Ini Kelenteng ya? Iya... Itu Kelenteng ya? Iya... Wah, banyak ya kelenteng yang identik dengan warna merah di Tanjung Balai Karimun ini.Â
Kelenteng merupakan tempat ibadah umat Konghucu, untuk menyembah dewa-dewi yang dipercaya dapat mengabulkan doa dan membawa berkah.Â
Alkisah, dewa-dewi yang disembah umumnya pernah hidup sebagai manusia, dan memiliki keahlian atau kontribusi bagi warga.
Terus kenapa ada perayaan di Kelenteng ini, tetapi tidak ada di Kelenteng itu ya? Nah, karena dewa-dewi yang disembah dalam tiap kelenteng berbeda, maka hari besar yang dirayakan tiap kelenteng juga berbeda pula.Â
Hari besar yang dirayakan umumnya adalah hari ulang tahun dewa-dewi dalam kelenteng. Tanggal hari besar tersebut adalah berdasarkan kalender lunar. Acara perayaan pun dapat bermacam-macam, dan terkadang dirayakan bukan pada hari H tersebut.
Ini ada cerita perayaan ulang tahun beberapa dewa kelenteng di Tanjung Balai Karimun:
1. Yuan Tian Shang Di, Pulau Gunung Papan
Kelenteng ini terletak di Pulau Gunung Papan yang memerlukan perjalanan kapal laut sekitar 40 menit dari Pulau Karimun. Jadi, ada umat yang memfasilitasi kapal feri agar ratusan umat dari Pulau Karimun dapat menuju Pulau Gunung Papan secara gratis. Setiba di Pulau Gunung Papan, para umat mempersembahkan dupa terlebih dahulu pada dewa.
Perayaan dilakukan dengan acara makan bersama di lapangan depan Kelenteng. Ada sekitar 50 meja bulat yang masing-masing dapat diisi dengan 10 kursi. Umat perlu membayar sejumlah tertentu untuk dapat menikmati makanan satu meja tersebut.Â
Ada yang membayar untuk makan bersama teman-teman atau keluarga, ada juga yang satu meja dibayar secara patungan oleh beberapa orang. Umumnya, makanan yang disajikan adalah makanan non-halal, tetapi ada juga beberapa meja yang disediakan khusus menyajikan makanan halal bagi tamu undangan, seperti warga sekitar, dan pejabat pemerintahan setempat. Sambil menikmati makanan enak, para umat juga dihibur oleh para penyanyi lokal di atas panggung.
2. Ma Zu, Pulau Karimun
Ada sebuah Kelenteng Ma Zu terletak dalam sebuah gang di Jalan Trikora, Kecamatan Karimun Kota dan berdekatan dengan pasar malam.
Setiap bulan tiga tanggal dua puluh tiga adalah ulang tahun Ma Zu. Pada tahun 2018 ini diadakan acara arak-arakan dewa. Berbagai patung dewa-dewi didudukkan di atas tandu yang digotong oleh beberapa umat.Â
Arak-arakan ini dilakukan mengelilingi hampir seluruh Pulau Karimun, agar dewa-dewi dapat melihat kondisi Karimun, mengusir roh-roh jahat, menerima persembahan para umat sehingga memberi berkah bagi semuanya.
Arak-arakan ini diramaikan umat dari berbagai tempat dan berbagai kalangan umur. Arak-arakan diiringi dengan alat musik tradisional Tionghoa, barongsai, dan naga. Kegiatan ini berlangsung sekitar 4 jam, yaitu dari menjelang tengah hari hingga sore. Setelah itu, ada juga kegiatan makan bersama, dengan panggung hiburan.
3. Hua Tuo, Desa Sungai Asam
Sama seperti Kelenteng Yuan Tian Shang Di, di sini juga digelar acara makan bersama di lapangan depan kelenteng, dengan berbagai menu khas orang Tionghoa, dan meja khusus makanan halal bagi tamu undangan. Tetapi, di Arya Diepa ini ada acara pelelangan barang-barang yang sebelumnya sudah diberkati dewa.
Barang-barang yang dilelangkan, seperti makanan, minuman, pajangan, dan lain-lain. Ada harga yang ditetapkan oleh pihak panitia, kemudian para pengunjung dapat menyampaikan harga terhadap barang yang dibidik. Lalu, pembidik dengan harga tertinggi akan mendapatkan barang tersebut, yang dipercaya dapat membawa berkah bagi dirinya dan keluarga. Uang yang akan diperuntukkan untuk biaya operasional kelenteng ini dapat dilunaskan tunai hari tersebut, maupun pada ulang tahun dewa tahun depan.
Acara perayaan hari ulang tahun dewa mungkin sudah sering di China, tetapi ternyata ini juga dirayakan turun-temurun oleh kaum Tionghoa perantau dari China hingga anak cucu yang lahir dan tumbuh sebagai pribumi Indonesia. Dengan demikian, mewarnai keberagaman budaya di Indonesia, dan menjadi tujuan wisata berbagai pihak yang ingin melihat kebudayaan ini pula.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H