Pagi yang cerah berbunyi bel sekolah membelah awan, siswa dan siswi disalah satu sekolah Painan. Ada 5 orang sahabat, yaitu Damar,Maulana,Fikri,Ryan,dan Agus. Mereka memiliki latar belakang kehidupan yang berbeda, pertama ada Damar. Damar memiliki badan yang tidak terlalu besar dan bertubuh tinggi.
Dia menyukai banyak hal, salah satunya adalah mie ayam pak Jamal. Setiap mereka nongkrong di rumah Damar pasti dan selalu traktir mie ayam pak Jamal. Kedua ada Maulana, atlet panjat tebing,mempunyai badan gede berisi, dan berambut belah dua.
Hal unik dari Maulana, dia selalu membawa saus ABC kemanapun ia pergi. Ia gak mau kalau makanan yang ia makan tidak diberi saus ABC. Ketiga ada Fikri, bertubuh kecil,banyak tingkah, dan suka memakai tas yang lebih gede dari badannya.
Hal yang paling menarik dari Fikri adalah ketika sedang berjalan bersama, dia selalu memanggil cewe yang kita tidak kenal tanpa ada rasa malu. Keempat ada Ryan, berbadan besar gendut,hobinya makan, berkacamata,memiliki tompel dipipi, dan benci berjalan. Hal menarik dari Ryan adalah dia berhayal tentang sesuatu yang aneh kalau kita pikir pikir. Yang terakhir ada Agus.
Nama panjangnya Agustian tapi ia lahir di bulan Maret, memiliki bandan sedang, dan dia suka memberi tahu guru tugas yang kemarin. Mereka sangat akrab, meskipun umur persahabatan mereka masih seusia jagung. Mereka tidak langsung kenal dan memiliki ikatan persahabatan.
Pas pertama masuk, orang pertama yang sudah dekat adalah Damar dan Maulana. Mereka berdua dekat karena beberapa faktor, salah satunya sudah kenal sejak SD. Mereka berdua Kenal dengan yang lainnya karena tugas kelompok Bahasa Indonesia. Awalnya mereka berlima dingin dan saling cuek, tidak seperti Damar dan Maulana yang sudah akrab sejak SD. Mereka punya cara agar suasana tidak canggung.
" Busett broo.. Diem diem bae kaya patung" Celetukan Damar tanpa fikir lama..
" Hahahaha.. Iya nihh kaya cewe lagi berantem sama cowo" Ejek Maulana kepada tiga teman kelompok lainnya
"Ngobrol dong... Kan tadi sudah kenalan didepan kelas heyyy.." Damar kesal karena mereka pendiam semua. Tak ada sebutir katapun yang berbunyi dari mulut mereka.
" Jangan banyak omong dehh... Saya kan lagi mikir buat ngerjain tugas ini.. Bawel banget sih kalian" balas Ryan dengan nada bercanda.
" hahahahahahha. . .." tiba tiba suasana menjadi cair bahkan dua teman yang belum ngobrol tiba tiba mengeluarkan suara yang memiliki khasnya masing masing
Tiba tiba terdengar suara yang amat dirindukan oleh siswa. Yap bel jam terakhir sudah berbunyi sontak banyak siswa yang kegirangan artinya waktunya untuk pulang sekolah. Mereka saat pulang banyak yang saling mengobrol dengan teman baru, ada yang merencanakan untuk main kerumah temanmu, ada yang berencana untuk ngerjain tugas, dan ada pula yang mengajak untuk makan makanan yang ada diluar gerbang sekolah.
" oh Iyaa Btw kita bakal ngelanjutin tugas ini dimana??" tanya Fikri kepada kelompok Bahasa Indonesia tadi. Sebenarnya mereka ingin pulang ke rumah masing masing, tapi teringat pada tugas itu.
" di mana aja lahh yang penting deket..." jawab Agus
" Serius ihh mau dimana?" Tanya Maulana dengan bingung
" Kalau mau dirumah aku, tinggal masuk gang depan terus belok kiri, sudah sampai kok?" Ucap Damar
" Nah bener tuh rumah Dia mah emang deket" sambung Maulana dengan senang. Apakah harus dirumah saya yang berangkatnya naik angkot.
" Yaudah dehh boleh aja.... Lagian pula kita kan baru kenal, kerkom ini juga mendadak, sedangkan kita kita tidak ada yang bawa HP buat kasih kabar orang tua" Fikri setuju dengan saran Damar dan Maulana. Begitu pula Damar dia senang karena ada teman teman barunya main ke rumahnya. Berjalan tak sampai lima menit mereka sampai dirumah Damar.
"Akhirnya kita sampai...." Ucap Maulana
"Selamat datang yaa di gubuk sederhana ini .." sambut Damar kepada teman teman
"Buseettt...... Ini gubuk?? Kayaknya ini lebihh ke istana dehh.." Fikri kagum melihat rumah Damar yang besar.
"Parahh nihh... Ini keknya si Damar ini merendah untuk meroket nihh hahahah" Ryan sambil menyindir Halus Damar.
"Asalamualaikum...." mereka memberi salam sebelum masuk kedalam rumah Damar.
" Waalaikumsalam... Ehh siapa nii??" Keluar seorang wanita dengan sambutan yang ramah
" mahh kenalin nihh temen temen aku, ada Fikri, Ryan,dan Agus.." Damar memperkenalkan temen temen nya
" salam kenal tante" Ucap Ryan,Fikri,dan Agus.
" Salam kenal yaaa... Ehh ada Maulana juga, kalau Maul mah sering main kesini, jadi tante sudah hafal"
" Ohh iya mah, hari ini aku dan teman teman ada tugas kelompok pertama kita.... Boleh kan kita ngerjainnya di sini?"
" Tentu boleh lah nak.. Yaudah kalian masuk dehh... Ngerjainnya di ruang tamu yaaa... Nanti Tante bikinin makanannya"
" gak usah tante... Nanti takut ngerepotin" Ujar Ryan
" Gak apa apa ihhh"
Merekapun masuk kerumah Damar dan segera ngerjain tugas kelompok itu sambil menunggu makanan yang dibuat oleh mamahnya Damar. Makanan pun sudah jadi mamah Damar memberikan pada teman Damar.
" Nihh makan dulu gihh... Nanti lagi aja ngerjain tugasnya, keburu lapar nanti..."
" Iya buu terima kasihh"
"busett Maul apaan itu?" tanya fikri dengan heran
"Loh kok kamu bawa saus sihh"
" Hahahah itu mah sudah jadi kebiasaan Maul. Asal kalian tahu kalau kita pergi kemana dia pasti bawa Saus apalagi yang merek Abc" ujar damar sambil menahan tawa.
" yoii broo soalnya aku gak bisa makan kalau gak ada saus Haahaha"
Mereka mengerjakan tugas dengan riang. Tak terasa matahari mulai tenggelam , mereka sudah selesai dengan tugas itu, sebelum pulang.
" Ehh iya, kita kan udah saling kenal gimana kalau kita saling save no Wa" ajal maulana
" Betul juga tuhh... Supaya kita bisa share pelajaran.."
" Tapi aku lupa dengan no kuu.." kata Fikri
"Sama aku juga " lanjut Ryan
" Yaudah.. Kalian save aja no Aku, nanti aku bikin group Wa. Ni No aku kalian catat yaa" saran dari Damar.
Setelah dapat no WA Damar mereka harus segera pulang karena sudah malam. Tak sabar rasanya untuk saling kenal. Sementara ketika sudah sampai rumah tepatnya pukul 7 malam tidak WA.
Fikri memutuskan untuk ngechat Damar terlebih dahulu. Biasanya anak anak sekolah kalau mau ngirim pesan ke temanmu pasti diawali dengan huruf 'p'.
"P"
"Damar" sapa Fikri
" Iyaa... Ini siapa yaaa?" tanya Damar
"Save back. ini aku Fikri temen sekalas kamu yang tadi kerkom juga..."
" Heeyy broo... Baik aku save yaa, nanti aku bikinin Group WA" ujar Damar
Damar memasukan Fikri disana sudah ada teman teman yang lain. Di group itu mereka bercerita tentang apa yang terjadi tadi siang saat sekolah, dan mereka juga membicarakan hal yang Random. Hingga waktu sudah menunjukan pukul 10. Mereka memutuskan untuk beristirahat.
Persahabatan mereka mulai menguat, mereka sudah sering berkumpul, bermain bersama, mengunjungi rumah mereka, dan menginap di malam minggu. Ketika berkumpul mereka suka ngomongin hal hal acak, mulai dari wanita, game, dan banyak hal random lainnya.
Persahabatan mereka memang sudah kuat, dan solidaritasnya. Namun, setiap pertemuan pasti ada perpisahan. Tepatnya saat kenaikan kelas, ternyata kelas mereka terpisah. Diantara kelima sahabat itu tidak ada satupun yang sekelas.
Mereka mengajak untuk kumpul dikantin saat istirahat nanti. Namun yang baru ada cuma Ryan dan Damar.
"Lo masuk kelas apa Mar?" tanya Ryan ke Damar
" Gue masuk ke kelas C, kalau lo..?"
" kita beda deh kayaknya, soalnya aku kelas B, Agus kelas H, Fikri kelas G, dan Maulana kelas A"
" yaa mau gimana lagi, soalnya ini udah kebijakan sekolahnya sihh.."
" ohh iya, omong omong yang lain kok pada belum kesini yaa" tanya Ryan
" Gak tau mungkin mereka lagi ada urusan dengan guru..."
Terdengar suara bel yang menandakan masuk kelas.
" ehh udah bel,nih"
" kita ke kelas yuu?"tanya Rian.
"ayoo" jawab Damar
Mereka berdua masuk kekelasnya masing masing. Mereka tidak tahu kalau ini adalah kali terakhir mereka kumpul. Seperti yang kita sudah ketahui bahwa yang datang akan pergi. mereka layaknya orang asing yang sibuk dengan urusannya masing masing. Yap... Ternyata seperti apa kata orang bahwa jarang ada usia persahabatan yang bisa bertahan lama.
Ini terjadi sampai mereka hampir lulus, mereka sudah jarang berkomunikasi lagi. Bahkan group WA yang selalu ramai kini, hanya kenangan. Chat terahir mereka yaitu sekitar 2 tahun yang lalu.
Hingga akhirnya hari yang terasa pahit datang. Hari apa itu? Hari yanh dimaksud adalah hari kelulusan. Dihari kelulusan baru mereka ada komunikasi kembali.
" Hehh broo.... Gimana kabar loo?" tanya Agus
" Baik.. Lo sendiri gimana? " jawab Fikri.
" sama.. Gimana kalau kita kekantor untuk terakhir kali ini? Siapa tahu disana ada yang lainya?" ajak Aguss.
" Ayoo.."
Mereka segera menuju kantin berharap ada temen temen mereka yang lain. Entah tak disangka sangka ternyata mereka bertiga benar benar ada di Kantin itu.
"Ini nihh... Dari tadi kita tunggu.." ujar Maulana
" Ehh kalian, baru aja kita omongin" kata Agus
" mulai besok mungkin kita tak akan bertemu lagi..... jujur gue kangen kalian. Apa kalian merasakan hal yang sama..?" tanya Fikri.
Sontak perkataan Fikri mengubah suasana menjadi sedihh. Mereka tak ingin hari ini berakhir begitu cepat. Tak selamanya seorang lelaki harus menahan tangis, kata ' lelaki tak boleh menangis' tidak dapat diartikan. Untuk membuat cerita pada saat hari libur panjang. Mereka memutuskan untuk pergi berkemah untuk terakhir kalinya.
Ini bukan akhir dari segalanya, hingga masuk lah tahap dimana mereka daftar ke sma. Mereka tidak memedulikan kemana yang lain akan daftar. Masing masing dari mereka hanya fokus ke urusan mereka masing masing. Hingga pelajaran semester 1 di sma dimulai. Siswa siswi masuk kelas yang sudah ditentukan. Ajaibnya, hal yang dikira hilang ternyata kembali. mereka lima sahabat itu, dipertemukan kembali bahkan dalam 1 kelas yang sama.
" Woi Fikri.... Ini gue Damar" Damar memanggil fikri dari kelas karena ia sudah sampai duluan.
" Ehh elo Damar.. Seriusan?"" Fikri segera menghampiri dan duduk dengan Damar.
"Busett.. Gak nyangka aku kita sekelas lagii Hahahaha" sambil bersalaman dengan Fikri.
" ohh yaa kita masih nunggu yang lain nihh"
" Hah siapa?" tanya Fikri.
"Liat aja nanti pasti kenal lah... Upss......" ujar Damar sambil bernada ups.
Tiba tiba dari luar kelas membuka pintu kelas, terdengar suara yang sudah tak asing do telinga Fikri. Yap mereka adalah ketiga sahabatnya yang lain. Sungguh apakah ini sebuah kebetulan yang tuhan sudah atur? Memang yaa naluri seorang sahabat memang kuat.
" Asem kalian lagi kalian lagi " Fikri dengan bercanda
Saat itu pula mereka berjanji untuk memperkuat tali persahabatan dan mungkin tidak ada yang terulang lagi seperti tahun tahun kemarin saat mereka duduk di bangku smp.
Cerita tidak cukup sampai disini mereka sekarang sudah menjadi sirkel yang kuat. Tapi meskipun mereka selalu berkelompok, tidak pernah ada rasa untuk pisah dengan teman teman kelas lainya. Malahan mereka kalau ada tugas kelompok, suka mencari dengan orang yang beda agar suasana dikelas juga tidak terlalu individualisme.
Detik berubah ke menit, menit berubah ke jam, jam berubah ke hari. Tak terasa waktu begitu cepat. waktu itu sedang malam minggu, mereka berlima memutuskan untuk malmingan dan menginap dirumah Agus. Disana mereka bermain gitar, bermain kartu, dan bercerita tentang banyak hal.
"Hahahaahh parah luu.." ketawa Damar saat mendengar cerita dari Maulana.
" Seorang Maul ternyata bisa bucin juga yaa " Ryan mengejek Maul.
"Ihh serius broo masa aku baru kenalin diri langsung di block sih sama Wanda" ujar Maul. Maul langsung mengeluarkan HPnya dan memperlihatkan Chatnya bersama Wanda.Isi dari chat itu adalah.
Maul: "p"
"Haii"
" Save back yaa..."
Wanda: "Ini siapa yaa?...."
Maul: " ini aku Maulana dari kelas Mipa 4"
Wanda: " Ehh Maull....."
" Ehh maaf yaa aku mau ganti nomor"
Maul: " yaudah ga apa apa"
" hallo?"
Wanda ternyata memblockir Maul dengan cara yang halus. Setelah semua membaca hasil chatan maul dengan Wanda, mereka semua langsung tertawa terbahak bahak. Sambil mengejek Maul.
Fikri langsung berkata " ya elah gitu doang di block? Liat nihh guee kalau ada cewe jalan langsung ajak kenalan "
" lah kan dari faktor muka si Maul kalah guys" Ejek Damar sambil ketawa
"Kalian tidak membantu sama sekali" sambung Maul.
" ohh iya, kalian mau aku bikinin makanan apa?mau mie goreng?" Tanya agus
Mereka setuju dengan saran Agus. 15 menit kemudian Agus datang dengan mie yang ia bawa. Mereka segera menyantap mie itu. Seperti biasa Maul pasti bawa saus ABC.
" Ya Allah maul... Kebisaannya belum ilang juga" ujar Ryan.
" inimah musti dan wajib aku bawa" saus menurut Maul bagai belahan jiwanya. Tiba tiba..
" ehh guys.... Gue nanya nihh" Ujar Agus dengan ekspresi yang serius.
" apa sih Gus kayaknya serius nihh"
" kalian sadar gak sih kalau kita bentar lagi UAS??" tanya agus.
" Tau santai aja guss kita kan sudah sering belajar kelompok" jawab Damar.
" Iya nihh gus... Lagian kan kita juga udah sering UAS" ujar Fikri
" Bukan itu... Kita kan UAS Dia semester dua.. Otomatis kita bakal naik kelas... Kalian sadar gak sih kalau ini alurnya sama kaya kita SMP?" pernyataan agus yang mulai serius.
"Maksudmu kita bakal naik kelas? Terus kita pisah kelas lagi?" jawab Ryan
"Lah kan kita juga masih satu sekolah, setidaknya kita masih bisa nongkrong" ujar Fikri
" lagian kamu kenapa lagi Guss?" kata Damar.
" kalian lupaa.?.... Dulu kan kita juga bilang hal yang sama, tapi nyatanya apakah kita masih tetap kayak sekarang?" tanya Agus.
"Maksudmu kita bakal jadi orang asing lagii??" Kata Maul sambil menatap Agus.
"Bahkan lebih buruk lagi. .. .. . ."
Tiba tiba malam itu yang awalnya riang berubah menjadi hening, semua ekspresi mereka berubah drastis. Mereka semua termenung, mereka takut akan hal yang pahit seperti dulu terulang kembali sekarang.
Hari itu pun tiba, hari setelah 2 minggu selesai mengikuti UAS. Di hari itu mereka akan menerima raport akhir kelas 10. Rasanya sungguh berat, ditampah lagi dengan adanya pertanyaan Apakah kita akan dipisah lagi? Jawabannya antara iya dan tidak.
" guys... Gimana nanti pas liburan kita pergi sama sama?" tanya Damar.
" kemana? Yang seruh dongg...." ujar Agus
" gimana kalau kita Nginap di rumah gue?" kata Dimas
"Kapan?" tanya Fikri
" ya nanti pas libur, awal liburan aja gimana?"
" waduhh, sebenernya aku sama orang tua aku mau ada acara" ujar Ryan
"Wahh aku juga sama mau ke rumah nenek" kata Maul.
" Yaudah emangnya dimana? Pasti juga kalian pulang kan?" tanya Damar sambil menatap teman temannya.
"Maunya sih gitu, tapi gimana yaa... Soalnya aku sama keluarga mau ke Bali. Kemungkinan ini bisa ngabisin semua waktu liburan ini. Jujur aku juga ingin ikut sama kalian. Tapi gimana ini rutinitas keluarga tiap tahunya" Ryan menjelaskan kenapa ia gak bisa.
" kalu saya sih kayaknya sama bakal ngabisin waktu liburan. Kamu juga tau kan Mar kalau aku suka ke rumah nenek yang di kalimantan" terang Maul kenapa ia tak bisa.
Kayaknya gak seru deh kalau hanya bertiga, rasanya pasti cepat bosan kalau tanpa Ryan dan Maul.
"Yaudah gimana kalau kita liburan masing masing, tapi kita janji kalau udah masuk sekolah jangan kayak orang asing lagi?" Ujar Fikri. Mereka menyetujui saran Fikri, meskipun tahu kemungkinan bakal sama seperti dulu.
Tiga minggu sudah berlalu, mereka harus kembali sekolah lagi seperti biasa. Setelah melepas penat kini mereka harus bertempur lagi didunia pendidikan. Sebelum mereka masuk kelas biasanya akan dikumpulkan di lapangan untuk melakukan pembagian kelas. Ini merupakan bagian yang paling dibenci oleh kelima sahabat itu.
" ya... Terima kasih sudah berkumpul dikelas. Kali ini bapa akan mengumumkan tentan kegiatan KBM tahun ini" ucap seorang Guru kesiswaan dan beberapa sambutan dari kepala sekola.
" nah yang terakhir adalah tentang ruangan kelas.... Untuk kurikulum saat ini menyatakan bahwa setiap kelasnya sama seperti tahun lalu , tidak ada perpindahan, karena nanti disaat buat perguruan tinggi tidak susah."
"Horeee!!!!!" teriak seluruh siswa, mendengar hal itu semua siswa sangat senang, karena mereka tidak harus berpisah dengan teman kelas yang sudah mereka sayangi.
" oke kalian sekarang siap siap dan masuk sekelas yang sudah diberi tanda, disana kalian langsing beberes sebelum KBM dimulai". Para siswa bergegas menuju kelasnya masing masing.
Didalam kelas kelima sahabat itu langsung saling bersalaman karena mereka tidak jadi dipisahkan. Sebelum ada guru masuk mereka bercerita tentang liburan mereka. Mereka saling tertawa dan menertawakan hal yang telah terjadi. Apakah masalah cukup sampai disini? Tentu tidak karena akan ada hal lain yang akan datang.
Tiba tiba guru pertama masuk. Biasanya untuk jam pertama mereka di isi oleh wali kelas. Dimana wali kelas itu adalah guru fisika.
" pagii anak anak..." sapa walikelas
"Pagi juga buu" jawab murid murid
"Perkenalan saya Jeha Aulia Nisa panggil aja bu Jeha. Ibu adalah walikelas kalian, ibu mengajar pelajaran fisika....................nah itu mungkin sedikit tentang ibu.. Oh sini masuk nak..." Bu jeha menyuruh masuk seorang siswi. Siapa kah siswi itu?
" ohh iya kita juga kedatangan murid baru... Sini nak, perkenalan namamu..."
"Halo semua perkenalkan aku Joice Wilson.. Aku biasa dipanggil Joice" Sambut Joice.
Semua pandangan tertuju pada murid baru itu. Terutama murid laki laki, pandangan mereka seperti menyampaikan bahwa Joice adalah salah satu wanita cantik seperti malaikat yang baru turun dari khayangan. Joice memiliki fisik seperti belasteran Cina, cara bicara pun sangat menawan. Tiba tiba Fikri memberi pertanyaan agar bisa dikenal oleh Joice.
" Hii Joice perkenalan aku Fikri.aku boleh nanya gak ?" Fikri bertanya sambil gugup.
" Hii juga Fikri. Boleh kok mau tanya apa?" mempersilahkan Fikri untuk bertanya.
" ehhh eee apakah kamu jomb... Ehh kamu itu turunan orang luar?" Hampir aja Maul keceplosan.
" Alahhh.... Fikrimah modus hahaha" kata Maul sambil mengejek Fikri.
" Ehh gak apa apa dong kalian kenapa sihh" ujar Fikri
" Oh iya Fikri pertanyaannya aku jawab yaa. Aku itu memang ada darah campuan dari Cina" jawab Joice.
Semua siswa berkenalan dengan Joice dan bertanya mengenai dirinya. Kebanyakan yang bertanya itu dari pihak laki laki. Entah ada maksud apa, saya gak tahu Hahaha.
" Buu maaf kita kan udah kenal Joice apakah bisa disudahi saja pertanyaannya" ujar Zahra.
" Loh kenapa Zahra?." bu Jeha dengan kebingungan
"Iya buu... Soalnya laki laki dikelas kita pada genit, mereka caper bu kalau ada siswi perempuan baru apa lagi Fikri buu... Suka bercanda mulu sama cewe.." ucap Zahra, memberi tahu tentang sikap konyol siswa laki laki. Semua laki laki langsung melihat ke arah Zahra.
" wahhh apaan sih kamu mah Zahra, cemburu yaa?" mereka semua menertawakan Zahra. Joice pun segera duduk Dia duduk dibelakang sebangku dengan Angel. Bersebelahan dengan Agus.
Agus langsung bicara ke Joice " heeh Joice, kenalin Aku Agus". "Hai agus" sapa Joice.
"Nama aku Agus, tapi aku itu lahir bulan Maret Hahahah" Agus membuat Joice hingga tertawa kecil.
Hari pun sudah menjelang sore, mereka belum memutuskan untuk nongkrong dirumah Damar, sambil menikmati mie ayam Pak Jamal. Mereka memesannya dibungkus, lalu makan dirumah Damar. Mereka tiba tiba ngomongin Joice siswi baru tadi.
" ehh menurut kalian Joice cantik gak?" tanya Maul.
" Beuh cantik bangett" kata Damar, sambil memakan mienya.
" Aku baru pertama liat cewe cantiknya luar biasa, gal kaya si Zahra" sambung Fikri.
" Sudah lahhh jangan ngomongin dia Joice itu cocok banget sama aku" Agus sudah belajar menghkayal.
" Matamu! Enga lah dia cocolnya sama aku yang berparas tampan" Rian dengan pedenya.
" Ya elah kalian kaya yang baru liat cewe cantik... Cewek banyak tau yang cantik" Damar mengatakan itu, tapi ia juga suka ke si Joice. Mereka tiba tiba saling tatap, tanpa banyak omong langsung menghabiskan mienya dan mencari alasan untuk pulang kerumah masing masing. Sebenarnya mereka pulang karena kesal ternyata sahabat sahabatnya suka sama Joice.
Awal permasalahan terjadi, mereka fikir permasalahan hanya terjadi ketika mereka berpisah. Namun Joice juga bisa menjadi masalah baru yang dapat meruntuhan tiang persahabatan. Mereka berlomba lomba untuk mendapatkan Joice. Ketika itu saat pulang sekolah...
" Joice... Apa kabar?" sapa Fikri sambil duduk diatas sepeda motornya.
" Ehh Fikri, baik kamu sendiri gimana?" Joice menoleh balik ke Fikri.
"Kau juga baik... Ehh... Btw kamu pulang sendirian ? Naik apa? Jauh engga?" tanya Fikri
"Aku pulang naik angkot kayaknya. Deket kok rumah aku mah" Jawab Joice.
" Mau aku anterin? Kebetulan aku juga mau pulang" ajak Fikri. Namun, ternyata obrolan Fikri dan joice terdengar oleh Damar dan Maul.
" Hallo Joice, kamu pulangnya sama aku aja" Damar muncul secara tiba tiba.
"Ehh mending sama Aku aja, Maul" Maul juga sama saja.
" Gausah ihh.. Aku biasa pulang sendiri " kata Joice.
" Hallo Joice. Aku Ryan sama Agus. Kamu mau pulang? Aku boleh main gak kerumah kamu?" Tiba tiba muncul Ryan sambil membonceng Agus.
" Aku juga ikut yaa. Soalnya kan kita itu teman sekelas kita harus kenal lebih dekat" Kata Agus
Joice heran dengan tingkah teman teman barunya. " yaudah" kata Joice, dengan kata lain ia mau mengajak teman temanmu untuk berkunjung ke rumahnya. Sementara itu Fikri,Damar,dan mau merasa cemburu. Mereka ingin berduaan dengan Joice aja. Beda dengan Ryan dan Agus mereka justru khawatir dengan persahabatan mereka.
" apakah ini akan menjadi awal kehancuran persahabatan aku? Kok bisa sih karena cewe ini?" tanya Agus dalam hatinya. Akhirnya mereka mengantarkan Joice dengan ia memilih naik ojek. Diikuti oleh Damar, Fikri,Maul,Ryan dan Agus.
" Sudah sampai Joice?" tanya Ryan.
" Sudah kok.."
" yang mana rumah kamu? " tanya Fikri
"Yaudah ikutin aku aja.." Joice menyuruh mereka mengikuti dia.
Mereka semua kaget, difikir ini adalah sebuah gedung. Ternyata gerbangnya juga gede dengan tombol yang menjulang tinggi.
"Sini masuk semua kita sudah sampai di rumahku" kata Joice. Mereka kaget saat Joice menunjukan rumahnya. Rumahmu jika disamakan bagaikan istana, ada kolam ikan yang besar, kolam berenang, taman yang luas, dan garasi yang besar. Didepan halaman terparkir super car MCLaren Senna. Mereka insecure di halaman nya terparkir super car, sedangkan mereka datang menggunakan motor beat.
" Malah bengong, sini masuk" ajak Joice sambil menggeleng matanya.
" ee ii yaa. " kata mereka secara bersamaan.
"Siapa itu nak???" Tiba tiba keluar seorang laki laki dengan tampang cuek datang keluar.
" Ehh ayah, perkenalankan mereka adalah teman baru aku.." ternyata laki laki itu adalah ayahnya. "Hallo om...." sapa kelima sahabat itu. Ayah Joice tidak berkata apa apa, dia langsung masuk naik super car dan pergi.
" itu ayah kamu Joice?" tanya Ryan
"Iya maaf yaa, Ayah aku emang cuek kalau ke orang asing" Joice meminta maaf atas sikap ayahnya.
"Iya gak apa apa kok santaii... Nanti juga lama lama akrab kok eh." Ujar Fikri
" ohh iya kalian mau keliling keliling? "
" Boleh tuhh kayaknya bakal seru nihhh." jawab Damar dengan semangat
"Yaudah mau mulai kemana dulu?" tanya Joice, dia aneh dengan sikap teman temanmu itu.
" Terserah kamu aja dehh, yang penting mah bisa keliling" jawab mereka dengan serentak.
" Yaudah gimana kalu kita liat garasi dulu, soalnya mumpung masih dibuka.." mereka berlima hanya bisa menganggukan kepala. Mereka hanya melihat paras cantik Joice. Hingga masuk lah mereka kedalam garasinya. " Maafnya garasinya berantakan, banyak barang barang yang gak kepakai" Joice kembali untuk merendahkan diri.
" Buset... Kayaknya ginjal ku gak cukup deh buat beli ini semua" ujar Damar.
" Jiwa miskin ku meronta ronta liat ini" ujar Ryan dan Agus.
" Andai barang yang gak kepalaku itu buatku, mungkin akan menjadi kebahagiaan dalam hidupku". Kata Maulana dengan mata tertuju pada benta itu.
" Ahh kalian bisa aja dehh....kalian juga bisa kok punya ini semua... Makanya kalian rajin belajar sama mau untuk berusaha" Joice menatap teman temanmu dan tersenyum kearah mereka. Senyuman itu membuat mereka semakin ingin memilikinya. Yaaa siapa sih yang gak mau dengan wanita cantik, bertutur kata yang sopan,pintar, dan memiliki banyak materi.
Setelah berkeliling sekitar satu jam, akhirnya mereka pamit pulang. Mereka gak kuat melihat harta yang ada dirumah Joice.
"Yaudah Joice. Makasih yaa sudah mau ngajak kita berkeliling" kata Ryan dan Agus. "Apaan sih jangan pulang dulu, kalian belum aku kasih makan ihh" paksa Joice.
"Iya nihh dasar Ryan dan Agus maunya pulang, emang ada apa sih dirumah??" Tanya Fikri ke Ryan dan Agus.
" bukannya kenapa kenapa ini kan sudah sore kita juga belum izin ke orang tua" kata Agus.
Agus dan Ryan akhirnya pamit duluan untuk pulang, meninggalkan teman temannya yang masih betah dirumah Joice. Bukannya mereka tidak betah, cuman mereka sadar kalau Joice memiliki tingkat lebih tinggi dibandingkan mereka. Sedangkan temannya yang lain masih betah main dirumah Joice.
Jam sudah menunjukan pukul delapan malam, mereka bertiga izin untuk pulang. Joice sudah tak bisa menahan mereka pulang, karena sudah malam mereka diizinkan pulang. Namun, setelah jauh dari rumah Joice. Tiba tiba mereka bertiga menghentikan motornya.
" Caper banget sih kalian tadi, malu tau diliatin sama Joice" Damar dengan nada yang dingin. "Maksud loo apaan yaa? Emang yang berhak suka sam Joice itu lo aja?" Fikri menjawab dengan nada yang tinggi. Begitupun dengan Maulana.
Ternyata mereka semua sudah masuk ke api cemburu. Mereka merasa bahwa Joice cocok dengan dirinya masing masing. Beda dengan Ryan dan Agus mereka memang tidak peduli dengan wanita, mereka juga merasakan bahwa mereka gak cocok buat Joice. Setelah Damar, Fikri, dan Maulana selesai debat. Mereka langsung bubar begitu saja.
Keesokan harinya, mereka kembali untuk bersekolah. Seperti biasa Ryan dan Agus berangkat bersama, karena rumah mereka bertetanggaan. Didalam kelas suasananya menjadi berubah, mereka yang biasa suka kumpul, sekarang sudah diam. Malahan tempat duduk mereka berpisah pisah. Agus dan Ryan bingung dong.
" Gus, liat deh mereka kok kaya ada masalah gitu yaa?" tanya Ryan ke Agus
"Mana ku tahu, coba kamu tanya ..."
" nanti aja lah pas pulang sekolah"
Tiba tiba dari balik pintu masuk seorang wanita, dan pandangan ketiga teman Ryan dan Agus langsung melirik ke wanita itu. Kini mereka berdua tahu tentang apa yanh terjadi dengan persahabatan mereka.
" pagii semuaa...." sapa Joice ke semua teman yang ada di kelas
"Lagi jugaa Joice..... " satu kelas kompak menjawab salam Joice. Joice menghampiri Damar, Agus,Ryan, Maul,dan Fikri.
" Heh kalian... Ada apa kok kaya yang gak semangat gitu sihh" Sapa Joice sambil tersenyum kearah mereka. Damar sambil membalas tatapan Joice "Engga kok" .
Bel pulang tak terasa sudah berbunyi, Ryan dan Agus sebenarnya ingin bertanya langsung kepada mereka. Tapi mereka langsung beranjak pergi tanpa sepatah kata sedikit pun. Lantas Agus mengejar Damar.
"Mar, ada apa sih kalian bertiga?" Agus bertanya dengan banyak hal yang ia tak tahu.
" jangan ikut campur kau!!!" sambil membentak Agus yang tidak tahu apa apa.
"Tapii..... "
"Dah jangan banyak omong, bukan urusanmu, aku mau pergi" Damar segera pergi meninggalkan Agus. Ryan langsung menghampiri Agus.
"Gus, udah ditanya? Kenapa mereka?"
"Gak tau, tiba tiba dia ngebentak gitu. Ohh iya tadi kayaknya Damar kayak buru buru deh."
"Gimana kalau kita ikuti dia?" ajak Ryan ke Agus.
Mereka membuntuti Damar dibelakangnya menggunakan motor. Anehnya, Damar masuk kedalam sebuah tempat yang sepi , tiba tiba Fikri menabrakan motornya dengan motor Damar. Sontak mereka berdua jatuh. Untungnya Agus dan Ryan melihat kejadia itu.
Ryan dan Agus tidak langsung menghampiri mereka berdua, mereka besembunyi dan melihat apa yang sebenar nya terjadi.
"Astaga guss.. Liat mereka kaya lagi berantem "
" Bukan kayaknya, tapi emang mereka lagi berantem" ujar Agus
"Gimana ni gus. Kita pisahin saja? " tanya Ryan sambil menahan tangis.
"Jangan tahan dulu aja"
Tiba tiba datang Maulana, awalnya mereka fikir Maul bakal memisahkan Damar dan Fikri. Tapi Maul malah ikut ikutan berantem. Maul tidak berpihak ke Damar maupun Fikri. Tapi dia juga ada emosi yang terpendam
"Maksud lo apaan pas kemarin malam" Bentak Maulana ke Damar.
"Justru elo yang kemarin ngapain gangguin aku sama Joice" balas Damar sambil memukul Maul.
Tanpa banyak bicara Fikri juga ikut memukul Damar dan Maul. Perkelahian itu seperti game Batrei Royal yang sering mereka mainkan. Tak ada kawan, mereka saling menghajar satu sama lain.
" Woi lah.... Kalian jangan berantem.!!!!!" Ryan yang sambil menangis mencoba melerai mereka bertiga. Ryan adalah sahabat yang paling polos, ia tak suka teman teman yang ia sayangi pada berpecah belah.
" Ayo lah kawan, kita sahabatan, masa hancur karena satu cewe yang belum tentu suka sama kalian? " Ryan sambil menangis.
Melihat Ryan menangis Agus gak bisa tinggal diam. Agus memikirkan cara untuk menyelesaikan masalah. Ia kepikiran kan tadi mereka menyebut nama Joice apa mungkin ada hubungannya dengan dia? Ucap Agus dalam hati. Tanpa berfikir lama ia membawa motor Ryan menuju rumah Joice dan menceritakan apa yang terjadi.
Setelah beberapa menit akhirnya Agus sampai dirumah Joice. Ia langsung memanggil Joice.
"Joice!!" teriak Agus memanggil Joice. Tak lama kemudian Joice keluar, ia melihat Agus yang memasang muka dengan kepanikan.
" ehh Agus.... Ada apa yaa? Kok kamu kaya yang panik gitu sih?" . Agus, menceritakan ke Joice, bahwa Fikri,Maul, dan Damar sedang berantem. Ia menjelaskan kenapa Agus memberi tahu Joice? Tiba tiba tubuh Joice menjadi lemas. Apakah ini salah ku? Karena aku mereka jadi berantem gini, ucap Joice dalam hatinya.
" Yaudah.. Guss.... Sekarang anter aku menuju lokasi tempat mereka berantem" Joice bergegas mengambil barangnya, dan menuju tempat mereka berantem.
Sementara itu ditempat lain.
" Bacot banget sih lu, jaga omongan loo" bentak Maul dengan penuh emosi
" Anda ngapain juga deket deket dia?" balas Fikri ke Maul.
" Justru anda juga ngapain gatel ke si Joice," kata Damar.
" Udah heii, kalian jangan jadi orang bodohh, masa gara gara suka sama satu cewe kalian ngorbanin persahabatan kita?" kata Ryan sambil menangis. Namun mereka bertiga tidak peduli. Bahkan saking emosinya Damar, Maul, dan Fikri memukul Ryan yang mencoba melerai mereka.
" Woooi stooppp pliss Damar, Maul,Fikri!!!!!" terdengar suara wanita yang mereka sayangi, yap itu adalah Joice yang datang bersama Agus.
Melihat Ryan yang dipukuli Joice langsung lari kearah Ryan, disisi lain Agus yang emosi ke mereka bertiga langsung menendang dari arah mereka. Membuat mereka bertiga tersungkir jatuh.
"kalian kenapa sihh?" tanya Joice sambil merangkul Ryan yang terluka.
"Kalian gak sadar apa?? Ryan tuhh jadi korbannya dia gak salah apa apa!!!" bentak Agus ke mereka bertiga.
" Pliss lahhh yaaa, kalian jangan bodoh begitu, masa karena aku... Kalian jadi berantem begini!!? Tanya Joice. " kalian harusnya malu!!" Joice tanpa sadar mengeluarkan air matanya.
" Gus bisa bawa Ryan ke tempat yang aman dulu?? Aku mau ngobrol sama mereka bertiga" Joice meminta Agus untuk membawa Ryan ketempat aman.
Dengan air mata yang tak terbendung. Joice melihat kearah mereka bertiga, dia sangat kecewa dengan sikap mereka bertiga.
" Kalian tau gak, sejak pertama aku masuk disekolah ini, aku senang sama kalian yang bikin suasana hangat. Aku senang saat kalian main ke rumah aku. Aku senang saat kalian bercerita tentang persahabatan kalian. Aku termotivasi karena kalian...... Aku juga ingin punya sahabat seperti kalian.... Aku udah anggap kalian sahabatku sendiri, bahkan aku anggap kalian sebagai saudaraku, dan keluarga ku... Maaf atas kehadiran ku menjadi pengahancur persahabatan ini" kata kata itu keluar dari hati Joice yang paling dalam...
Akhirnya mereka sadar bahwa apa yang sudah mereka lakukan itu salah. Mereka terpukul dengan perkataan joice. mereka harus menerima kenyataan, bahwa Joice itu cocok nya jadi sahabat mereka.
" maafin aku yaaa Damar, maull.... aku salah karena aku, kita jadi berantem" kata Fikri sambil menangis dan memeluk mereka bedua. Disambung dengan Ryan dan Agus juga memeluk. Akhirnya mereka anggap permasalahan selesai.
Pada akhirnya mereka sudah berdamai, kehangatan persahabatan sudah muncul kembali. Bahkan sekarang Joice jadi ikut gabung ke group mereka.
Tak terasa sekarang mereka ada di ujung hari memijakan kaki di sekolah ini. Mereka sudah kelas 12 akhir. Mereka sudah harus memilih jalan mereka masing masing. Setiap pertemuan akan ada perpisahan. Ada banyak kenangan yang sudah mereka belum lakukan, ditambah lagi sekarang sudah ada Joice.
Dan besok, adalah hari dimana mereka berpisah. Mereka pergi menuju jalan masing masing, entah itu untuk mencari ilmu, mencari pekerjaan, dan untuk mengejar mimpi yang lainya. Mereka merayakan perpisahan dirumah Joice. Ohh Iya.. Soal Joice, dia ternyata anak dari pengusaha kaya raya. Bahkan perusahaan milik ayahnya terbesar ketiga di Asia. Hal itu memudahkan Damar, Ryan,Fikri,Maulana,Agus. Mudah untuk mendapat pekerjaan. Karena Joice menjadi bos pengganti ayahnya. Dan ayahnya pula sudah mulai akrab dengan kelima teman Joice itu. Sekian kisah dari kelima sahabat itu ditambah seorang putri cantik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H