Pengalaman pernah mengunjungi suatu tempat tidak selalu dapat dijadikan pedoman untuk mengunjungi lagi tempat tersebut, setuju? Inilah yang aku alami saat membawa keluarga berliburan ke Johor Bahru, Malaysia akhir tahun 2018 ini.
Sebelumnya, aku sudah pernah sekali mengunjungi kota ini pada Februari 2018, sehingga aku yakin dapat membawa keluarga berliburan dengan lebih nyaman. Tetapi, ternyata tidak demikian. Banyak perubahan terutama dalam hal transportasi yang membuat aku agak kewalahan mencari alternatif. Saat kunjungan sebelumnya, tersedia bus gratis berwarna kuning dari dan ke Puteri Harbour. Tetapi, kini bus gratis (dikenal: Bas Percuma) berwarna putih, dengan adanya perubahan rute.
Rute bus gratis melalui beberapa tempat wisata, seperti Mall of Medini (Legoland Malaysia), dan pada beberapa jadwal juga mampir ke KSL City Mall. Bus tersebut mengakhiri perjalanan di terminal bus Larkin di mana para penumpang dapat meneruskan perjalanan ke berbagai destinasi lanjutan dengan bus lain di terminal ini, ataupun transportasi darat lain menuju ke destinasi lainnya.
Kapal Tanjung Balai Karimun-Puteri Harbour tiba sekitar jam 10 WIB (jam 11 Malaysia), dan kami rencana menginap di Hotel 187 yang letaknya berdekatan dengan KSL City Mall. Setelah mengantri sebentar di imigrasi pelabuhan dan membeli SIM-Card Malaysia (untuk mempermudah akses komunikasi, terutama internet selama berliburan) di sebuah mini market dalam Puteri Harbour, waktu pun sudah menunjukkan pukul 11.30 Malaysia.
Kami bergegas menuju Bas Percuma yang berhenti di depan Puteri Harbour, dan menanyakan apakah melalui KSL City Mall? Ternyata, tidak, dan jadwal bus berikutnya yang melalui KSL City Mall adalah jam 2 Malaysia. Lantas, aku bertanya, "Lebih dekat sini ke KSL atau Larkin ke KSL?" Supir menjawab, "Larkin dekat." "Ok," jawabku pada pak supir, sambil menoleh pada mama dan adikku, "Mami, naik ini."
Memang, perencanaan liburanku kurang maksimal karena tidak mempersiapkan rencana B sebagai alternatif. Di dalam bus, aku baru mulai menggunakan akses internet dari SIM-Card yang baru dibeli untuk merencanakan perjalanan berikutnya, yaitu menggunakan transportasi online. Aku juga coba mengecek biaya transportasi online dari Puteri Harbour menuju Hotel 187, dan Larkin ke Hotel 187. Memang lebih dekat, Puteri Harbour-Hotel 187 seharga RM28, sedangkan Larkin-Hotel 187 seharga RM6. Bus menurunkan penumpang di sebuah halte kecil depan tulisan Larkin Sentral, dan dari situ kami meneruskan perjalanan ke penginapan.
Berikut adalah rute dan jadwal bus gratis (Dapat dilihat pada counter tiket kapal di Puteri Harbour, namun aku baru menyadari ini saat akan pulang, sehingga adanya pengalaman-pengalaman kurang menyenangkan selama liburan ini):
Tiba di Terminal Larkin, kami segera mencari jalur pemberhentian Bas Percuma dalam terminal untuk menanyakan jadwal keberangkatan (karena ini merupakan bus gratis, jadi tidak perlu membeli tiket di loket tiket). Namun, berdasarkan informasi dari seorang petugas, Bas Percuma tidak masuk ke dalam Terminal Larkin ini, melainkan hanya menjemput penumpang di depan sebuah hotel (ia pun tidak dapat menyebutkan nama hotelnya). Kami agak bingung dengan jalan menuju hotel tersebut, karena dari pintu masuk tempat turun transportasi online tadi tidak berseberangan dengan hotel apapun.
Akan tetapi, kami teringat bahwa, saat itu kami juga diturunkan di depan sebuah hotel. Awalnya, kami berpikir bahwa setelah kami diturunkan di pinggir jalan begini, bus akan masuk berparkir dalam terminal untuk menjemput penumpang lagi. Namun, ternyata bukan.
Untung saja, kami bertemu dengan seorang abang ramah yang mengarahkan kami ke sebuah pintu menuju banyak taksi-taksi berparkiran. "Keluar, seberang, tunggu bas kat sana. Sebentar bas datang," kata abang baik hati sambil menunjuk ke palang keluar masuk.
Jadi, lebih tepatnya, kami menunggu Bas Percuma di halte depan Selera Johor. Sambil berharap-harap cemas, jam berapa bus akan datang, akankah kami ketinggalan kapal sehingga perlu menginap satu malam lagi di negara tetangga? Akhirnya, sekitar jam 12.40, kami melihat dari jauh Bas Percuma tersebut datang.
Setelah menurunkan penumpang, kami naik, dan bertanya, "Bus jalan jam berapa, bang?"
"Jam 1.15, barang boleh taruh sini, nanti jam 1.15 saya ke sini lagi," jawab supir.
Jadi, barang bawaan kami ditinggal dalam bus, sedangkan kami tidak diperbolehkan menunggu dalam bus. Mungkin supir memanfaatkan waktu sekitar setengah jam tersebut untuk istirahat siang.
Tepat jam 13.15, bus datang menjemput kami. Total penumpang bus tersebut hanya lima orang, yaitu keluargaku, dan dua abang lainnya yang juga bertujuan ke Tanjung Balai Karimun. Namun, rute yang dilalui Bas Percuma sesuai dengan yang tertera pada jadwal. Jadi, calon penumpang yang sudah mengetahui jadwal dapat menunggu dengan pasti sesuai rute tersebut untuk menuju destinasi yang diinginkan.
Dengan demikian, setelah menyia-nyiakan waktu sekitar 2 jam bertunggu di terminal bus, kami tidak sempat pulang menggunakan kapal jam 2. Tiba di Puteri Harbour sekitar jam 14.20, kami pun menunggu lagi sekitar 2 jam, hingga akhirnya pulang dengan kapal 16.30. Oleh karena itu, liburan ini memberi pelajaran bagiku, yaitu harus memperbarui informasi destinasi liburan yang akan dikunjungi, dan selalu sedia rencana alternatif.
Catatan:
- Harga dan kondisi tempat yang dikunjungi adalah sesuai dengan kenyataan pada 31 Desember 2018 - 2 Januari 2019. Bila anda berkunjung ke Johor Bahru dan ternyata kondisinya sudah berbeda, bagikan juga cerita anda ya...
- Ini merupakan blog liburan pribadi, yang bukan merupakan travel review yang professional (Doakan semoga kelak menjadi travel blogger berkualitas ya...)
- Ulasan liburan seru di Johor Bahru dapat dibaca pada https://www.kompasiana.com
- Semoga bermanfaat ya!!! Selamat berliburan!!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H