih dan efektif.

Solusi  untuk mengakhiri konflik agama di India tidak mudah, tetapi harus dilakukan melalui upaya yang terus-menerus untuk mempromosikan inklusivitas, dialog antar agama, dan nilai-nilai toleransi. Menjaga perdamaian dan kerukunan antar agama akan membutuhkan kolaborasi dan komitmen dari seluruh lapisan masyarakat dan pemangku kepentingan di India.

Daftar Pustaka

Apa Biang Kerok Konflik Hindu-Islam di India Makin Sering Terjadi?. (2021, 1 juli). CNN Indonesia. Diakses 28 februari 2023, dari https://www.cnnindonesia.com/internasional/20220630184929-113-815730/apa-biang- kerok-konflik-hindu-islam-di-india-makin-sering-terjadi/2  

Prasetyo, G. (2018). Jurnal Historica The Assassinaton of Mahatma Gandhi in 1948.2,4-14

Galtung, J. (1996). Perdamaian dengan cara damai: Perdamaian dan konflik, pembangunan dan peradaban. Sage Publications.70-89

Putri, R. D. (2020, 28 Februari).Kerusuhan Delhi: Memahami Biang Keladi Konflik.tirto.co. Diakses 28 februari 2023, dari https://tirto.id/kerusuhan-delhi-memahami-biang-keladi-konflik-hindu-muslim-india-eBNd

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun