Mohon tunggu...
Ziadatul Hikmah
Ziadatul Hikmah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca novel

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menopang Pesona Pembangunan Destinasi Desa Sade

20 Oktober 2024   18:57 Diperbarui: 7 November 2024   15:50 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perjalanan kami di dalam Desa Sade memberikan pengalaman yang bagus terkait dengan belajar  budaya masyarakat suku sasak. Dalam perjalanan keliling banyak aktivitas yang kami temui antara lain, para ibu-ibu dan kaum perempuan kebanyakan menjual kain atau sarung tenun dengan berbagai macam corak dan jenis tenun, termasuk bermacam-macam kerajinan unik khas sasak.

Tidak terasa selama 1.5 jam kami berkeliling, mempelajari historis dan budaya masyarakat Desa Sade dengan penuh keramahan dari para warga yang kami lewati sepanjang perjalanan. Terima kasih buat masyarakat Desa Sade, tetap menjaga keramahan, kebersihan, dan budaya lokal agar semakin meningkat kunjungan wisatawan, yang akan memberikan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat Desa Sade dan sekitarnya.

Terutama design rumahnya yang terbuat dari daun ijuk dan tiangnya dari pohon yang membuat para wisatawan menarik masuk ke dalam pekarangan desa tersebut.
Keberadaanya persis di samping jalan aspal semakin mendorong para pelancong untuk menelusuri lebih dalam suasana masyarakat yang tinggal di Desa Sade.

Apalagi adanya keunikan yang dari kejauhan sudah mulai tampak dari posisi rumah yang sangat rapat antara satu rumah dengan rumah lainnya.
Begitu pula yang kami rasakan ketika melintas di jalan tersebut. Kami merasa penasaran dengan keberadaan masyarakat setempat.

Akhirnya memutuskan masuk ke dalamnya serta ditemani oleh seorang Guide yang mengetahui betul tentang keberadaan masyarakat Sade, pola interaksinya, adat dan budaya serta kehidupan masyarakat dalam kesehariannya.Awalnya kami diceritakan oleh Guide bahwa tidak terlalu banyak rumah masyarakat setempat, lebih kurang 100 rumah dengan jumlah penduduknya lebih kurang  700 jiwa.

Penduduk yang tinggal di Desa Sade ini adalah umat muslim bahkan di tengah-tengah Desa terdapat sebuah mushalla sebagai tempat beribadah bagi umat Islam.

Pola perkawinan yang dipraktikkan umumnya dilakukan dengan orang-orang terdekatnya.

Jika pun ada orang lain dari Desa lain ingin menikahi dengan wanita di Desa Sasak, maka pemberiannya umumnya dilakukan dengan menyerahkan satu ekor atau dua ekor lembu. Kehidupan masyarakat sangat harmonis, keberadaan rumahnya saling berdekatan.

Umumnya mereka bekerja sebagai penjahit tenun rumahnya. Masing-masing rumah menjahit tenun dan menjual kepada para pelancong yang mengunjunginya.

Selain kain tenun, juga ada yang menjual peci, gelang, kopi sasak dan kalung. Alhamdulillah berdasarkan observasi yang kami saksikan langsung, semua rumah dikunjungi para pembeli.

Para pembeli didampingi oleh seorang Guide yang juga merupakan warga asli di Desa Sade sehingga sangat mudah menjelaskan keberadaan masyarakat Sade sekaligus budaya yang ada di Desa Sade.Meskipun berjualan secara berdampingan, tidak ada yang merasa saling tersaingi. Para penjual saling membantu menjual barang dagangannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun