Mohon tunggu...
Zahratul Iftikar
Zahratul Iftikar Mohon Tunggu... Lainnya - Dokter gigi, ibu 2 anak, pegiat sustainable living, guru tahsin Al-Quran

Raising my children sambil praktek dokter gigi, berkebun, beternak, membaca, menulis dan mengajar baca Quran.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Jangan Sepelekan Gusi Berdarah Saat Menyikat Gigi

14 Juni 2023   06:49 Diperbarui: 14 Juni 2023   15:31 1029
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suatu pagi, Ani menyikat giginya. Tidak seperti biasanya, busa pasta gigi yang diludahkannya berwarna merah muda. Ani tahu kalau penyebab warna merah muda di busa pasta gigi tersebut adalah karena gusinya berdarah. Tapi Ani bingung karena selama ini gusi maupun giginya tidak pernah terasa sakit atau berlubang sama sekali. Kira-kira kenapa ya gigi Ani berdarah? 

The silent disease

Besar kemungkinan, Ani mengalami ginigivis. Gingivitis merupakan peradangan pada gusi karena adanya infeksi bakteri. Bakteri penyebab gingivitis berkoloni dan membentuk plak gigi. Plak inilah yang kemudian memicu peradangan pada gusi.

Berdasarkan data Riskesdas 2018, gingivitis menjangkiti 74% orang Indonesia. Meskipun begitu, kebanyakan penderitanya tidak menyadari kalau mereka menderita ginigivitis.

Selain karena gingivitis seringkali asimtomatik atau tanpa gejala, kurangnya edukasi turut berkontribusi pada rendahnya kesadaran akan penyakit ini (Singh & Singh, 2013).

Awal Mula Penyakit Lain

Baiklah, sekedar berdarah saat sikat gigi saja memang tidak begitu mengganggu. Sayangnya, gingivitis adalah awal mula penyakit yang lebih parah apabila diabaikan.

wekivadental.com
wekivadental.com

Ketika plak gigi diabaikan, lama kelamaan akan terbentuk kalkulus atau karang gigi. Plak yang terus menumpuk juga akan menyebabkan terbentuknya pocket atau kantung dalam gusi.

Racun yang dibentuk koloni bakteri dalam plak dan mekanisme pertahanan tubuh membuat tulang dan jaringan ikat resorbsi sehingga tidak lagi kuat menopang gigi. Gigi jadi goyang dan apabila tidak ditangani bisa tanggal. Tentu kita sudah hafal lagu berikut ini, 

Burung kakatua
Hinggap dijendela
Nenek sudah tua
Giginya tinggal dua

Nassar, 2016
Nassar, 2016

Lagu tersebut sebenarnya mengisyaratkan kalau nenek menderita periodintitis. Nenek giginya habis bukan karena berubang dan dicabut (saja), tapi kemungkinan besar juga karena menderita periodontitis. Yang, awal mulanya hanyalah mendapati busa merah muda saat menyikat gigi. Tapi apabila dibiarkan bertahun-tahun bukan tidak mungkin di masa tua membuat gigi kita tinggal dua. 

Harus bagaimana? 

1. Menyikat gigi dan menggunakan benang gigi dengan benar

Cara paling mendasar untuk terhindar dari gingivitis adalah menyikat gigi dan menggunakan benang gigi dengan baik dan benar.

Sayangnya, sepanjang saya praktek, belum ada satu pun pasien saya yang berhasil memperagakan cara sikat gigi yang benar. Terkait ini, nanti saya jelaskan di artikel lain.

2. Scaling

Scaling atau pembersihan karang gigi sebaiknya dilakukan 6 bulan sekali. Scaling berguna untuk membersihkan karang gigi. Banyak orang tidak mengetahui mereka memiliki gigi sampai mereka ke dokter gigi untuk scaling. Karena memang karang gigi tidak mesti tampak hitam-hitam di permukaan gigi, tapi bisa juga berada di dalam gusi sehingga tidak kelihatan. 

3. Mengunyah 2 sisi

Pada dasarnya, aktivitas mengunyah memiki efek self cleansing pada permukaan gigi. Terlebih apabila yang dikunyah adalah makanan berserat seperti buah atau sayur.

Apabila terbiasa mengunyah hanya pada satu sisi, biasanya karang gigi akan menumpuk di sisi yang jarang digunakan untuk mengunyah. 

4. Konsumsi gizi seimbang

Rongga mulut adalah miniatur tubuh. Tubuh yang diberi asupan gizi seimbang akan menjadi tubuh yang sehat, begitu pula dengan rongga mulut.

Kurangnya mineral seperti zat besi dan vitamin terutama vitamin B kompleks dan vitamin C dapat membuat gusi mudah radang dan berdarah.

Solusinya sebenarnya sederhana, bukan? Sederhana, tapi apabila dilakukan secara rutin manfaatnya tidak main-main.

Dengan melakukan empat hal di atas, bukan tidak mungkin di masa tua kelak gigi kita masih utuh tanpa tanggal satu pun. 

***

Referensi:

Kementerian Kesehatan RI, 2018, Hasil Utama Riskesdas 2018, Jakarta

Nassar, Hossam, 2016, Patient Satisfaction of Tooth Supported Overdentures Utilizing Ball Attachment, Future Dental Journal, 10.1016

Singh & Singh, 2013, Gingivitis - A Silent DIsease, IOSR-JDMS, 6(5): 30-33

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun