Berapa jam perjalanan kapal paling lama yang pernah anda tempuh?
Pada tanggal 21 April 2023, tepatnya sehari sebelum hari raya Idul Fitri 1444 Hijriah, saya menempuh perjalanan kapal selama 12 jam, terpanjang yang pernah ku tempuh hingga saat itu.
Saya berangkat dari Kendari ke Pulau Wangi-Wangi, Wakatobi menggunakan kapal PELNI (Pelayaran Nasional Indonesia) yang bernama Jetliner. Berdasarkan jadwal kapal kala April 2023, Kapal PELNI Jetliner berangkat dari Kendari ke Wanci setiap Senin, Rabu, dan Jumat jam 6 sore WITA, melalui Pelabuhan Bungkutoko, Kendari, dan akan tiba di Pelabuhan Panggulubelo, Wanci pada pukul 6 pagi keesokan harinya.
Walaupun pada tiket tertulis berangkat jam 6, tetapi kami sudah dipersilahkan masuk ke dalam kapal saat sekitar jam 5. Â Karena penumpang sepi, dan masih ada selang waktu dengan jam keberangkatan kapal, jadi saya juga santai berfoto dan video kondisi luar dan dalam kapal. Saat masuk, sayapun menuju ke lantai atas, mencari tempat duduk di Dek 2. Tentu ini adalah kapal ber-AC ya. Posisi kursinya sedikit menyerupai pada kereta api, yaitu saling berhadap-hadapan dengan meja di tengah.
Sekitar jam 5.30 WITA, ada pemberitahuan bahwa kapal akan diberangkatkan kira-kira setengah jam kemudian, bagi yang mengantar, berjualan, dan tidak ikut berlayar, harap segera turun dari kapal. Tepat jam 6 sore, kapal PELNI Jetliner ini mulai berlayar. Tidak lama kemudian, ada pemeriksaan tiket oleh awak kapal.
Malam itu, saya duduk di kursi deretan sebelah kiri, dan colokan pada sisi samping kursi tidak berfungsi, saya mencoba ke kursi depan dan belakang yang kebetulan kosong, juga tidak berfungsi, sehingga saya harus cas handphone ku di bagian tengah kapal, di charger box pada samping televisi.
Sebelum kapal berangkat tadi, sudah ada pemberitahuan untuk mengambil makanan dengan menunjukkan tiket kapal. Jadi barcode pada tiket kapal akan di scan saat mengambil makanan, dan makanan malam hari itu adalah nasi putih, tumis sayur sawi putih, tahu, ikan bolu goreng (alias ikan bandeng goreng), dan minuman teh kemasan. Cita rasanya dapat nilai B dari aku. Enak, dan mengenyangkanku.
Selain itu, ada pula pemberitahuan pada setiap waktu sholat, dan juga diinfokan tentang arah kiblat. Sekitar jam 8 malam, dari loudspeaker kapal juga disiarkan musik takbiran, sehingga penumpang kapal tetap merasakan suasana semarak malam takbiran 1444 Hijriah.
Lalu karena saya melihat penumpang-penumpang lain pada mengambil kasur untuk alas tidur di lorong, maka saya juga mengambilnya. Lantaran kondisi kapal memang sedang sepi, sehingga barang-barang cukup leluasa ditaruh di atas meja atau kursi, bahkan bisa berpindah duduk di kursi yang bukan sesuai nomor pada tiket kapal, dan lorong juga cukup untuk menampung kasur-kasur agar bisa tidur nyaman di perjalanan malam ini.
Ini kasurku malam itu, Sebenarnya, ada kasur yang lebih bagus ya, yang ada tulisan "PELNI" nya gitu, tetapi aku gak kebagian, udah dipake penumpang lainnya. Selamat tidur....
Keesokan pagi, saya bangun, dan sudah disambut dengan matahari yang terbit perlahan-lahan dari balik pulau atau gunung hijau di sisi sana, hingga matahari bulat utuh berwarna oren penuh semangat menyinari hariku untuk mulai berwisata di Wakatobi. Perlahan-lahan sekitar jam 6 pagi, saya bisa melihat deretan rumah-rumah berjejer sepanjang pulau, dan akhirnya kapal tiba di Pelabuhan Panggulubelo. Kamipun menunggu sebentar hingga kapal berlabuh dengan baik, dan menyandarkan tangga untuk penumpang bisa turun dengan aman.
Perairan sekitar di Pelabuhan Panggulubelo ini sangat bening hingga bisa melihat dasar laut. Pagi itu juga sedang diadakan Sholat Id di pelataran Pelabuhan Panggulubelo ini, jadi suasana sangat ramai, ehm lebih tepatnya suasana sangat ramai yang berdatangan ke Pelabuhan Panggulubelo, tetapi sepi yang meninggalkan pelabuhan.
Setelah berwisata ria selama beberapa hari di Wakatobi, sayapun akan kembali ke Kendari. Berdasarkan jadwal kapal kala April 2023, Kapal PELNI Jetliner ini berangkat dari Wanci ke Kendari setiap Selasa, Kamis, dan Sabtu jam 8 pagi WITA. Jadi, saya merencanakan untuk berangkat dari Wanci ke Kendari pada Kamis, 27 April 2023. Dikarenakan cuti bersama libur Idul Fitri yang ditetapkan pemerintah adalah sampai tanggal 25 April 2023, dan karyawan-karyawan masuk kerja mulai tanggal 26 April, jadi Kapal PELNI Jetliner tanggal 25 April itu terjual ludes sebab arus mudik pasca lebaran yang membludak.
Oleh karena itu, pada tanggal 26 April siang, sayapun memutuskan untuk membeli tiket kapal ke agen resmi di Wanci yang lokasinya tidak terlalu jauh dari Pelabuhan Panggulubelo. Proses pembelian tiketnya juga cepat, hanya sekitar 5 menit setelah menunjukkan KTP dan no hp. Untuk tiket kapal Jetliner Wanci-Kendari, keberangkatan tanggal 27 April 2023, harganya adalah Rp86.000.
Pada tanggal 27 April, saya sudah tiba di Pelabuhan Panggulubelo pada sekitar jam 7.30 pagi. Suasana sangat ramai di pelabuhan ini. Banyak orang memadati ruang tunggu, semua kursi sudah penuh, bahkan untuk berdiri juga sudah padat sekali.
Sekitar jam 7.50 WITA, calon penumpang baru dipersilahkan turun ke dalam kapal, sedikit berdesakan karena banyaknya orang dan barang, tetapi masih cukup tertib. Saya sendiri baru memasuki kapal pada sekitar jam 8.23 WITA. Sejauh mata memandang, kapal sudah terisi hampir penuh. Sayapun mencoba untuk mencari tempat duduk sesuai nomor pada tiket kapalku.
Tetapi, saya kesulitan menemukan, dan agak bingung dengan urutan nomor kursi di dalam kapal ini. Seorang penumpang pun menyapaku, "gak usah cari sesuai nomor, duduk aja mana yang kosong." Sayapun menyahut, "Oh gitu ya, bang." Lalu, saya memutuskan untuk langsung duduk di kursi depan abang ini yang pas masih kosong.
Saya juga memantau masih banyak penumpang yang masuk ke kapal setelah saya. Selama sejam saya menunggu dalam kapal yang masih berlabuh di Pelabuhan Panggulubelo ini sampai akhirnya berangkat. Sebab banyaknya penumpang, saya jadi harus bertahan dengan posisi duduk di kursi sepanjang perjalanan ini.
Mulai pagi, saya sudah melihat banyak penumpang mondar-mandir membawa mie instan dalam wadah gelas (contoh merk: P*p Mi*) dari arah dapur. Aromanya lumayan menggiurkan ya. Lalu saat mengantri makan siang, saya melihat ternyata ada wadah air panas besar di sisi samping dapur yang dapat diakses bebas penumpang yang membutuhkan. Kemudian, sayapun mulai sadar bahwa selain adanya mi instan yang dijual di kantin/dapur kapal, banyak penumpang-penumpang tersebut membawa mie instan masing-masing, hanya memanfaatkan air panas dari kapal untuk menyeduhnya, bukan membelinya dari kantin kapal.
Makan siang hari ini adalah nasi putih, mi goreng, ayam goreng, tumis sayur, dan air mineral. Makanan ini dapat nilai B minus dariku, karena menurutku sayurnya keasinan banget, dan ayam gorengnya juga agak keasinan. Perjalanan memang sangat panjang, saya menghabiskan waktu dengan menonton sampai 3 film. Kali ini, di posisi duduk sebelah kanan Dek 2, dan saat saya butuh isi daya handphone ku, colokan listrik di sisi kanan Dek 2 ini berfungsi dengan baik, jadi gak meninggalkan handphone di charger box tengah kapal lagi.
Selanjutnya, makan malam hari ini adalah nasi putih, ikan goreng, tumis kacang panjang, mi goreng, dan air mineral. Dan saya memutuskan untuk menyantap makan malamku di lantai atas, dek terbuka yang terletak di paling atas kapal, sambil menikmati pemandangan laut lepas di bawah langit terbuka. Jadi, penumpang masuk melalui pintu di depan dapur, di sisi kanan setelah lift, lalu jalan lurus ke depan, menaiki tangga, ada pintu keluar di situ.
Namun, tidak melihat keindahan matahari terbenam hari itu, sepertinya tertutup awan. Setelah selesai makan malam, saya masih duduk dulu sebentar, sampai bulan dan bintang-bintang memunculkan diri, lalu saya kembali lagi ke dalam kapal.
Kapal malam itu tiba sekitar 13 jam berlayar, sejam lebih lama daripada saat saya berangkat Kendari-Wanci, berarti ini perjalanan kapal terlama yang pernah kutempuh. Saya turun dari kapal sekitar jam 10.45 WITA. Kondisi sedang hujan di Kendari. Ada atap yang melindungi dari hujan pada pelataran, tetapi tidak ada lampu penerangan di pelataran Pelabuhan Bungkutoko yang panjang ini. Semoga bisa diperbaiki ke depannya ya.
Kesanku dalam pengalaman menjadi penumpang Kapal Pelni Jetliner ini adalah tidak membuat mabuk laut, mungkin karena saking besarnya kapal ini, dan juga tenangnya gelombang laut selama perjalanan pergi dan pulang, pergerakan kapal bahkan hampir tidak terasa selama berlayar. Kapal, baik pada area tempat duduk maupun kamar mandi berkondisi bersih saat baru dimasuki. Namun, setelah kapal berlayar, kamar mandi mulai agak berpasir, sepertinya ada penumpang yang menggunakan alas kaki ke dalam kamar mandi kendati sudah tertempel kertas "Lepas Alas Kaki" di depan pintu kamar mandi.
Jadi, bila anda mau berangkat dari Kendari menuju Wanci, Wakatobi, apakah anda akan memilih Kapal Jetliner dengan harga di bawah Rp100.000 yang berwaktu tempuh sekitar 12 jam, atau kapal ferry seharga dua ratus ribuan dengan waktu tempuh sekitar 8 jam, atau pesawat terbang seharga satu jutaan rupiah dengan waktu tempuh sekitar 1 jam? Yuk, ceritakan pilihan dan alasan anda di kolom komentar.
Adakah kisah menarik anda saat naik kapal PELNI? Yuk, bagikan juga cerita anda di kolom komentar...
Mari Visit Wakatobi untuk melihat Pesona Indonesia.
Catatan:
- Jam yang tertera dalam artikel adalah Waktu Indonesia Tengah (WITA).
- Harga dan kondisi tempat yang dikunjungi adalah sesuai dengan kenyataan pada 21 dan 27 April 2023. Bila anda menggunakan Kapal Pelni Jetliner Kendari - Wangi-wangi dan ternyata kondisinya sudah berbeda, bagikan juga cerita anda ya...
- Ini merupakan blog liburan pribadi, yang bukan merupakan travel review yang profesional. (Doakan semoga kelak menjadi travel blogger berkualitas ya...)
- Semoga bermanfaat ya!!! Selamat berliburan!!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H