Mohon tunggu...
Ziadatul Hikmiah
Ziadatul Hikmiah Mohon Tunggu... Dosen - Mengajar di jurusan psikologi

Tridharma perguruan tinggi

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Pendampingan Ibu yang Berduka: Inisiatif Layanan Masyarakat untuk Membantu Perjalanan Duka

20 Desember 2024   08:52 Diperbarui: 20 Desember 2024   08:52 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malang, Juli 2024 -- Sebuah inisiatif penuh empati untuk mendukung para ibu yang berduka atas kehilangan anak-anak mereka akibat penyakit langka dan disabilitas telah berhasil dilaksanakan. Program yang berlangsung dari Mei hingga Juni 2024 ini melibatkan tim relawan mahasiswa, bekerja sama dengan organisasi nirlaba Enabled.id, dan menciptakan interaksi yang bermakna dengan para ibu yang menghadapi tantangan kesedihan yang mendalam. Selain memberikan dukungan emosional, program ini juga menghasilkan pengembangan modul penting tentang perawatan trakeostomi.

Program Pengabdian Masyarakat ini dipimpin oleh Ziadatul Hikmiah, S.Pd., S.Psi., M.Sc., seorang dosen di Departemen Psikologi Universitas Brawijaya, yang memiliki bidang minat dalam psikopatologi perkembangan dan disability awareness. Bersama Enabled.id, sebuah organisasi yang mendukung anak-anak dengan penyakit langka dan pengguna trakeostomi, program ini menyediakan ruang aman dan penuh empati bagi para ibu untuk memproses emosi mereka, berbagi pengalaman, dan mengeksplorasi langkah-langkah menuju pemulihan.

"Kesedihan adalah perjalanan yang sangat pribadi dan penuh tantangan, terutama bagi para ibu yang kehilangan anak mereka karena kondisi langka," ujar Ziadatul. "Program kami bertujuan menghargai pengalaman mereka, memberikan dukungan psikologis, dan memberdayakan mereka untuk menemukan harapan dan ketahanan."

Program ini diwujudkan oleh tim yang terdiri dari lima relawan mahasiswa yang berdedikasi, bekerja tanpa lelah untuk merancang dan melaksanakan sesi-sesi yang bermanfaat. Sekitar sepuluh ibu berpartisipasi dalam empat sesi dialog kesedihan daring yang diadakan selama program berlangsung. Sesi-sesi ini dirancang dengan cermat untuk memberikan kelegaan emosional serta alat praktis untuk menghadapi kesedihan.

Tema utama yang dibahas dalam sesi-sesi tersebut meliputi:

  1. Memahami Lima Tahapan Kesedihan: Sesi dimulai dengan diskusi tentang tahapan emosional yang umum dialami dalam proses kesedihan---penyangkalan, kemarahan, tawar-menawar, depresi, dan penerimaan---untuk membantu peserta memahami perasaan dan pengalaman mereka.

  2. Berbagi Pengalaman Kesedihan: Para ibu didorong untuk berbagi perjalanan pribadi mereka dalam lingkungan yang mendukung dan penuh empati, menciptakan rasa solidaritas dan mengurangi perasaan terisolasi.

  3. Latihan Relaksasi dan Mindfulness: Peserta dipandu dalam teknik seperti pernapasan dalam dan mindfulness untuk membantu meringankan beban emosional akibat kesedihan.

  4. Journaling untuk Penyembuhan: Kegiatan penjurnalan terstruktur mengajak para ibu menulis surat kepada diri mereka sendiri, anak-anak yang telah meninggal, serta masa depan mereka, dengan fokus pada cara mengelola pemicu kesedihan dan menemukan tujuan baru setelah kehilangan.

Enabled.id memainkan peran penting dalam meningkatkan dampak program ini. Sebagai organisasi nirlaba yang didedikasikan untuk mendukung anak-anak dengan penyakit langka dan keluarga mereka, Enabled.id membawa wawasan dan sumber daya yang tak ternilai bagi inisiatif ini. Misi organisasi untuk meningkatkan kesadaran dan dukungan bagi pasien trakeostomi sangat relevan bagi para ibu yang berpartisipasi, banyak di antaranya merawat anak dengan trakeostomi.

Salah satu pencapaian utama dari inisiatif ini adalah pengembangan modul komprehensif tentang perawatan trakeostomi. Modul ini menjadi panduan penting bagi keluarga pasien trakeostomi, menawarkan saran praktis dan dukungan emosional untuk menghadapi tantangan dalam perawatan. Dengan menggabungkan wawasan profesional dan pengalaman nyata, modul ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas perawatan dan dukungan yang tersedia bagi keluarga dalam situasi serupa.

Para ibu yang berpartisipasi menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam, menekankan bagaimana program ini memberikan mereka rasa keterhubungan dan pemahaman. Seorang peserta berbagi, "Sesi-sesi ini membuat saya merasa diperhatikan dan didengar. Saya menyadari bahwa saya tidak sendirian dalam perjalanan ini, dan sekarang saya memiliki alat untuk mengatasi kesedihan saya."

Peserta lainnya menyoroti dampak latihan relaksasi dan penjurnalan, dengan mengatakan, "Menulis surat untuk anak saya dan diri saya sendiri sangat menyembuhkan. Ini memberi saya cara untuk menghormati kenangan anak saya sambil menemukan jalan ke depan."

Keberhasilan proyek ini menyoroti pentingnya dukungan psikologis yang disesuaikan untuk orang tua yang berduka. Ziadatul dan Enabled.id berkomitmen untuk melanjutkan kolaborasi mereka dan memperluas cakupan inisiatif ini di masa depan. Rencana mendatang termasuk memperluas dukungan kepada audiens yang lebih luas dan mengembangkan sumber daya tambahan untuk memenuhi kebutuhan khusus keluarga yang terkena penyakit langka.

"Kesedihan adalah perjalanan yang membutuhkan kasih sayang, pengertian, dan dukungan," pungkas Ziadatul. "Kami berharap program ini telah menanamkan harapan dan ketahanan di hati para ibu yang bergabung dengan kami, dan kami berharap dapat menjangkau lebih banyak keluarga di masa mendatang."

Untuk informasi lebih lanjut tentang inisiatif ini atau untuk mengakses modul perawatan trakeostomi, silakan hubungi ziadatulhikmiah@ub.ac.id. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun