Hay, apa kabar? Apa kalian baik baik saja? Jika kalian dalam keadaan yang baik dan sehat semoga senantiasa baik dan sehat selalu, dan jika kalian tidak baik baik saja, seperti asmara kacau, sakit, atau lagi merasakan sedang keterpurukan semoga kalian cepat membaik.
Kali ini aku akan membahas tentang bagaimana saya bisa mengaji atau saya paham degan bacaan bacaan di Al Quran. Ini adalah artikel seberapa mampu saya dalam memahami  pembelajaran mengenai Al Quran.
Saya belajar di sebuah TPQ yang berada cukup dekat dengan rumah. Mungkin jarak yang saya tempuh sekitar 400 sampai 500 meter dari rumah ke arah selatan. Di TPQ tersebut di kelola oleh seorang ustadzah dan ustadz yang bernama Bu Siti dan Pak Mujiko. Awal saya masuk ke TPQ tersebut adalah pada umur 4 tahunan yang dimana saya masih di TK. Sebenarnya di TK pun juga diajarkan untuk belajar ngaji, tetapi orang tua membimbing saya supaya lebih mengerti dengan disuruh belajar ke TPQ tersebut.
Awal aku mengaji, disana dimulai dari awal lagi yaitu iqro, dari a ba ta yang di iqro 1 sampai akhirnya bisa mengkhatamkan sampai iqra 6 di kelas 1 SD awal. Berlanjut ke Al Quran saya sempat aga kesulitan tetapi perlahan lahan saya telah terbiasa dan bisa membaca dengan lancar walaupun bacaannya yang belum sesuai tajwid.
Aku mengaji Al Quran bisa dibilang sangat lama untuk mengkhatamkan karena ya saya sedikit nakal karena kadang aku tidak mau berangkat ngaji lalu kadang belok arah saat berangkat dan masih banyak lagi. Sampai akhirnya aku bisa mengkhatamkan pada kelas 7 yang saya sudah belajar di tingkat SLTP di MTsN 7 Blitar.
Pada masa masih tk saya mendapatkan banyak teman saat mengaji di tempat tersebut, kita saat setelah baca dan sebelum baca selamu bermain dan saling bertukan jajanan yang kita beli waktu kala itu. Ada juga teman teman yang bermain seperti kelereng, dan permainan lain lainnya.
Aku di tempat tersebut juga bersama kakak bukan kandung saya. Kakak saya selalu menemani kala aku di tempat tersebut. Dia juga yang selalu menjaga aku kala berangkat sampai pulang. Selain kakak saya banyak juga tetangga saya yang ngaji di tempat tersebut.
Ada hal yang paling lucu saat itu. Aku yang sudah kelas 4 sd dan berangkat mengaji bersama teman teman. Kala itu kita berangkat ber 5, nah pada saat di tengah perjalanan kita melihat buah jambu yang sudah masak. Karena kita tergoda dengan buah jambu tersebut, salah satu temanku memanjat pohon untuk mengambil buah jambu tersebut.Â
Pada saat sudah mengambil ternyata di dekat tersebut terdapat sarang semut yang membuat teman saya saat itu dikeroyok dan langsung turun karena digigit semut yang sangat banyak di area muka dan tubuh serta tangannya. Sehabis itu dia langsung berlari ke tempat ngaji dan sambil merasa kesakitan karena gigitan semut yang banyak. Saat teman saya merasakan hal tersebut aku dan ke tiga temanku hanya melihat dan tertawa terbahak karena melihat kejadian tersebut.
Kembali lagi ke pembahasan cerita saya tentang aku waktu belajar mengaji. Aku belajar mengaji sebenarnya tidak satu tempat itu saja, aku juga sempat berpindah selama kurang lebih 2 minggu karena saya diajak teman saya dan aku merasa penasaran. Dengan saya ikut teman saya tersebut saya merasa bahwa aku agak tidak nyaman,Â
mungkin karena orang orang yang baru dan masih banyak faktor lainnya. Masalah dengan tipe mengajar ngajinya, sebenarnya sama saja dan saya juga merasa enjoy saat diajarkan mengaji di tempat tersebut. Ya karena mungkin karena adaptasi saya yang agak lama yang mebuat aku kembali lagi ke tempat aku belajar ngaji sebelumnya.
Setelah saya kembali, saya ditanyakan kepada ustadzah saya yang menyanyakan bahwa kemana saja selama 2 minggu kok tidak masuk. Setelah ditanya hal tersebut saya pun menjawab bahwa kalau aku mengaji di tempat yang berbeda. Sehabisnya kejadian tersebut aku tidak berpindah tempat mengaji lagi karena juga sudah lama dan banyak teman juga di TPQ tersebut.
Waktu kelas 2 MTs aku sudah mengkhatamkan Al Quran, walaupun di MTs juga ada ngaji yang dinamakan Pebiasaan Al Quran Pagi atau yang biasa disebut dengan PAP. Tetapi sehabis mengkhatamkan Al Quran saya malah tidak lanjut lagi untuk mengaji karena sudah tidak sempat lagi yang dikarenakan aku lebih memilih bermain sepak bola di salah satu SSB di daerah saya.
Mungkin cukup sekian yang aku sampaikan dari cerita atau pengalaman saya saat mengaji. Terimakasih telah membacanya sampai akhir dan saya juga sudah tak bisa mendeskripsikannya lagi, tanpa basa basi lagi saya ucapaka see you di artikelku selanjutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H