Mohon tunggu...
Susanti Susanti
Susanti Susanti Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker Susanti

Mari Berkarya

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Trip 2 Hari di Buton, Sulawesi Tenggara (2): Wisata Hari Kedua dan Pulang (Air Terjun, Bukit, Istana, dan Pantai di Baubau)

25 November 2022   06:30 Diperbarui: 25 November 2022   06:38 1571
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hutan Pinus Samparona, Bukit Rongi, Pantai Lagunci, Pantai Jodoh, dan Benteng Wolio (Dokumentasi Pribadi)

Ini merupakan kelanjutan dari kisah perjalanan wisata Trip 2 Hari di Buton, tempat tambang aspal terbesar di Indonesia.  Pada akhir Oktober 2022, saya dan teman-teman mengunjungi Pulau Buton, dengan suatu jasa private trip, yaitu sewa mobil beserta supir, yang mana sang supir juga bertanggungjawab untuk memandu wisata dan mendokumentasikan perjalanan kami dalam bentuk foto, dan video menggunakan kamera DSLR, kamera Go Pro, dan kamera drone.

Pada hari pertama, kami sudah mengunjungi Hutan Pinus Samparona, Bukit Rongi, Pantai Lagunci, Pantai Jodoh, dan Benteng Wolio. Cerita tentang perjalanan menuju Buton, dan hari pertama dapat di baca di sini. Mari kita lanjutkan cerita perjalanan ini!

 

Kepala Naga

Patung Kepala Naga Buton (Dokumentasi Pribadi)
Patung Kepala Naga Buton (Dokumentasi Pribadi)

Keesokan pagi (30 Oktober 2022), kami dijemput kembali tepat waktu jam 07.00 WITA, lalu kami dibawa berfoto dulu di salah satu spot ikonis Baubau, yaitu patung kepala naga.

Patung kepala naga menghadap ke arah laut, seakan-akan menjaga laut Pulau Buton ini. Objek kepala naga ini dibuat dengan cukup detail, ada lidah dan gigi (bahkan gigi taring yang tajam) dalam rongga mulut, ada kumis pada kedua sisi pipi (walaupun kumisnya sudah agak rusak), lima jari dan kuku (satu kukunya sudah tidak ada) pada masing-masing tangan kiri dan kanan patung ini. Kami mengamati, bentuk yang mencekung ke dalam, dan ada lubang-lubang yang sepertinya adalah lubang keran air dan lubang pembuangan air, mungkin sebelumnya ada air di dalam terali tempat patung kepala naga ini berada, tetapi kini sudah tidak ada.

Monumen Naga Pantai Kamali Baubau ini diresmikan pada 1 Juni 2007 oleh Walikota Komwil VI APEKSI (Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh  Indonesia), meliputi Walikota Makassar, Walikota Jayapura, Walikota Ternate, Walikota Ambon, Walikota Tidore, Walikota Sorong, Walikota Palopo, Walikota Manado, Walikota Gorontalo, Walikota Palu, Walikota Bitung, Walikota Tomohon, Walikota Pare-Pare, Walikota Kendari, dan Walikota Baubau. Saat kami kunjungi pagi hari, suasana sepi, tidak ada penjual yang beroperasi, tetapi banyak burung merpati yang sedang berjalan santai dan makan makanan yang ada di lantai, saat kami menghampiri, merekapun terbang bergerombol, sungguh sebuah primadona indah.

Lokasi: Kelurahan Wale, Kecamatan Wolio, Kota Baubau, Provinsi Sulawesi Tenggara.

Air Terjun Tirta Rimba

Air Terjun Tirta Rimba (Dokumentasi Pribadi)
Air Terjun Tirta Rimba (Dokumentasi Pribadi)

Air terjun Tirta Rimba, adalah salah satu air terjun yang cukup megah, dan lokasinya hanya sedikit masuk dari jalan raya. Akan tetapi, saat dikunjungi pada akhir Oktober 2022, yang mana sudah memasuki musim kemarau, sehingga aliran di air terjun ini tidak deras.

 

Lokasi: Kelurahan Kadolomoko, Kecamatan Kokalukuna, Kota Baubau, Provinsi Sulawesi Tenggara.

Bukit Kolema

Keluar dari air terjun Tirta Rimba, kemudian berkendara sedikit ke arah kiri, maka akan melewati Bukit Kolema, dan Bukit Wantiro. Yang menjadi simbol Bukit Kolema adalah tembok tinggi bertuliskan Bau-Bau, sedangkan Bukit Wantiro merupakan tempat yang diramaikan oleh penjual makanan, dan pengunjung yang duduk santai sambil menikmati keindahan Kota Baubau dari ketinggian.

Bukit Kolema (Dokumentasi Pribadi)
Bukit Kolema (Dokumentasi Pribadi)

Kami berparkir di pinggir jalan, lalu berfoto ria di Bukit Kolema. Sisi tembok yang bertuliskan Bau-Bau menghadap ke laut, sedangkan sisi yang bertuliskan Kota Semerbak (dan kepanjangannya: Sejahtera, Menawan, Ramah, Bersih, Aman, Kenangan) menghadap ke jalan raya. Di Bukit Kolema ini, pengunjung dapat merasakan sepoi-sepoi angin laut sambil berteduh di bawah pohon rindang, dan memandang birunya air laut, tenangnya kapal besar yang berlayar, serta sesekali ada nelayan yang berlabuh ataupun memberangkatkan kapal kecil dari bibir pantai tepat di bawah Bukit Kolema.

Lokasi: Kelurahan Waaruma, Kecamatan Kokalukuna, Kota Baubau, Provinsi Sulawesi Tenggara.

Batu Sori

Batu Sori ini terletak di Pulau Buton, tetapi saat berada di sini, kami bisa melihat Pulau Muna. Tempat ini juga dibilang menyerupai Tanah Lot, Bali.

Batu Sori (Dokumentasi Pribadi)
Batu Sori (Dokumentasi Pribadi)

Memasuki kawasan Batu Sori, ada sejumlah tempat parkir dan toilet yang dibangun oleh warga, sehingga masing-masing tempat parkir dan toilet tersebut beda pemiliknya. Di mana anda memarkir, di mana anda menggunakan toilet, maka berbayarlah pada sang pemiliknya, yang umumnya juga berbisnis warung di sekitar ini.

Setelah memarkirkan kendaraan, menuruni anak-anak tangga, maka bertemu dengan warung penjual minuman, jajanan, dan makanan instan pada sisi kiri, serta saung-saung di depan warung tersebut. Adapun penginapan yang dibangun pada pinggir pantai ini, tetapi tampaknya sedang sepi penghuni saat itu.

Kemudian, kami melewati jembatan yang panjang dan berkelok-kelok untuk ke Batu Sori. Di sepanjang jembatan, terdapat banyak saung-saung yang dibangun pada sisi kiri maupun kanan jembatan. Air laut sedang surut saat kami melalui jembatan, air sangat jernih, sehingga dasar laut, biota laut seperti bulu babi, ikan yang berenang bergerombolan terlihat sangat jelas. Sejumlah warga juga tampak sedang mengambil hasil laut pagi itu.

Ada monumen bertuliskan Batu Sori, saung-saung, dan beberapa bangunan di Batu Sori ini, serta tumbuhan liar yang tumbuh subur di sini menggambarkan keasrian lingkungan masih terjaga.

Lokasi: Kelurahan Palabusa, Kecamatan Lealea, Kota Baubau, Provinsi Sulawesi Tenggara.

Istana Malige

 

Istana Malige (Dokumentasi Pribadi)
Istana Malige (Dokumentasi Pribadi)

Istana Malige adalah salah satu peninggalan istana kerajaan Buton, konstruksi rumah panggung ini bertingkat empat yang mana tingkat makin ke atas makin mengecil luasnya, dengan berbagai ornamen pada bangunan (antara lain ornamen nenas pada atap rumah, dan ornamen naga pada belakang nenas), serta terdapat meriam di masing-masing kiri dan kanan depan rumah. Selain warna dasar kayu (coklat), bangunan ini juga dicat putih, dan biru.

Lokasi istana Malige tidak jauh dari pusat kota Baubau, dan dikelilingi pagar berupa bebatuan yang bertumpuk tinggi. Tidak ada tiket masuk ke sini, kendaraan diparkir di pinggir jalan, lalu masuk dan meminta izin pada keturunan sultan yang masih ada di situ untuk berfoto. Ada banyak tanaman bonsai dirangkai berbentuk bagus di taman, dan juga beberapa pohon tropis ditanam di perkarangan istana Malige. Pengunjung hanya dapat melihat struktur bangunan dari luar, dan tidak bisa masuk ke dalam istana tersebut.

Istana Malige dahulu merupakan kediaman Sultan Buton ke-37 Muhammad Hamidi beserta keluarganya. Istana ini dibangun pada tahun 1930-an, terbuat dari kayu jati dan wola dengan konstruksi rumah panggung yang semua pasaknya terbuat dari kayu tanpa menggunakan paku. Bagian atap terdapat ornamen berbentuk nenas dan naga. Nenas melambangkan masyarakat Buton dapat beradaptasi pada lingkungan di mana saja. Nenas memiliki duri yang merupakan senjata yang melambangkan bahwa masyarakat Buton dapat mempertahankan diri dari serangan apapun. Selain itu, buah nenas memiliki buah yang manis walaupun bagian luarnya berduri. Sedangkan naga melambangkan seorang pemimpin harus berani dan berjiwa ksatria dalam pengambilan suatu keputusan (Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017).

Lokasi: Kelurahan Melai, Kecamatan Murhum, Kota Baubau, Provinsi Sulawesi Tenggara

Ekor Naga

Patung Ekor Naga Buton (Dokumentasi Pribadi)
Patung Ekor Naga Buton (Dokumentasi Pribadi)

Sama seperti patung kepala naga, ekor naga ini bersisik warna hijau keemasan. Berlokasi berseberangan dengan kantor Walikota Baubau, jadi kami memarkirkan kendaraan di pinggir jalan, tanpa biaya parkir, lalu berfoto-foto dengan patung ekor naga yang terletak di Bukit Palagimata ini. Dari bukit ini, landasan Bandara Betoambari (Baubau) terlihat jelas.

Berdasarkan penelusuran di internet, jarak antara patung kepala dan ekor naga ini adalah 5 km, yang seakan-akan menunjukkan betapa panjangnya tubuh naga yang ada 5 km terbenam di bawah tanah bumi Wolio ini. Naga merupakan hewan sakti dalam legenda China, yang hanya ada dalam mitologi, bukan merupakan hewan yang ada dalam kenyataan. Adanya ikon patung kepala naga, dan ekor naga di Baubau ini membuktikan adanya kerja sama yang terjalin antara Kesultanan Buton dan Kerajaan China pada zaman masa lalu.

Lokasi: Kelurahan Lipu, Kecamatan Betoambari, Kota Baubau, Sulawesi Tenggara

 

Pantai Nirwana

Bermain rolling doughnut di Pantai Nirwana (Dokumentasi Pribadi)
Bermain rolling doughnut di Pantai Nirwana (Dokumentasi Pribadi)

Pantai Nirwana sungguh ramai pengunjung pada Minggu, 30 Oktober 2022 ini, bahkan parkiran penuh sisa jalan setapak untuk dilalui pejalan kaki. Hampir semua saung juga sudah terisi. Pantai ini berpasir putih dan halus, yang asyik dimainkan anak-anak untuk membangun istana pasir. Pengunjung di sini meliputi penduduk lokal Pulau Buton, maupun dari pulau luar seperti kami.

Di sini, pengunjung dapat bermain water sport, yaitu banana boat dan rolling doughnut. Masing-masing permainan dikenai harga Rp120.000, bisa dinaiki hingga 6 orang, jadi tergantung berapa orang teman anda bermain, semakin banyak orang maka akan semakin rendah biaya per orang. Nahkoda kapal speed boat yang menarik permainan ini cukup profesional, sehingga menambah sensasi keasyikan permainan. Air laut yang sudah pasang, dan ombak yang cukup menantang juga meningkatkan keseruan.

Aktivitas di tengah laut Pantai Nirwana diramaikan dengan banana boat, rolling doughnut, canoeing, berenang dewasa dan anak-anak. Setelah bermain air, kami membersihkan badan di kamar mandi, dengan membeli air bersih seharga Rp2.000/ jeriken 5 L.

Lokasi: Kelurahan Sulaa, Kecamatan Betoambari, Kota Baubau, Sulawesi Tenggara

 

Pantai Lakeba

Tiba di Pantai Lakeba disambut oleh restoran bernuansa oriental modern, dengan meja resepsionis tepat berhadapan dengan pintu masuk, dan sejumlah kelapa muda di samping meja kasir. Aneka makanan oriental disuguhkan di sini.

Pantai Lakeba (Dokumentasi Pribadi)
Pantai Lakeba (Dokumentasi Pribadi)

Selanjutnya, ada jembatan merah yang menjulur panjang ke arah laut. Hamparan pasir membentang memanjang dengan pohon kelapa berjejer di tepi pantai. Saat kami kunjungi, air laut hampir pasang, jadi hanya sedikit pasir putih di pinggir pantai. Air laut jernih bergradasi warna, dasar laut, beberapa flora dan fauna laut terlihat jelas. Pantai Lakeba ini merupakan tempat andalan untuk menikmati keindahan matahari terbenam, namun sayangnya sore itu hujan dan cuaca mendung hingga jam matahari terbenam, jadi tidak berkesempatan melihat pemendaran cahaya senja hari itu. 

Ketika kami sedang duduk santai menyantap makanan dan buah kelapa muda, terdengar bunyi sirine, yang beberapa menit kemudian diikuti dengan lewatnya sebuah pesawat baling-baling yang terbang cukup rendah dan dekat dengan kami, karena ada Bandara Betoambari yang berdekatan di sini.

Lokasi: Kelurahan Katobengke, Kecamatan Betoambari, Kota Baubau, Provinsi Sulawesi Tenggara.

Pantai Kamali

Pantai Kamali saat malam hari (Dokumentasi Pribadi)
Pantai Kamali saat malam hari (Dokumentasi Pribadi)

Sudah dua malam, kami mendengar keramaian di seberang hotel, tetapi karena sudah capek jadi langsung tidur saja. Tadi pagi, saat berfoto di patung kepala naga, Pantai Kamali sedang sepi, karena tidak ada penjual makanan.

Malam ini, setelah makan malam Ikan Parende (salah satu makanan khas Baubau) di sebuah restoran dekat penginapan, kami menelusuri pasar malam di Pantai Kamali. Ada tulisan Pantai Kamali terpampang besar menghadap ke jalan raya. Kondisi malam itu, pengunjung tidak terlalu ramai, tetapi ada musik yang diputar dengan suara sangat kencang oleh pedagang di situ, dan para pedagang sangat ramah untuk menegur setiap kami melewati dagangan mereka, "cari apa, kak?" "Dilihat-lihat dulu, kak."

Lokasi: Kelurahan Wale, Kecamatan Wolio, Kota Baubau, Provinsi Sulawesi Tenggara.

Setelah dua hari puas menjadi model di tempat-tempat indah Pulau Buton, kami kembali lagi ke Kendari dengan kapal pagi, tertulis pada tiket kapal jam 7:00 WITA, tetapi kapal baru berangkat sekitar jam 7:45 WITA. Film yang diputar dalam perjalanan kapal hari ini sama dengan film dua hari yang lalu.

Seperti sebelumnya, kapal singgah di Pulau Raha untuk menaik-turunkan penumpang. Namun, kali ini tampak penumpang melebihi jumlah kursi hingga banyak penumpang yang berdiri bahkan duduk di lantai lorong antara barisan kursi. Siang itu, kami tiba di Kendari sekitar jam 13:19 WITA, dan kapal lekas mematikan mesin sehingga suasana panas dan pengap karena semua pendingin ruangan (AC) dan kipas angin juga mati, padahal penumpang masih ramai sekali mengantri untuk keluar dari kapal.

Bagaimanapun, pengalaman berwisata ke Pulau Buton ini sangat mengesankan, lain kali jalan lagi ke pulau lain ya...

Dalam private trip ini, selain difotokan dengan kamera profesional, kami juga mendokumentasikan dengan kamera smartphone masing-masing, dan setiap hari kami dikirimkan sekitar 30 foto, agar bisa kami publikasi kekinian di media sosial. Selanjutnya, pada 1 November 2022, kami sudah dikirimkan link video kompilasi Trip 2 hari di Pulau Buton. Kemudian, dalam jangka waktu 3 hari, semua foto kami sudah diunggah ke google drive, untuk kami unduh dan unggah ke media sosial masing-masing. Iya, tentunya kami unduh, karena kami diinfokan bahwa data tersebut akan dihapus dari google drive dalam waktu 3 bulan ke depan.

Bila anda juga tertarik untuk mengunjungi Buton dengan private trip seperti ini, anda dapat menghubungi Instagram @privatetripbuton atau kamerawan keren kami @xaverius_endro

Selamat mengeksplorasi Indonesia!!!

Referensi

Darmawan, M Yusran. 2008. Ingatan yang Menikam (Orang Buton Memaknai Tragedi PKI 1969). Tesis. Jawa Barat: Program Studi Pasca Sarjana Antropologi, UI.

Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2017. Istana Malige Buton. Avalaible online at https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailTetap=570 [diakses pada tanggal 14 November 2022].

Catatan:

1. Harga dan kondisi tempat yang dikunjungi adalah sesuai dengan kenyataan pada 28-31 Oktober 2022. Bila anda berkunjung ke Pulau Buton dan ternyata kondisinya sudah berbeda, bagikan juga cerita anda ya...

2. Ini merupakan blog liburan pribadi, bukan merupakan travel review yang profesional. (Doakan semoga kelak menjadi travel blogger berkualitas ya...)

3. Semoga bermanfaat ya!!! Selamat berliburan!!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun