Mohon tunggu...
Sadam Husen
Sadam Husen Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Mahasiswa Universitas Mercu Buana Menteng, Jakarta Jurusan Akuntansi,

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Ringkasan Buku Bencana Finansial

20 November 2014   18:20 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:18 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

RINGKASAN BUKU BENCANA FINANSIAL

STABILITAS SEBAGAI BARANG PUBLIK

A. PRASETYANTOKO



Ketika saya mencari referensi untuk blog competition yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia, tanpa sengaja saya menemukan buku ini di perpustakaan Universitas Mercubuana Menteng tempat saya menjadi mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Akuntansi. Pada awalnya saya ingin menjadikan buku ini sebagai salah satu referensi saja untuk tulisan yang berkaitan dengan tema lomba yaitu “Bagaimana Menjaga Stabilitas Sistem Keuangan?” akan tetapi ketika saya membaca buku ini, saya benar-benar terkagum-kagum dibuat oleh sang penulis karena penulis menjelaskan dengan gamblang dan lugas mengenai stabilitas keuangan dengan landasan teori yang pas dan juga contoh-contoh aktual dengan bahasa yang bisa dipahami bahkan oleh pemula seperti saya, oleh karena itu saya berubah pikiran dan menjadikan ringkasan buku ini sebagai tulisan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut tema lomba yang diadakan mulai dari “apa itu stabilitas sistem keuangan?”,”apa pemicu ketidakstabilan sistem keuangan”, “mengapa perlu menjaga stabilitas sistem keuangan hingga pada akhirnya menjawab pertanyaan “bagaimana individu terkecil sekalipun berkontribusi menjaga stabilitas sistem keuangan”.

Buku yang ditulis oleh A. Prasetyantoko disebutkan terbagi dalam tiga bagian besar yaitu Bagian I mengenai Konteks Masalah yaitu mengenai apa itu stabilitas dan instabilitas finansial, disertai sejarah dan perkembangannya, lalu Bagian II mengenai perspektif ekonomi heterodoks yaitu mengenai penjelasan landasan teori mengenai stabilitas finansial dari berbagai sudut pandang ekonom yang memiliki peran penting dalam memahami stabilitas finansial, dan pada bagian III berisi Perspektif Deskriptif dan Empiris yang membahas masalah dengan contoh kasus nyata krisis subprime mortgage pada tahun 2007/2008 dan krisis asia tahun 1997/1998 dilengkapi data-data mengenai krisis tersebut.

Pertanyaan pertama yang terjawab dari buku ini dalam bab pendahuluan adalah pertanyaan “mengapa stabilitas finansial menjadi sesuatu yang penting bagi publik hingga diperlukan untuk menjaganya dan bagaimana menjaganya?” penulis dengan lihai memberi pemahaman tersebut dengan satu paragraf yang ringkas :

“Dan, karena instabilitas finansial bisa menjadi sumber kekacauan yang merugikan kepentingan bersama, menjadi tugas kita bersama untuk menjaga agar pasar finansial bisa dikelola dan dikendalikan. Stabilitas finansial, akhirnya adalah barang publik yang keberadaannya harus dijaga serta diupayakan oleh semua pihak dibawah pimpinan lembaga-lembaga publik (khususnya pemerintah) yang memiliki tugas utama melindungi kepentingan publik.”

Instabilitas finansial atau ketidakstabilan sistem keuangan jelas pada kenyataannya menjadi pemicu sumber kekacauan seperti yang terjadi pada krisis asia 1997/1998 yang memukul Indonesia begitu telak hingga terjadi krisis multidimensi, dan penulis meyakinkan bahwa oleh karena itu stabilitas finansial adalah barang publik yang harus dijaga tidak hanya oleh pemilik modal akan tetai semua pihak, dan juga dalam paragraf kutipan diatas penulis memberikan arah bagaimana menjaga stabilitas keuangan yaitu “dibawah pimpinan lembaga-lembaga publik (khususnya pemerintah)” yang bisa diartikan dalam konteks di Indonesia merujuk ada Bank Sentral yaitu Bank Indonesia dan pendukungnya seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

Sistem keuangan atau sistem finansial adalah kumpulan institusi dan pasar yang mana terdapat interaksi didalamnya dengan tujuan mobilisasi dana dari surplus unit (pihak yang kelebihan dana) ke defisit unit(pihak yang kekurangan dana), dengan menggunakan instrumen keuangan –Frederic S Mishkin-

Pertanyaan penting yang kembali diajukan dan diterangkan lebih lanjut dalam buku ini adalah pertanyaan berikut :

Akan tetapi, apakah instabilitas finansial dan krisis ekonomi hanya monopoli para investor di pasar keuangan? jawabannya tidak. Setiap masalah yang terjadi pada pasar keuangan akan selalu berdampak pada perekonomian umum, yang akhirnya memengaruhi kehidupan masyarakat luas.

Yang lagi-lagi menegaskan bahwa stabilitas sistem keuangan adalah sesuatu yang dapat mempengaruhi masyarakat luas oleh karena itu perlu dijaga oleh semua elemen masyarakat, lebih lanjut untuk menggambarkan betapa hebatnya krisis yang terjadi penulis mengutip perkataan Mantan Menteri Keuangan AS, Lawrence Summer sebagai berikut “Perkembangan teknologi perangkat finansial modern, bagaikan pesawat jet, dia akan membawa kita melesat lebih cepat dibanding alat transportasi lainnya. Namun, jika terjadi kecelakaan, dampaknya juga jauh lebih spektakuler dan mematikan dibandingkan teknologi lain sebelumnya” dan dengan analogi yang diterima dan diakui oleh ahli keuangan ini penulis telah dengan lihai memperlihatkan bahayanya instabilitas sistem keuangan.

Pada bab kedua penulis menuliskan beberapa teori dan landasan teori menurut beberapa ekonom dan perbandingan beberapa mazhab ekonomi, pada awalnya memang terasa sulit dan berat ketika membaca akan tetapi  pada akhirnya didapatkan pemahaman yang lebih tepat mengenai awal mula dan penyebab instabilitas sistem keuangan.

Dimulai dengan pemikiran Joseph Alois Schumpeter yang dituliskan dengan ringkas oleh penulis

Sejatinya sistem ekonomi kapitalis merupakan sebuah sistem yang memiliki sifat yang tidak stabil. Sifat instabilitas tersebut mengakar dalam sistem ekonomi secara kuat. Atau, dengan kata lain instabilitas bersifat struktural yang bersumber dari dalam sistem itu sendiri (endogen) dan bukan dari luar (eksogen) sistem.

Mengapa instabilitas bersifat struktural dan endogen? Menurut Schumpeter, siklus dan instabilitas dinamika ekonomi kapitalis berasal dari sifat inovatif para pelaku ekonomi. Dan karena inovasi bersifat permanen atau selalu ada dalam diri pelaku ekonomi, konsekuensinya instabilitas juga akan selalu ada dalam sistem ekonomi tersebut.

Dengan dasar pemikiran tersebut yang dapat disimpulkan adalah ketidak stabilan dipicu dari dalam dan akan selalu ada dalam sistem ekonomi kapitalis hingga dapat dipahami teori siklus kemakmuran dan resesi dari Schumpeter seperti yang terdapat pada diagram dibawah ini.

14164565591015610428
14164565591015610428


Setelah itu dilanjutkan dengan pemikiran John Mynard Keynes, pandangan Keynes tentang siklus bisnis, sama seperti Schumpeter bersumber pada kekuatan endogen. Dalam bukunya penulis mengemukakan pentingnya pemikiran Keynes dengan kaitannya dengan instabilitas finansial sebagai berikut :

Hampir disemua negara dikawasan Asia yang terkena krisis, negara kembali hadir untuk melakukan berbagai bentuk intervensi. Sementara, formula tentang hadirnya intervensi negara dalam mekanisme pasar adalah salah satu ciri khas pemikiran yang dipelopori oleh John Mynard Keynes.

Sebuah analisis mengungkapkan, seandainya pemikir arus utama yang percaya pada kekuatan sisi penawaran lebih memperhatikan Keynes, mungkin krisis tidak perlu terjadi.

Dan yang dianggap paling relevan pemikirannya dalam konteks instabilitas finansial yang menerjang dunia secara global oleh banyak ekonom adalah pemikiran Hyman Minsky yang juga adalah ibarat sebuah konklusi spesifik mengenai instabilitas finansial dari dua pemikiran sebelumnya, bagian yang paling mencengangkan adalah ketika penulis menuliskan pemikiran Minsky sebagai berikut :

Apa sumber instabilitas? Menurut Minsky, sumber instabilitas adalah stabilitas itu sendiri. Karena pada dasarnya,”Stability is destabilizing”. Menurut Minsky, jika ekonomi berjalan stabil, maka para pelaku ekonomi cenderung ekspansif dan kurang berhati-hati dalan berutang. Akibatnya, situasi berubah menjadi mengarah pada instabilitas. Jadi, sumber dari instabilitas adalah situasi stabil dimana perilaku agen ekonomi cenderung menjadi spekulatif.

Minsky yang meninggal pada tahun 1996, adalah bapak dari Hipotesis Instabilitas Finansial(HIF), menyediakan cara berpikir untuk membedakan stabilitas dan instabilitas dari struktru utang dari para kapitalis yang juga merupakan salah satu dari tiga fondasi utama HIF aktor ekonomi bisa dikelompokkan dalam tiga kategori, yaitu Hedge, Speculatife dan Ponzi.

Hedge yaitu aktor ekonomi sangat berhati-hati dalam melakukan utang. Atau dengan kata lain, pendapatannya selalu bisa mencukupi untuk membayar seluruh kewajibannya.

Spekulatife yaitu aktor ekonomi untuk memenuhi kewajibannya, harus mencarikan agunan yang berupa aset yang dimilikinya.

Ponzi yaitu aktor ekonomi yang kewajibannya jauh melebihi aset-asetnya, sehingga walaupunp seluruh asetnya dijual, kewajibannya tidak bisa ditutup.

Lalu penulis meringkaskan inti dari HIF sebagai berikut:

Intinya adalah, manakala dalam sebuah perkonomian aktor-aktor yang lebih dominan adalah pelaku ekonomi hedge, maka perekonomian akan bergerak ketitik keseimbangan yang baik. Sebaliknya jika dalam sebuah perekonomian, para pelaku ekonominya bersifat spekulatife atau bahkan ponzi, maka perekonomian akan bergerak pada posisi tidak stabil yang mengarah pada instabilitas, resesi dan krisis.

Yang juga menjadi daya tarik dari buku ini juga ditambahkan biografi singkat dari para ekonom yang disebutkan pemikirannya dalam buku ini.

Dan pada bagian akhir penulis menuliskan dengan apik :

Di hari ini, krisis adalah bagian penting dalam kehidupan. Hampir setiap hari kita disuguhi dengan berita dan fakta tentang berbagai gejolak diberbagai belahan dunia. Seakan tidak pernah sepi dari berbagai gejolak. Pada dasarnya, gejolak yang bersumber pada faktor finansial secara alamiah selalu terjadi yang membedakan hanyalah skalanya. Terkadang dia terjadi dalam skala besar, terkadang kecil.

Dari kesimpulan dan teori yang diungkapkan penulis saya pribadi mengambil kesimpulan, sebagai individu dalam berkontribusi untuk menjaga stabilitas sistem keuangan adalah dengan memahami bahwa sektor finansial memiliki resiko dan peluang yang besar, oleh karena itu diperlukan prinsip kehati-hatian dalam menggunakan instrumen keuangan dan semua produk derivasinya yang semakin canggih, dan dengan memahami adanya siklus naik dan turun dalam ekonomi terutama finansialkita dapat lebih rasional dan tidak panik dalam menyikapi gejolak dalam sektor finansial.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun