Mohon tunggu...
Zhuull
Zhuull Mohon Tunggu... Full Time Blogger - admin counter

hobi mengkaji, menulis materi ilmu tasawuf

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kau Bagaikan Anak Burung Dibesarkan Induk Ayam

17 Mei 2022   21:49 Diperbarui: 17 Mei 2022   21:55 724
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alkisah suatu hari angin berhembus dengan kencangnya, hingga merobohkan beberapa pohon. menjelang sore seorang petani pulang dari ladangnya dan mendapati jalan pulangnya tertutup oleh pohon roboh tersebut. dengan sigap dan tangkasnya si petani memotong dan menyikirkan pohon pohon itu dengan parangnya (parang: sejenis senjata tajam khas palembang mirip pedang yang berpungsi untuk memotong kayu). akhirnya pohonpun berhasil di singkirkan hingga selesai, pada dahan dahan itu di temukan sarang dan telur burung. si petani mengambil sarang dan telur burung itu dengan fikiran kasihan karna induk burung tidak akan menemukan sarang ini lagi, dan jika di tinggalkan maka telur itu bisa bisa di maka  ular dan sejenisnya.

Sesampai dia rumah telur itu dia letakan di sangkar ayamnya yang kebetukan juga sedang mengerami beberapa telurnya. singkat cerita telur burung itupun menetas bersamaan telur telur ayang yang lainnya. telur itu menetas menjadi anak burung yang cantik rupawan dan menawan hati jika di pandang ya seperti kamu yang lagi membaca artikel ku ini deh... hahhay.. jangan senyum dulu, selesaikan dulu bacanya dan jangan lupa kasi penilayan dan tinggalkan komentmu sob.

hari demi hari anak burung itu makin besar. dia bermain main dengan anak ayam yang lainya, hingga makin besar dan makin besar, hingga dia menjadi remaja. dari dahan dahan pohon burung burung sejenenisnya memandanginya dan berfikir "kenapa burung itu gak mau terbang ya? aneh bingit.. heheh" dan sudah banyak burung lain yang terbang dan hinggap di dekatnya menyapa dirinya, bukan karna dia rupawan tapi karna dia ingin mengajak terbang bersama. 

"hai manis.. kenapa kamu setiap hari di sini?, kok kamu gak mau terbang kayak kami, nyok kita terbang ke dahan yang itu, buahnya enak loh" sapa burung yang lainya.

dia menjawab:

"aku gak bisa terbang sob. aku ini ayam kok itu aja gak tau, cape deh..." jawab burung itu.

jawab burung lainya:

"manisku, sayang ku, kamu itu bukan ayam, kamu itu burung seperti kami.. lihatlah bentuk badan, jenis dan warna bulu kita sama"

jawab burung itu:

"pia betol?  tak tipuke?, nenek aku kate tak boleh tipu" (kebetulan burung itu bisa bahasa upin ipin)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun