Mohon tunggu...
Muhammad Ziad Riziequlya
Muhammad Ziad Riziequlya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

saya memiliki hobi yaitu travelling, menjelajahi kota sendiri dan saya bisa mempunyai kelebihan mudah berbaur dengan orang baru

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perbandingan Aspek Sosial Budaya Zaman Sekarang dengan Zaman Kesultanan Banten

15 Juni 2022   16:00 Diperbarui: 15 Juni 2022   16:05 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banten adalah sebuah provinsi di indonesia yang terdapat di pulau jawa yang baru  berdiri pada tahun 2000 yang sebelumnya adalah provinsi jawa barat. Kebanyakan dari  masyarakat Banten ini adalah pemeluk agama islam yang buktinya bisa dilihat pada masjid  agung Banten yang terletak di Banten lama. Masjid Agung Banten menjadi tempat ibadah  sekaligus makam kesultanan Banten.

Sebelum kesultanan banten memegang syartiat islam, maka sama seperti kerajaan-kerajaan  sebelumnya kesultanan banten adalah pemeluk agama hindu yang kemudian beralih menjadi  agama Islam yang penyebarannya dilakukan oleh seorang pemimpin Islam yang dikenal  sebagai wali besar di Cirebon yaitu Sunan Gunung Jati pada abad ke-16. Setelah itu,  penyebaran agama Islam dilanjutkan kembali oleh putra dari Sunan Gunung Jati yakni Maulana  Hasanuddin untuk menyebarkan agama Islam secara perlahan-lahan di daerah Banten.

Pada zaman sultan yaitu zaman Sultan Agen Tirtayasa terdapat Vihara Avalokitesvara  yang keberadaannya tidak jauh dari Masjid Agung Banten. Bisa dipastikan bahwa pada zaman  dahulu pengikut agama yang berbeda dapat hidup dengan damai dan berdampingan, hal itu  membuktikan bahwa Banten pada zaman itu sangat toleran terhadap agama lain bahkan Vihara tersebut yang membangun dan menghiasai adalah Sunan Gunung Jati sebagai hadiah untuk warga Tionghoa dan itu masih menjadi bukti nyata bangunan itu membuktikan tingginya  toleransi beragama pada zaman itu. 

Jika dibandingkan dengan umat islam masa sekarang yang jelas jelas mereka adalah  pemeluk agama Islam, tetapi mereka tidak menunjukkan toleransi di depan agama lain, tetapi  malah menjauhi nya, bisa dibilang ini merupakan suatu kemunduran bila dibandingkan dengan  zaman kesultanan banten pada zaman itu. Faktor ini bisa menjadi perbandingan karena zaman  kesultanan banten masih ada, kehidupan sosial masyarakatnya semakin meningkat dengan  pesat karena pemimpin mereka peduli terhadap rakyatnya, ini bisa juga menjadi perbandingan  dengan masa sekarang yang rata-rata penduduk banten belum menemukan kesejahterahan  mereka. 

Tidak hanya penolakan dari agama Kristiani saja, "sekumpulan oranng menolak adanya  pembangunan pura di kabupaten Bekasi karena minimnya jumlah penganut Hindu pada saat  itu" menurut Desi Purnamasari yang menulis berita di web tirto.id. Warga Hindu kabupaten  bekasi memang kelompok minoritas tetapi mereka juga bagian dari warga negara Indonesia,  dengan berdasarkan UUD 1945 seharusnya toleransi beragama di kedapankan untuk  mendapatkan kesejahterahan antar umat beragama.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun